Biden Sebut Ancaman Putin Gunakan Senjata Nuklir Bukan Isapan Jempol
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden , mengatakan bahwa ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir taktis adalah nyata. Pernyataan ini dikeluarkan Biden beberapa hari setelah mengecam pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia.
Pada hari Sabtu, Biden menyebut pengumuman Putin bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis pertamanya ke Belarus "sama sekali tidak bertanggung jawab".
"Ketika saya berada di sini sekitar dua tahun lalu mengatakan saya khawatir sungai Colorado mengering, semua orang memandang saya seperti saya gila," kata Biden kepada sekelompok donor di California.
"Mereka menatap saya seperti ketika saya mengatakan saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis. Itu nyata," ujar Biden seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/6/2023).
Pekan lalu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia, beberapa di antaranya katanya tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Pengerahan tersebut adalah langkah pertama Rusia dari pengerahan hulu ledak semacam itu - senjata nuklir jarak pendek dan kurang kuat yang dapat digunakan di medan perang - di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet.
Amerika Serikat mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya pada senjata nuklir strategis sebagai tanggapan atas pengerahan tersebut dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Pada bulan Mei, Rusia menepis kritik Biden atas rencananya untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dengan mengatakan bahwa AS telah mengerahkan senjata nuklir semacam itu selama beberapa dekade di Eropa.
Pengerahan senjata nuklir oleh Rusia diawasi ketat oleh Amerika Serikat dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perangdiUkraina.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
Pada hari Sabtu, Biden menyebut pengumuman Putin bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis pertamanya ke Belarus "sama sekali tidak bertanggung jawab".
"Ketika saya berada di sini sekitar dua tahun lalu mengatakan saya khawatir sungai Colorado mengering, semua orang memandang saya seperti saya gila," kata Biden kepada sekelompok donor di California.
"Mereka menatap saya seperti ketika saya mengatakan saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis. Itu nyata," ujar Biden seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/6/2023).
Pekan lalu, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia, beberapa di antaranya katanya tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Pengerahan tersebut adalah langkah pertama Rusia dari pengerahan hulu ledak semacam itu - senjata nuklir jarak pendek dan kurang kuat yang dapat digunakan di medan perang - di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet.
Amerika Serikat mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya pada senjata nuklir strategis sebagai tanggapan atas pengerahan tersebut dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Pada bulan Mei, Rusia menepis kritik Biden atas rencananya untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dengan mengatakan bahwa AS telah mengerahkan senjata nuklir semacam itu selama beberapa dekade di Eropa.
Pengerahan senjata nuklir oleh Rusia diawasi ketat oleh Amerika Serikat dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perangdiUkraina.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
(ian)