Zelensky Tegaskan Tidak Ada Negosiasi Damai Kecuali...

Sabtu, 17 Juni 2023 - 05:43 WIB
loading...
Zelensky Tegaskan Tidak Ada Negosiasi Damai Kecuali...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tegaskan tidak ada negosiasi damai sampai pasukan Rusia mundur dari wilayah pendudukan. Foto/CNN
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa setiap pembicaraan damai dengan Rusia hanya mungkin dilakukan setelah penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah pendudukan.

"Hari ini, saya telah dengan jelas mengatakan berulang kali pada pertemuan kami bahwa mengizinkan negosiasi apa pun dengan Rusia sekarang karena penjajah berada di tanah kami berarti membekukan perang, membekukan rasa sakit dan penderitaan," kata Zelensky pada konferensi pers setelah bertemu dengan beberapa pemimpu Afrika di Kiev.

"Jelas bahwa Rusia sekarang mencoba untuk kembali ke taktik penipuan primitif lamanya. Tetapi membodohi dunia di Rusia tidak akan berhasil lagi. Jelas tidak mungkin untuk menipu Ukraina. Saya tekankan sekali lagi: Kami membutuhkan perdamaian sejati, dan karena itu , penarikan nyata pasukan Rusia dari seluruh tanah merdeka kami," tegasnya seperti disitir dari CNN, Sabtu (17/6/2023).



Zelensky tampaknya berselisih dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang berdiri di sampingnya pada konferensi pers dan menyerukan pengurangan konflik.

Ramaphosa mengatakan harus ada de-eskalasi di kedua sisi sehingga perdamaian dapat menemukan cara untuk menyelesaikan masalah.

Dalam kesempatan itu, Zelensky mengatakan dia dan para pemimpin Afrika juga telah membahas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang sangat penting untuk ketahanan pangan di seluruh dunia. Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian terkemuka di dunia.



"Kami benar-benar membantu dunia dan banyak orang di Afrika, Asia, Eropa untuk menjaga stabilitas sosial dan prediktabilitas harga di pasar makanan melalui ekspor kami. Bersama dengan mitra, kami bekerja di hub biji-bijian di Afrika," kata Zelensky.

Pada bulan Mei, kesepakatan biji-bijian diperpanjang selama dua bulan dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB.

"Pasokan makanan harus dijamin dengan andal dan hak setiap orang atas makanan harus dipastikan dengan menghentikan upaya apa pun oleh negara-negara seperti Rusia untuk menggunakan ancaman kelaparan dan ketidakstabilan sosial untuk memeras rakyat," tukasnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)