Rusia Tak Sudi Beri Tahu AS Jumlah Bom Nuklir yang Dikerahkan di Belarusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia tidak akan memberitahu Amerika Serikat (AS) tentang jumlah bom nuklir yang dikerahkan di Belarusia. Moskow juga tidak akan memberitahu tentang uji coba torpedo Poseidonnya.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov pada hari Jumat.
Moskow dan Minsk mengatakan Belarusia telah mulai menerima senjata nuklir taktis atau jarak pendek Rusia yang secara terbuka dijanjikan oleh Presiden Vladimir Putin untuk ditempatkan di sana.
Pengerahan senjata pemusnah massal itu dilakukan karena ketegangan dengan Barat meningkat atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Saya sangat meragukan bahwa topik ini akan menjadi bahan diskusi atau pengungkapan publik di pihak kami,” kata Ryabkov, seperti dikutip kantor berita Interfax, Sabtu (24/6/2023).
“Selama beberapa dekade Amerika Serikat telah menyimpan senjata nuklir taktisnya di wilayah sejumlah negara Eropa, dan tidak pernah memberikan angka pasti," ujarnya.
Senjata jarak pendek tidak termasuk dalam ketentuan New START Treaty, perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir yang tersisa, yang membatasi persenjataan nuklir strategis kedua negara tersebut.
Putin telah menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian itu, meskipun kedua belah pihak telah berjanji untuk terus menghormati batasannya.
Juga tidak ada perjanjian atau mekanisme verifikasi yang mencakup torpedo otonom berkemampuan nuklir dan bertenaga nuklir seperti Poseidon, dan Ryabkov mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk memberi tahu Amerika Serikat tentang pengujian sistem tersebut.
Pejabat AS dan Rusia menggambarkan Poseidon sebagai kategori baru senjata pembalasan, semacam persilangan antara torpedo dan drone bawah air, yang mampu memicu gelombang laut radioaktif untuk menyerang kelompok pertempuran laut atau membuat kota-kota pesisir tidak dapat dihuni.
Media-media Barat menggambarkan torpedo Poseidon bisa memicu tsunami radiaktif di negara-negara musuh Rusia.
Kantor berita TASS melaporkan pada bulan Januari, mengutip sumber pertahanan tak dikenal, bahwa Rusia telah memproduksi set pertama torpedo Poseidon untuk ditempatkan di kapal selam bertenaga nuklir Belgorod.
Pada bulan April, TASS melaporkan bahwa Rusia berencana membentuk divisi kapal selam tujuan khusus yang akan membawa torpedo Poseidon sebagai bagian dari Armada Pasifik pada akhir tahun 2024 atau paruh pertama tahun 2025.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov pada hari Jumat.
Moskow dan Minsk mengatakan Belarusia telah mulai menerima senjata nuklir taktis atau jarak pendek Rusia yang secara terbuka dijanjikan oleh Presiden Vladimir Putin untuk ditempatkan di sana.
Pengerahan senjata pemusnah massal itu dilakukan karena ketegangan dengan Barat meningkat atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Saya sangat meragukan bahwa topik ini akan menjadi bahan diskusi atau pengungkapan publik di pihak kami,” kata Ryabkov, seperti dikutip kantor berita Interfax, Sabtu (24/6/2023).
“Selama beberapa dekade Amerika Serikat telah menyimpan senjata nuklir taktisnya di wilayah sejumlah negara Eropa, dan tidak pernah memberikan angka pasti," ujarnya.
Senjata jarak pendek tidak termasuk dalam ketentuan New START Treaty, perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir yang tersisa, yang membatasi persenjataan nuklir strategis kedua negara tersebut.
Putin telah menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian itu, meskipun kedua belah pihak telah berjanji untuk terus menghormati batasannya.
Juga tidak ada perjanjian atau mekanisme verifikasi yang mencakup torpedo otonom berkemampuan nuklir dan bertenaga nuklir seperti Poseidon, dan Ryabkov mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk memberi tahu Amerika Serikat tentang pengujian sistem tersebut.
Pejabat AS dan Rusia menggambarkan Poseidon sebagai kategori baru senjata pembalasan, semacam persilangan antara torpedo dan drone bawah air, yang mampu memicu gelombang laut radioaktif untuk menyerang kelompok pertempuran laut atau membuat kota-kota pesisir tidak dapat dihuni.
Media-media Barat menggambarkan torpedo Poseidon bisa memicu tsunami radiaktif di negara-negara musuh Rusia.
Kantor berita TASS melaporkan pada bulan Januari, mengutip sumber pertahanan tak dikenal, bahwa Rusia telah memproduksi set pertama torpedo Poseidon untuk ditempatkan di kapal selam bertenaga nuklir Belgorod.
Pada bulan April, TASS melaporkan bahwa Rusia berencana membentuk divisi kapal selam tujuan khusus yang akan membawa torpedo Poseidon sebagai bagian dari Armada Pasifik pada akhir tahun 2024 atau paruh pertama tahun 2025.
(mas)