3 Pemicu Kerusuhan di Prancis, Nomor 3 Ketimpangan Ekonomi dan Sosial yang Lebar
loading...
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis telah memberlakukan jam malam setelah kerusuhan massal yang melanda Paris selama tiga hari terakhir. Itu menunjukkan wajah Paris yang sebenarnya bahwa kekerasan menjadi hal yang biasa.
Aksi kerusuhan terjadi karena konfrontasi antara pengunjuk rasa dan polisi di pinggiran Paris, Nanterre. Pemerintah Prancis sudah meminta warganya untuk tetap berada di rumah dan menunda perjalanan yang tidak mendesak.
Berikut adalah 3 hal yang memicu kerusuhan di Paris.
Foto/Reuters
Pada Selasa (27/6/2023) muncul laporan tentang penembakan polisi di Nanterre - lebih dari empat mil barat laut Paris.
Cuplikan video, yang kemudian beredar luas secara online, menunjukkan dua petugas polisi bersenjata menghentikan sebuah mobil berwarna kuning.
Mereka bersandar ke jendela pengemudi dengan senjata mereka sebelum kendaraan itu menjauh dan salah satu petugas menembak ke arahnya. Klip terpisah menunjukkan mobil menabrak tiang di dekatnya.
Kantor kejaksaan Nanterre mengonfirmasi bahwa korban adalah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, bernama Nahel M.
Dia meninggal di tempat kejadian dan petugas yang terlibat ditahan karena dicurigai melakukan pembunuhan tak disengaja.
Ibunya Nahel muncul dalam sebuah video di Instagram bersama seorang aktivis kebrutalan anti-polisi, mengatakan: "Saya telah kehilangan seorang anak berusia 17 tahun. Mereka mengambil anak kesayangan saya. Dia masih anak-anak. Dia membutuhkan ibunya."
Akibatnya, orang-orang turun ke jalan Nanterre untuk memprotes, membakar mobil dan melempar batu serta kembang api ke arah polisi - yang ditanggapi dengan gas air mata.
Bangunan, termasuk sekolah, balai kota, dan markas besar Olimpiade Paris 2024 di dekat Seine-Saint-Denis, juga dibakar.
Aksi kerusuhan terjadi karena konfrontasi antara pengunjuk rasa dan polisi di pinggiran Paris, Nanterre. Pemerintah Prancis sudah meminta warganya untuk tetap berada di rumah dan menunda perjalanan yang tidak mendesak.
Berikut adalah 3 hal yang memicu kerusuhan di Paris.
1. Penembakan Remaja Keturunan Migran oleh Polisi
Foto/Reuters
Pada Selasa (27/6/2023) muncul laporan tentang penembakan polisi di Nanterre - lebih dari empat mil barat laut Paris.
Cuplikan video, yang kemudian beredar luas secara online, menunjukkan dua petugas polisi bersenjata menghentikan sebuah mobil berwarna kuning.
Mereka bersandar ke jendela pengemudi dengan senjata mereka sebelum kendaraan itu menjauh dan salah satu petugas menembak ke arahnya. Klip terpisah menunjukkan mobil menabrak tiang di dekatnya.
Kantor kejaksaan Nanterre mengonfirmasi bahwa korban adalah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, bernama Nahel M.
Dia meninggal di tempat kejadian dan petugas yang terlibat ditahan karena dicurigai melakukan pembunuhan tak disengaja.
Ibunya Nahel muncul dalam sebuah video di Instagram bersama seorang aktivis kebrutalan anti-polisi, mengatakan: "Saya telah kehilangan seorang anak berusia 17 tahun. Mereka mengambil anak kesayangan saya. Dia masih anak-anak. Dia membutuhkan ibunya."
Akibatnya, orang-orang turun ke jalan Nanterre untuk memprotes, membakar mobil dan melempar batu serta kembang api ke arah polisi - yang ditanggapi dengan gas air mata.
Bangunan, termasuk sekolah, balai kota, dan markas besar Olimpiade Paris 2024 di dekat Seine-Saint-Denis, juga dibakar.