5 Strategi Arab Saudi Mulai Bersahabat dengan Israel, Paling Fundamental Mengubah Buku Teks Sekolah tentang Yahudi

Selasa, 20 Juni 2023 - 20:25 WIB
loading...
A A A
Melansir Axios, Brett McGurk, penasihat senior Presiden Biden di Timur Tengah, tiba di Arab Saudi pada pertengahan Juni ini. Dia untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Saudi yang akan berfokus pada upaya pemerintah untuk mencapai kesepakatan normalisasi antara Israel dan kerajaan serta masalah lainnya.

Mengapa penting? Perjalanan McGurk, pertama kali dilaporkan oleh New York Times, adalah bagian dari upaya Gedung Putih untuk melakukan dorongan diplomatik untuk kesepakatan damai Saudi-Israel dalam enam hingga tujuh bulan ke depan sebelum kampanye pemilihan presiden menghabiskan agenda Presiden Biden.

Kunjungan McGurk ke Arab Saudi terjadi kurang dari dua minggu setelah Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken mengunjungi kerajaan dan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Blinken dan MBS membahas masalah kemungkinan normalisasi dengan Israel dan dalam perjalanan kembali ke AS, Blinken menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberi tahu dia tentang pembicaraan tersebut.


3. Mengubah Buku Teks tentang Yahudi

Buku pelajaran di Arab Saudi telah berubah. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengamati moderasi bertahap pada subjek mulai dari peran gender hingga promosi perdamaian dan toleransi.

Di antara perubahan yang menarik perhatian baru-baru ini, sehubungan dengan laporan bahwa Amerika Serikat sedang mencoba membuka jalan menuju normalisasi antara Arab Saudi dan Israel, adalah suntingan terkait Yahudi, Kristen, dan konflik Israel-Palestina.

Sebuah laporan yang dirilis bulan lalu dari Institute for Monitoring Peace and Cultural Tolerance in School Education (IMPACT-se) yang berbasis di Israel dan London, yang terutama memantau bagaimana Israel dan Yahudi digambarkan dalam teks pendidikan, menemukan “hampir semua contoh yang menggambarkan orang Kristen dan Yahudi secara negatif” telah dihapus dari buku teks Saudi terbaru.

Contoh-contoh penting yang dihilangkan termasuk implikasi “bahwa Yahudi dan Kristen adalah musuh Islam,” atau bahwa “Yahudi dan Kristen dikritik karena telah ‘menghancurkan dan mendistorsi’ Taurat dan Injil.”

Tentang Israel dan Palestina, IMPACT-se menemukan moderasi, tetapi belum sepenuhnya menerima Israel. Referensi tertentu untuk "musuh Israel" atau "musuh Zionis" telah diganti dengan "pendudukan Israel" atau "tentara pendudukan Israel." Tetapi referensi negatif lainnya ke Israel, serta menghilangkannya di peta juga dicatat dalam penelitian ini. Holocaust terus tidak disebutkan.

Dalam kurikulum 2022-2023, pelajaran tentang puisi patriotik menghilangkan contoh “menentang pemukiman Yahudi di Palestina”. Sebuah buku pelajaran IPS sekolah menengah tidak lagi berisi bagian yang menggambarkan hasil positif dari Intifadah Pertama, pemberontakan Palestina melawan Israel di akhir tahun 1980-an. Dan satu buku teks “menghapus seluruh bab yang membahas masalah Palestina.”

“Ini juga dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa para pemimpin negara-negara Teluk yang baru adalah modern, berpikiran maju, dan condong sekuler – yang semuanya dimaksudkan untuk menarik khalayak tertentu yang sebagian besar eksternal,” kata Mira Al Hussein, seorang peneliti yang berfokus pada tentang negara-negara Teluk di Universitas Edinburgh di Skotlandia. Namun dia mengatakan bahwa cukup ambisius bagi pemerintah Saudi untuk tiba-tiba melakukan perubahan 180 derajat dan mulai mengajarkan toleransi.

4. Membangun Persepsi Positif tentang Israel di Publik Saudi

Kristin Diwan, sarjana residen senior di Gulf States Institute di Washington, mengatakan perubahan baru-baru ini sejalan dengan orientasi politik baru kerajaan dengan keluarga penguasa sebagai pusat legitimasinya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1006 seconds (0.1#10.173)