Sekutu AS Ramai-ramai Menentang Pengiriman Bom Cluster ke Ukraina

Minggu, 09 Juli 2023 - 07:43 WIB
loading...
Sekutu AS Ramai-ramai...
Sekutu AS ramai-ramai menentang pengiriman bom cluster ke Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Sejumlah sekutu Amerika Serikat (AS) telah menyatakan kegelisahannya dengan keputusan Washington untuk memasok Ukraina dengan bom cluster.

Pada hari Jumat, AS mengonfirmasi pengiriman senjata kontroversial itu ke Ukraina, dengan Presiden Joe Biden menyebutnya sebagai "keputusan yang sangat sulit".

Sebagai tanggapan, Inggris, Kanada, dan Spanyol semuanya mengatakan mereka menentang penggunaan senjata tersebut.

Bom cluster telah dilarang oleh lebih dari 100 negara karena bahaya yang ditimbulkannya bagi warga sipil.

Bom tersebut biasanya melepaskan banyak bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas.

Amunisi tersebut juga menimbulkan kontroversi atas tingkat kegagalan - atau kesia-siaannya. Bom yang tidak meledak dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun dan kemudian meledak tanpa pandang bulu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Jumat, Biden mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan sekutu tentang keputusan tersebut, yang merupakan bagian dari paket bantuan militer senilai USD800 juta.

Presiden AS itu mengatakan bahwa dia membutuhkan beberapa saat untuk diyakinkan untuk melakukannya, tetapi dia telah bertindak karena orang-orang Ukraina kehabisan amunisi.

Dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa bom cluster Amerika yang dikirim ke Ukraina jauh menemui kegagalan daripada yang telah digunakan oleh Rusia dalam konflik tersebut.

Keputusan tersebut dengan cepat dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, dengan Amnesty International mengatakan munisi tandan menimbulkan ancaman besar bagi kehidupan sipil, bahkan lama setelah konflik berakhir.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
Kanada Ingin Gabung...
Kanada Ingin Gabung Uni Eropa, Balas Dendam terhadap Trump?
Iran Siap Buat Program...
Iran Siap Buat Program Nuklirnya Lebih Transparan dengan Imbalan Pencabutan Sanksi
Trump Ingin Berunding...
Trump Ingin Berunding Langsung dengan Presiden China Xi Jinping
3 Fakta Kabar Perceraian...
3 Fakta Kabar Perceraian Barack Obama dan Michelle yang Mengejutkan, Benarkah Pisah?
Sentil China, Jenderal...
Sentil China, Jenderal AS Nyatakan Siap Melawan Agresi Asia
Ngeri! China Ledakkan...
Ngeri! China Ledakkan Bom Hidrogen Non Nuklir Pertama di Dunia
Trump Akhirnya Bilang...
Trump Akhirnya Bilang Akan Turunkan Tarif untuk China, Menyerah?
Rekomendasi
Sinopsis Sinetron Kasih...
Sinopsis Sinetron Kasih Jannah Eps 49: Dibohongi Nabila, Andra Murka, Jannah Kabur dari Rumah
Tips Dapetin Cherry...
Tips Dapetin Cherry Cola Lips Pakai 2 Produk
Its Family Time! yang...
It's Family Time! yang Pasti Chef Approved Aja Nggak Sih? Jelajahi Makanan Viral dan Unik di Rating 5 GTV!
Berita Terkini
Paus Fransiskus Bukanlah...
Paus Fransiskus Bukanlah Nama Asli, Ini Nama Aslinya
39 menit yang lalu
70 Eks Tentara Wanita...
70 Eks Tentara Wanita Israel Desak Pemerintahan Netanyahu Bebaskan Tawanan Gaza
1 jam yang lalu
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
2 jam yang lalu
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
3 jam yang lalu
Putin akan Gelar Pertemuan...
Putin akan Gelar Pertemuan Puncak Khusus Rusia-Arab Tahun Ini
4 jam yang lalu
Bos Intel Israel: Netanyahu...
Bos Intel Israel: Netanyahu Perintahkan Dinas Keamanan Memata-matai Demonstran
5 jam yang lalu
Infografis
Melawan Donald Trump,...
Melawan Donald Trump, 7 Kampus Elite AS Kehilangan Dana Miliaran Dolar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved