Iran dan Kuba Teken Kesepakatan Bilateral, AS Kian Terancam
loading...
A
A
A
HAVANA - Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel dan Presiden Iran Ebrahim Raisi menyepakati kerja sama multilateral, termasuk di bidang teknologi informasi (IT) dan telekomunikasi.
Perkembangan ini diungkap media Kuba. “Enam dokumen bilateral berupa program umum kerja sama komprehensif dan lima perjanjian industri, ditandatangani oleh kedua pemimpin pada Jumat (16/6/2023) setelah pembicaraan resmi di ibu kota Kuba, Havana,” ungkap laporan Granma.
Para pihak sepakat memperdalam hubungan bilateral dan memperluas konsultasi melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman.
Nota kesepahaman ditandatangani antara bea cukai kedua negara; perjanjian baru antara kementerian komunikasi kedua negara menyiratkan kerja sama di bidang telekomunikasi, TI, dan layanan pos.
Pada Rabu, Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di ibu kota Kuba dalam kunjungan resmi, setelah melakukan perjalanan ke Venezuela dan Nikaragua sebagai bagian dari tur tiga negaranya di Amerika Latin.
Selama kunjungan presiden Iran ke Nikaragua, para pemimpin kedua negara menandatangani tiga dokumen tentang kerja sama di bidang hukum, ekonomi, dan kesehatan.
Di Venezuela, Raisi dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro menandatangani 25 perjanjian tentang kerja sama dan investasi dalam produksi dan pemrosesan minyak dan gas, pertambangan, metalurgi, dan pembentukan perusahaan pengapalan bersama.
Kedekatan antara Kuba dan Iran menjadi ancaman terbaru bagi Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, China dikabarkan membangun pangkalan mata-mata rahasia di Kuba. Laporan ini disangkal Beijing.
Kuba terletak hanya beberapa mil dari wilayah AS. Kedekatan Kuba dengan Iran dan China menjadikan ancaman itu semakin dekat dengan Negeri Paman Sam.
Iran sejak lama telah menjadi musuh AS dalam berbagai konflik di sejumlah negara. AS menuding Iran menggerakkan aliansinya untuk mengacaukan kawasan.
Perkembangan ini diungkap media Kuba. “Enam dokumen bilateral berupa program umum kerja sama komprehensif dan lima perjanjian industri, ditandatangani oleh kedua pemimpin pada Jumat (16/6/2023) setelah pembicaraan resmi di ibu kota Kuba, Havana,” ungkap laporan Granma.
Para pihak sepakat memperdalam hubungan bilateral dan memperluas konsultasi melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman.
Nota kesepahaman ditandatangani antara bea cukai kedua negara; perjanjian baru antara kementerian komunikasi kedua negara menyiratkan kerja sama di bidang telekomunikasi, TI, dan layanan pos.
Pada Rabu, Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di ibu kota Kuba dalam kunjungan resmi, setelah melakukan perjalanan ke Venezuela dan Nikaragua sebagai bagian dari tur tiga negaranya di Amerika Latin.
Selama kunjungan presiden Iran ke Nikaragua, para pemimpin kedua negara menandatangani tiga dokumen tentang kerja sama di bidang hukum, ekonomi, dan kesehatan.
Di Venezuela, Raisi dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro menandatangani 25 perjanjian tentang kerja sama dan investasi dalam produksi dan pemrosesan minyak dan gas, pertambangan, metalurgi, dan pembentukan perusahaan pengapalan bersama.
Kedekatan antara Kuba dan Iran menjadi ancaman terbaru bagi Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, China dikabarkan membangun pangkalan mata-mata rahasia di Kuba. Laporan ini disangkal Beijing.
Kuba terletak hanya beberapa mil dari wilayah AS. Kedekatan Kuba dengan Iran dan China menjadikan ancaman itu semakin dekat dengan Negeri Paman Sam.
Iran sejak lama telah menjadi musuh AS dalam berbagai konflik di sejumlah negara. AS menuding Iran menggerakkan aliansinya untuk mengacaukan kawasan.
(sya)