Protes Pembakaran Alquran, Demonstran Serbu Kedutaan Swedia di Bagdad

Kamis, 29 Juni 2023 - 23:18 WIB
loading...
Protes Pembakaran Alquran,...
Para demonstran menggelar aksi di kedutaan Swedia di Baghdada memprotes insiden pembakaran Alquran. REUTERS/Ahmed Saad
A A A
BAGHDAD - Puluhan orang menyerbu kompleks kedutaan Swedia di ibukota Irak, Bagdad, setelah Alquran dibakar saat demonstrasi di Swedia.

Salwan Momika, dikatakan sebagai warga Irak yang tinggal di Swedia, membakar salinan kitab suci Islam di luar masjid pusat Stockholm pada hari Rabu (28/6/2023).

Pembakaran Alquran dikutuk oleh banyak negara mayoritas Muslim.

Massa berkumpul di luar kedutaan di Baghdad pada hari Kamis setelah seorang ulama yang berpengaruh menyerukan protes "marah".

BBC melaporkan kerumunan massa memasuki gedung sebentar dan tetap di dalam selama sekitar 15 menit sebelum pergi ketika pasukan keamanan setempat dikerahkan.

Sedangkan Reuters melaporkan, beberapa pengunjuk rasa membakar bendera berwarna pelangi yang mewakili komunitas LGBT dan meneriakkan "ya, ya untuk Alquran."

Para pengunjuk rasa berkumpul di Baghdad tak lama setelah ulama populis Syiah Muqtada Sadr menyerukan demonstrasi di luar kedutaan Swedia di Baghdad, mengusir duta besar Swedia dan membakar bendera LGBT, di antara tuntutan lainnya.

Muslim menganggap Alquran sebagai kitab suci Tuhan dan melihat kerusakan yang disengaja atau menunjukkan rasa tidak hormat terhadapnya sebagai sangat ofensif.

Pembakaran Alquran pada hari Rabu terjadi saat umat Islam di seluruh dunia merayakan hari pertama Idul Adha, salah satu hari raya terpenting dalam kalender Islam.

Polisi Swedia telah memberikan izin kepada Momika untuk melakukan protes, sesuai dengan undang-undang kebebasan berbicara. Namun kemudian polisi mengatakan insiden itu sedang diselidiki karena menghasut kebencian.

Insiden itu juga memicu kemarahan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya termasuk Turki - anggota NATO yang memiliki hak suara apakah Swedia juga mendapatkan keanggotaan.



Turki - yang juga marah dengan protes pembakaran Alquran awal tahun ini - mengatakan "tidak dapat diterima" untuk membiarkan "tindakan anti-Islam" semacam itu terjadi "dengan dalih kebebasan berekspresi".

Presiden Recep Tayyip Erdogan berkata: "Kami pada akhirnya akan mengajari orang Barat yang arogan bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir."

Negara-negara Timur Tengah termasuk Irak, Iran, Arab Saudi dan Mesir mengecam keras pembakaran tersebut.

Maroko dan Yordania telah menarik duta besar mereka untuk Stockholm, dan Maroko juga telah memanggil kuasa usaha Swedia di Rabat.

Irak mengatakan insiden itu adalah "cerminan dari semangat agresif penuh kebencian yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi."

Iran menggemakan kritik Irak, menyebut tindakan membakar Alquran "provokatif" dan "tidak dapat diterima", sementara Mesir menggambarkannya sebagai tindakan "memalukan" yang sangat provokatif saat umat Islam memperingati Idul Adha.

Arab Saudi - tujuan sekitar 1,8 juta jemaah haji tahunan minggu ini - mengatakan "tindakan kebencian dan berulang ini tidak dapat diterima dengan pembenaran apa pun."

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan pembakaran Alquran itu "legal tapi tidak pantas".



Rencana untuk membakar salinan Alquran telah memicu kerusuhan di Swedia dalam beberapa bulan terakhir.

Polisi telah menolak permohonan protes serupa baru-baru ini, tetapi pengadilan kemudian memutuskan bahwa permohonan tersebut harus diizinkan atas dasar kebebasan berekspresi.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)