Ternyata, Tentara Bayaran Wagner Belum Berada di Barak Belarusia
loading...
A
A
A
MINSK - Belum ada seorang pun dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang mengunjungi kamp militer bekas yang ditawarkan oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk digunakan kelompok itu. Hal itu diungkapkan penasihat Menteri Pertahanan Belarusia.
Di bawah ketentuan perjanjian yang ditengahi oleh Lukashenko untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata oleh Wagner bulan lalu, pemimpinnya Yevgeny Prigozhin seharusnya pindah ke Belarusia bersama para tentaranya yang tidak ingin mendaftar ke Kementerian Pertahanan Rusia.
Tapi tampaknya kenyataan tidak sesuai dengan kesepatan ketersebut.
Ditanya apakah Wagner datang untuk melihat situs tersebut, penasihatnya, Leonid Kasinsky, mengatakan pada hari Jumat, "Mereka tidak datang, mereka tidak melihat," seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (7/72023).
Kasinsky mengatakan sekitar 300 tenda di kamp telah disiapkan untuk latihan dan tidak terhubung ke Wagner.
Sebelumnya pada hari Kamis kemarin, Lukashenko mengatakan bahwa Prigozhin berada di Rusia, dan pertanyaan tentang relokasi ribuan pejuangnya belum diselesaikan.
Dia mengatakan para tentara Wagner masih berada di kamp permanen di mana mereka telah ditempatkan sejak mereka meninggalkan garis depan, dan ia berharap untuk membahas masalah tersebut melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lukashenko mengatakan Belarusia telah menawarkan Wagner bekas markas militer era Soviet di dekat Tsel, tetapi menambahkan bahwa Wagner memiliki visi yang berbeda untuk penempatan, yang dia tolak untuk menjelaskannya.
Kremlin mengatakan tidak melacak pergerakan Prigozhin, tetapi media yang didukung negara telah berbalik lebih tajam melawan kepala tentara bayaran dalam beberapa hari terakhir.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, analis pertahanan dan militer Rusia Pavel Felgenhauer menyebut situasi antara Rusia dan Wagner, yang telah membingungkan para analis perang, sebagai gencatan senjata.
Ia mengatakan bahwa Kremlin belum siap untuk mengambil pasukan tentara bayaran.
Pemberontakan Wagner bulan lalu membuat hubungan tentara bayaran teratas dengan pemimpin Rusia dipertanyakan dan, sepertinya, dia diasingkan.
Ketegangan memuncak setelah Prigozhin mengamuk selama berbulan-bulan terhadap petinggi Rusia dengan kecaman kotor, menuduh mereka tidak kompeten dalam upaya perang mereka di Ukraina. Dia menggambarkan para pejuang Wagnernya memimpin di medan perang, sebelum berbaris menuju Moskow.
Di bawah ketentuan perjanjian yang ditengahi oleh Lukashenko untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata oleh Wagner bulan lalu, pemimpinnya Yevgeny Prigozhin seharusnya pindah ke Belarusia bersama para tentaranya yang tidak ingin mendaftar ke Kementerian Pertahanan Rusia.
Tapi tampaknya kenyataan tidak sesuai dengan kesepatan ketersebut.
Ditanya apakah Wagner datang untuk melihat situs tersebut, penasihatnya, Leonid Kasinsky, mengatakan pada hari Jumat, "Mereka tidak datang, mereka tidak melihat," seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (7/72023).
Kasinsky mengatakan sekitar 300 tenda di kamp telah disiapkan untuk latihan dan tidak terhubung ke Wagner.
Sebelumnya pada hari Kamis kemarin, Lukashenko mengatakan bahwa Prigozhin berada di Rusia, dan pertanyaan tentang relokasi ribuan pejuangnya belum diselesaikan.
Dia mengatakan para tentara Wagner masih berada di kamp permanen di mana mereka telah ditempatkan sejak mereka meninggalkan garis depan, dan ia berharap untuk membahas masalah tersebut melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lukashenko mengatakan Belarusia telah menawarkan Wagner bekas markas militer era Soviet di dekat Tsel, tetapi menambahkan bahwa Wagner memiliki visi yang berbeda untuk penempatan, yang dia tolak untuk menjelaskannya.
Kremlin mengatakan tidak melacak pergerakan Prigozhin, tetapi media yang didukung negara telah berbalik lebih tajam melawan kepala tentara bayaran dalam beberapa hari terakhir.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, analis pertahanan dan militer Rusia Pavel Felgenhauer menyebut situasi antara Rusia dan Wagner, yang telah membingungkan para analis perang, sebagai gencatan senjata.
Ia mengatakan bahwa Kremlin belum siap untuk mengambil pasukan tentara bayaran.
Pemberontakan Wagner bulan lalu membuat hubungan tentara bayaran teratas dengan pemimpin Rusia dipertanyakan dan, sepertinya, dia diasingkan.
Ketegangan memuncak setelah Prigozhin mengamuk selama berbulan-bulan terhadap petinggi Rusia dengan kecaman kotor, menuduh mereka tidak kompeten dalam upaya perang mereka di Ukraina. Dia menggambarkan para pejuang Wagnernya memimpin di medan perang, sebelum berbaris menuju Moskow.
(ian)