Punya Anak, Perusahaan China Akan Bayar Karyawannya Rp2 Triliun

Sabtu, 01 Juli 2023 - 13:16 WIB
loading...
A A A
“Saya selalu menyarankan agar pemerintah memberikan uang kepada keluarga dengan anak-anak … untuk mengurangi biaya membesarkan anak keluarga dan membantu lebih banyak anak muda memenuhi keinginan mereka untuk memiliki banyak anak,” kata Liang dalam pernyataan itu.

“Perusahaan juga dapat berperan dalam kemampuan mereka sendiri untuk membangun lingkungan reproduksi yang menguntungkan,” tambahnya.

Ada contoh perusahaan lain yang memiliki kebijakan serupa. Beijing Dabeinong Technology, sebuah perusahaan pertanian, mengatakan tahun lalu akan memberikan bonus tunai 90.000 yuan (Rp186,6 juta) kepada karyawan jika mereka memiliki anak ketiga, menurut media pemerintah, termasuk China Securities Journal.



"Melahirkan anak pertama atau kedua akan menghasilkan pembayaran masing-masing 30.000 yuan (Rp62,2 juta) dan 60.000 yuan (Rp124,4 juta)," kata laporan itu.

Bulan lalu, QiaoYin City Management, sebuah perusahaan layanan sanitasi perkotaan, mengumumkan akan menawarkan bonus 100.000 yuan (Rp207 juta) kepada karyawan yang melahirkan anak ketiga. Langkah itu bertujuan untuk mengurangi beban keuangan keluarga karyawan muda dan menanggapi seruan pemerintah untuk mendorong kelahiran, kata perusahaan itu.

Tingkat kelahiran yang menurun bukan satu-satunya kekhawatiran bagi Beijing. Lebih sedikit orang di China juga menikah, yang bisa menambah masalah.

Sekitar 6,83 juta pasangan menikah pada 2022, menurut data yang dirilis Kementerian Urusan Sipil China awal bulan ini. Jumlah itu turun sekitar 10,5% dari 7,63 juta pernikahan yang terdaftar pada tahun 2021 dan merupakan angka terendah sejak kementerian mulai menerbitkan data pada tahun 1986.

Pembuat kebijakan selanjutnya melonggarkan batasan kelahiran pada tahun 2021, mengizinkan tiga anak, dan meningkatkan upaya untuk mendorong keluarga yang lebih besar, termasuk melalui rencana yang dirilis tahun lalu untuk memperkuat cuti hamil, dan menawarkan potongan pajak dan tunjangan lain kepada keluarga.

Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil di tengah perubahan norma gender, tingginya biaya hidup dan pendidikan, serta ketidakpastian ekonomi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1491 seconds (0.1#10.140)