Rusia di Ambang Kekacauan, Ukraina: Kami Sedang Menonton
loading...
A
A
A
MOSKOW - Situasi di Rusia di ambang kekacauan setelah kepala tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin mendeklarasikan pemberontakan terhadap militer Moskow. Ukraina mengonfirmasi sedang memantau situasi tersebut.
Kantor berita AFP, pada Sabtu (24/6/2023), melaporkan bahwa Gedung Putih juga sedang memantau situasi Rusia terkait pemberontakan yang dikobarkan bos Wagner Group.
"Kami sedang menonton," kata Kementerian Pertahanan Ukraina via Twitter.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina mengambil keuntungan dari provokasi Prigozhin dengan mempersiapkan serangan di kota Bakhmut.
“Mengambil keuntungan dari provokasi Prigozhin untuk mengacaukan situasi, rezim Kyiv memusatkan unit Brigade Marinir ke-35 dan Brigade Mekanik ke-36 AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina) di arah taktis Bakhmut di garis awal untuk tindakan ofensif,” kata kementerian tersebut.
Krisis di Rusia dimulai setelah Prigozhin menuduh militer Rusia melakukan serangan rudal berdarah yang diduga menewaskan banyak pasukannya di wilayah Ukraina yang diduduki.
Prigozhin menyebut militer Rusia "jahat" dan berjanji untuk "berbaris demi keadilan".
Dia juga mengecam salah urus yang meluas di Kementerian Pertahanan Rusia, dan menyerukan agar para pemimpin militer digulingkan.
“Kejahatan yang dibawa oleh kepemimpinan militer negara harus dihentikan,” kata Prigozhin, seperti dikutip AFP, Sabtu (24/6/2023).
Kantor berita AFP, pada Sabtu (24/6/2023), melaporkan bahwa Gedung Putih juga sedang memantau situasi Rusia terkait pemberontakan yang dikobarkan bos Wagner Group.
"Kami sedang menonton," kata Kementerian Pertahanan Ukraina via Twitter.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina mengambil keuntungan dari provokasi Prigozhin dengan mempersiapkan serangan di kota Bakhmut.
“Mengambil keuntungan dari provokasi Prigozhin untuk mengacaukan situasi, rezim Kyiv memusatkan unit Brigade Marinir ke-35 dan Brigade Mekanik ke-36 AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina) di arah taktis Bakhmut di garis awal untuk tindakan ofensif,” kata kementerian tersebut.
Krisis di Rusia dimulai setelah Prigozhin menuduh militer Rusia melakukan serangan rudal berdarah yang diduga menewaskan banyak pasukannya di wilayah Ukraina yang diduduki.
Prigozhin menyebut militer Rusia "jahat" dan berjanji untuk "berbaris demi keadilan".
Dia juga mengecam salah urus yang meluas di Kementerian Pertahanan Rusia, dan menyerukan agar para pemimpin militer digulingkan.
“Kejahatan yang dibawa oleh kepemimpinan militer negara harus dihentikan,” kata Prigozhin, seperti dikutip AFP, Sabtu (24/6/2023).