Malaysia Siap Evakuasi Warganya dari Rusia Jika Situasi Memburuk
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia siap memulangkan 755 warganya dari Rusia jika keselamatan mereka terganggu. Hal itu diungkapkan Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi, Senin (26/6/2023).
“Pemerintah melalui Wisma Putra (Kementerian Luar Negeri) telah membuat pengaturan untuk memulangkan warga negara Malaysia dari negara itu kapan saja, jika perlu,” katanya dikutip oleh Bernama saat konferensi pers setelah membuka National Academy Associates (FBINAA) Asia Pacific Chapter Conference.
Menurut Ahmad Zahid, pemerintah terus memantau perkembangan ketegangan di Rusia, khususnya di Moskow. Ketegangan muncul sebagai imbas pemberontakan yang dilakukan kelompok tentara bayara Wagner.
“Menteri Luar Negeri Dr Zambry Abdul Kadir juga telah memberikan pengarahan kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan saya sendiri, jadi kami memantau situasi di sana,” katanya.
Dalam imbauan yang dikeluarkan pada Sabtu (24/6/2023), Kedutaan Besar Malaysia di Rusia mengimbau semua warga Malaysia, khususnya pelajar di Moskow, Saint Petersburg, dan Volgograd untuk tetap waspada dan tenang, membatasi pergerakan di luar ruangan, serta menghindari area keramaian.
Warga Malaysia yang berada di Rusia juga disarankan untuk membawa dokumen pribadi seperti paspor mereka setiap saat dan untuk memastikan bahwa dokumen perjalanan itu valid dan mudah diakses.
Sementara itu, disarankan warga Malaysia yang berencana bepergian ke Rusia untuk tujuan yang tidak penting agar tidak melakukannya sampai situasinya membaik. Kedutaan Malaysia di Rusia melakukan kontak dekat dengan 755 warga Malaysia yang terdaftar.
Menurut Bernama, dilaporkan bahwa Rusia, pada hari Sabtu, telah mendeklarasikan rezim operasi anti-teroris di Moskow dan wilayah Moskow setelah kepala kelompok tentara bayaran Wagner yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Prigozhin pernah menjadi sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemberontakan singkat terhenti setelah komandan tentara bayaran yang memberontak tiba-tiba mencapai kesepakatan dengan Kremlin untuk pergi ke pengasingan.
Di bawah kesepakatan yang diumumkan Sabtu oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Prigozhin akan pergi ke negara tetangga Belarusia, yang telah mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Tuduhan terhadapnya karena melakukan pemberontakan bersenjata akan dibatalkan.
“Pemerintah melalui Wisma Putra (Kementerian Luar Negeri) telah membuat pengaturan untuk memulangkan warga negara Malaysia dari negara itu kapan saja, jika perlu,” katanya dikutip oleh Bernama saat konferensi pers setelah membuka National Academy Associates (FBINAA) Asia Pacific Chapter Conference.
Menurut Ahmad Zahid, pemerintah terus memantau perkembangan ketegangan di Rusia, khususnya di Moskow. Ketegangan muncul sebagai imbas pemberontakan yang dilakukan kelompok tentara bayara Wagner.
“Menteri Luar Negeri Dr Zambry Abdul Kadir juga telah memberikan pengarahan kepada Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan saya sendiri, jadi kami memantau situasi di sana,” katanya.
Dalam imbauan yang dikeluarkan pada Sabtu (24/6/2023), Kedutaan Besar Malaysia di Rusia mengimbau semua warga Malaysia, khususnya pelajar di Moskow, Saint Petersburg, dan Volgograd untuk tetap waspada dan tenang, membatasi pergerakan di luar ruangan, serta menghindari area keramaian.
Warga Malaysia yang berada di Rusia juga disarankan untuk membawa dokumen pribadi seperti paspor mereka setiap saat dan untuk memastikan bahwa dokumen perjalanan itu valid dan mudah diakses.
Sementara itu, disarankan warga Malaysia yang berencana bepergian ke Rusia untuk tujuan yang tidak penting agar tidak melakukannya sampai situasinya membaik. Kedutaan Malaysia di Rusia melakukan kontak dekat dengan 755 warga Malaysia yang terdaftar.
Menurut Bernama, dilaporkan bahwa Rusia, pada hari Sabtu, telah mendeklarasikan rezim operasi anti-teroris di Moskow dan wilayah Moskow setelah kepala kelompok tentara bayaran Wagner yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Prigozhin pernah menjadi sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemberontakan singkat terhenti setelah komandan tentara bayaran yang memberontak tiba-tiba mencapai kesepakatan dengan Kremlin untuk pergi ke pengasingan.
Di bawah kesepakatan yang diumumkan Sabtu oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Prigozhin akan pergi ke negara tetangga Belarusia, yang telah mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Tuduhan terhadapnya karena melakukan pemberontakan bersenjata akan dibatalkan.
(esn)