Demonstran Anti-Komunis Geruduk Konsulat China di Houston
loading...
A
A
A
HOUSTON - Sekitar 100 demonstran anti Komunis melakukan aksi di depan Konsulat China di Houston saat staf dan pegawai mulai mengosongkan gedung tepat di hari Jumat yang menjadi batas akhir dari perintah pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk ditutup. Washington menuding gedung tersebut telah menjadi pusat bagi aksi mata-mata bagi perusahaan dan penelitian AS.
Para demonstran mencemooh para staf konsulat sambil, beteriak "rebut kembali China." Mereka juga mengecam Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa dan mengibarkan bendera ketika pekerja konsulat memasukkan barang-barang ke dalam koper sewaan.
Bangunan lima lantai itu pada minggu ini menjadi titik ketegangan baru antara Beijing dan Washington atas perdagangan, pandemi virus Corona baru dan manuver militer di Asia Tenggara. (Baca: Washington Perintahkan Konsulat China di Houston Ditutup )
Zhony Yi Ma (34) melakukan perjalanan ke Houston dengan sekelompok orang dari New York untuk mengecek staf konsulat. Polisi menjauhkan orang banyak dari gedung.
"Kami ingin mengakhiri PKC, merebut kembali China dan membangun negara seperti Amerika," katanya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/7/2020).
Tak lama setelah jam 4 sore waktu setempat yang menjadi tenggat waktu untuk menutup konsulat, sekelompok orang terlihat oleh wartawan Reuters memaksa masuk ke pintu belakang gedung. Mereka menolak untuk mengidentifikasi diri mereka ke Reuters.
Di antara pengunjuk rasa ada sekelompok pendukung kelompok spiritual Falun Gong, yang dilarang di China. Tao Peng (48) berdiri diam memegang spanduk menyerukan diakhirinya komunisme.
Seorang ilmuwan penelitian medis dari Houston, katanya mengatakan kelompok PKC menyusup dan tidak dapat dipercaya.
"Saya dibesarkan di daratan China dan telah melihat bagaimana PKC berbohong," katanya ketika sebuah truk yang disewa Falun Gong mengelilingi daerah yang terpampang di sisinya dengan "Kebebasan dari Komunisme, dan Tuhan Memberkati Amerika."
Nhat Nguyen (58) memuji Presiden AS Donald Trump dan menuduh komunis China memata-matai seluruh dunia. Dia mengenakan topi kampanye Trump 2020 dan melepaskan bendera mantan pemerintah Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat melawan Vietnam Utara yang komunis pada perang Vietnam era 1960-70-an.
"Vaksin ini yang terbaru," katanya. "Mereka berbohong, mereka mengambilnya," katanya, berjanji untuk tinggal dan merayakan penutupan resmi konsulat. (Baca: FBI Yakin Hacker China Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 AS )
Staf di sana memiliki tugas di delapan negara bagian AS Selatan. Bangunan itu ditutup untukkegiatan resmi pada awal minggu ini.
Pejabat senior AS mengatakan pada hari Jumat bahwa konsulat adalah salah satu pelanggaran terburuk dalam hal spionase China di AS dan menghubungkan stafnya dengan pengejaran vaksin virus Corona baru oleh China.
Houston adalah pusat medis utama AS yang terkenal dengan penelitian kanker, penyakit menular dan sejak pandemi tahun ini, vaksin Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru, yang pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.
Kota ini juga menjadi Ibu Kota energi Amerika Serikat dan rumah bagi puluhan produsen minyak dan gas yang mengembangkan teknologi yang digunakan di seluruh dunia.
Para demonstran mencemooh para staf konsulat sambil, beteriak "rebut kembali China." Mereka juga mengecam Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa dan mengibarkan bendera ketika pekerja konsulat memasukkan barang-barang ke dalam koper sewaan.
Bangunan lima lantai itu pada minggu ini menjadi titik ketegangan baru antara Beijing dan Washington atas perdagangan, pandemi virus Corona baru dan manuver militer di Asia Tenggara. (Baca: Washington Perintahkan Konsulat China di Houston Ditutup )
Zhony Yi Ma (34) melakukan perjalanan ke Houston dengan sekelompok orang dari New York untuk mengecek staf konsulat. Polisi menjauhkan orang banyak dari gedung.
"Kami ingin mengakhiri PKC, merebut kembali China dan membangun negara seperti Amerika," katanya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/7/2020).
Tak lama setelah jam 4 sore waktu setempat yang menjadi tenggat waktu untuk menutup konsulat, sekelompok orang terlihat oleh wartawan Reuters memaksa masuk ke pintu belakang gedung. Mereka menolak untuk mengidentifikasi diri mereka ke Reuters.
Di antara pengunjuk rasa ada sekelompok pendukung kelompok spiritual Falun Gong, yang dilarang di China. Tao Peng (48) berdiri diam memegang spanduk menyerukan diakhirinya komunisme.
Seorang ilmuwan penelitian medis dari Houston, katanya mengatakan kelompok PKC menyusup dan tidak dapat dipercaya.
"Saya dibesarkan di daratan China dan telah melihat bagaimana PKC berbohong," katanya ketika sebuah truk yang disewa Falun Gong mengelilingi daerah yang terpampang di sisinya dengan "Kebebasan dari Komunisme, dan Tuhan Memberkati Amerika."
Nhat Nguyen (58) memuji Presiden AS Donald Trump dan menuduh komunis China memata-matai seluruh dunia. Dia mengenakan topi kampanye Trump 2020 dan melepaskan bendera mantan pemerintah Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat melawan Vietnam Utara yang komunis pada perang Vietnam era 1960-70-an.
"Vaksin ini yang terbaru," katanya. "Mereka berbohong, mereka mengambilnya," katanya, berjanji untuk tinggal dan merayakan penutupan resmi konsulat. (Baca: FBI Yakin Hacker China Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 AS )
Staf di sana memiliki tugas di delapan negara bagian AS Selatan. Bangunan itu ditutup untukkegiatan resmi pada awal minggu ini.
Pejabat senior AS mengatakan pada hari Jumat bahwa konsulat adalah salah satu pelanggaran terburuk dalam hal spionase China di AS dan menghubungkan stafnya dengan pengejaran vaksin virus Corona baru oleh China.
Houston adalah pusat medis utama AS yang terkenal dengan penelitian kanker, penyakit menular dan sejak pandemi tahun ini, vaksin Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru, yang pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.
Kota ini juga menjadi Ibu Kota energi Amerika Serikat dan rumah bagi puluhan produsen minyak dan gas yang mengembangkan teknologi yang digunakan di seluruh dunia.
(ber)