5 Alasan Mengapa SCO Jadi Andalan Presiden Putin, Nomor 3 Bisa Jadi Pesaing NATO dan Uni Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organisation atau Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) yang dilaksanakan secara virtual. Itu menjadi penampilan pertamanya di sebuah acara internasional sejak kepala Wagner Yevgeny Prigozhin melakukan pemberontakan singkat pada bulan Juni.
Putin bergabung dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya menjadi tuan rumah acara tersebut, Presiden China Xi Jinping, serta para pemimpin dan perwakilan dari beberapa negara Asia Tengah, termasuk Pakistan dan Kazakhstan, pada Selasa (4/7/2023).
Forum tersebut berfokus pada kerja sama keamanan dan ekonomi, memerangi terorisme dan perdagangan narkoba, mengatasi perubahan iklim dan situasi di Afghanistan.
“SCO telah muncul sebagai platform signifikan untuk perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan di seluruh kawasan Asia,” kata Modi di KTT tersebut, dilansir Al Jazeera.
Namun, signifikansi politik dari KTT tersebut, di tengah peristiwa baru-baru ini di Rusia dan perang di Ukraina, berjalan jauh lebih dalam untuk pengelompokan yang mewakili jaringan aliansi dan persaingan yang kompleks.
Foto/Reuters
SCO secara geografis dan ekonomi signifikan karena negara-negara anggotanya menyumbang sekitar 30 persen dari PDB global, dan merupakan rumah bagi sekitar 40 persen populasi dunia.
India, Kazakhstan, Cina, Kyrgyzstan, Rusia, Pakistan, Tajikistan, dan Uzbekistan adalah anggota penuh. Kelompok tersebut memasukkan Iran sebagai anggota kesembilan. Afghanistan, Belarus, dan Mongolia memiliki status pengamat dengan SCO, sementara enam negara — Azerbaijan, Armenia, Kamboja, Nepal, Turki, dan Sri Lanka — memiliki status mitra dialog.
Foto/Reuters
SCO bukanlah aliansi "anti-NATO", seperti yang kadang-kadang dilabeli oleh para kritikus. Ini bukan blok ekonomi (seperti Uni Eropa) atau aliansi militer (seperti NATO), meskipun anggotanya telah melakukan latihan militer bersama.
Jadi apa itu? SCO merupakan organisasi antar pemerintah regional yang menawarkan kesempatan kepada negara-negara Eurasia yang percaya pada dunia multipolar untuk menyeimbangkan kepentingan mereka di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Putin bergabung dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya menjadi tuan rumah acara tersebut, Presiden China Xi Jinping, serta para pemimpin dan perwakilan dari beberapa negara Asia Tengah, termasuk Pakistan dan Kazakhstan, pada Selasa (4/7/2023).
Forum tersebut berfokus pada kerja sama keamanan dan ekonomi, memerangi terorisme dan perdagangan narkoba, mengatasi perubahan iklim dan situasi di Afghanistan.
“SCO telah muncul sebagai platform signifikan untuk perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan di seluruh kawasan Asia,” kata Modi di KTT tersebut, dilansir Al Jazeera.
Namun, signifikansi politik dari KTT tersebut, di tengah peristiwa baru-baru ini di Rusia dan perang di Ukraina, berjalan jauh lebih dalam untuk pengelompokan yang mewakili jaringan aliansi dan persaingan yang kompleks.
Berikut adalah 5 alasan kenapa SCO menjadiandalan bagi Presiden Putin.
1. 30% PDB Global dan 40% Populasi Dunia
Foto/Reuters
SCO secara geografis dan ekonomi signifikan karena negara-negara anggotanya menyumbang sekitar 30 persen dari PDB global, dan merupakan rumah bagi sekitar 40 persen populasi dunia.
India, Kazakhstan, Cina, Kyrgyzstan, Rusia, Pakistan, Tajikistan, dan Uzbekistan adalah anggota penuh. Kelompok tersebut memasukkan Iran sebagai anggota kesembilan. Afghanistan, Belarus, dan Mongolia memiliki status pengamat dengan SCO, sementara enam negara — Azerbaijan, Armenia, Kamboja, Nepal, Turki, dan Sri Lanka — memiliki status mitra dialog.
2. Awalnya Bukan Blok Ekonomi, Bukan Anti-NATO
Foto/Reuters
SCO bukanlah aliansi "anti-NATO", seperti yang kadang-kadang dilabeli oleh para kritikus. Ini bukan blok ekonomi (seperti Uni Eropa) atau aliansi militer (seperti NATO), meskipun anggotanya telah melakukan latihan militer bersama.
Jadi apa itu? SCO merupakan organisasi antar pemerintah regional yang menawarkan kesempatan kepada negara-negara Eurasia yang percaya pada dunia multipolar untuk menyeimbangkan kepentingan mereka di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global.