Israel Klaim Serang ISIS Tahun 2015, Tewaskan Ratusan Teroris

Selasa, 13 Juni 2023 - 14:58 WIB
loading...
Israel Klaim Serang ISIS Tahun 2015, Tewaskan Ratusan Teroris
Seorang mantan jenderal top Israel klaim pasukannya pernah menyerang ISIS tahun 2015 dan menewaskan ratusan teroris. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Mantan jenderal top Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim militer Zionis pernah menyerang organisasi teroris ISIS pada tahun 2015 dan menewaskan ratusan anggotanya.

Mayor Jenderal (Purn) Gadi Eisenkot, mantan Kepala Staf IDF, menyampaikan klaim itu pada hari Minggu di Institute for National Security Studies (INSS).

Israel telah menjadi sorotan media internasional ketika kelompok ISIS merajalela di Timur Tengah, sebab militer Zionis tidak mengambil peran dalam perang terhadap kelompok tersebut.

Sebaliknya, ISIS juga tidak pernah menjadikan negara Yahudi itu sebagai target serangan.

Itu memicu spekulasi liar bahwa ISIS diciptakan untuk mengacaukan negara-negara Timur Tengah dan menguntungkan rezim Zionis.



“ISIS paling tahu berapa banyak IDF beroperasi di Timur Tengah—mereka membayar harga ratusan korban dan luka-luka. Pada 2015, ada peristiwa di lokasi tertentu di mana kami diminta untuk melakukan serangan. Kami melakukan sangat serangan ekstensif dan memukul banyak operasi ISIS," klaim Eisenkot, seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (13/6/2023).

Pensiunan jenderal itu menolak membocorkan pihak ketiga mana yang meminta Israel memerangi ISIS dan lokasi mana yang medan tempur pasukan Zionis melawan kelompok teroris tersebut.

“Kampanye melawan ISIS intensif dan jauh melampaui negara lain mana pun,” kata Eisenkot.

“Dengan hasil yang di beberapa tempat melampaui semua imajinasi mengenai jenis operasi dan serangan yang dilakukan. Beberapa tindakan tidak terdeteksi," imbuh dia.

“Tidak banyak negara di dunia yang mengetahui cara mengidentifikasi target seukuran prangko dan memasukkan rudal ke target dalam radius seribu kilometer di sekitar Israel,” jelas Eisenkot.

“Musuh kita melihatnya, Rusia melihatnya, Amerika melihatnya. Mereka yang paling tahu seberapa banyak IDF beroperasi di seluruh Timur Tengah adalah para agen ISIS karena mereka membayar harga dari ratusan korban, cedera, dan kerusakan dan mereka tahu yang tahu bagaimana melakukan operasi ini," paparnya.

Menjelang akhir 2015, seorang jurnalis Jerman menghabiskan 10 hari bersama ISIS dan mengatakan bahwa kelompok "jihadis" radikal yang telah merebut wilayah luas di Suriah dan Irak hanya dapat dihalangi oleh satu negara Timur Tengah—Israel.

Dalam sebuah wawancara dengan British Jewish News, Jurgen Todenhofer merenungkan waktu singkatnya dengan kelompok tersebut, di mana dia terlibat dalam percakapan dengan milisi ISIS.

Menurut Todenhofer, ISIS mengungkapkan ketakutan yang berbeda terhadap Israel dan kekuatan tentara Israel.

Dia menyampaikan keyakinan para militan bahwa pasukan Israel terlalu tangguh untuk mereka lawan.

Sebaliknya, ISIS bertujuan untuk memikat pasukan Inggris dan Amerika ke Suriah dan Irak, daerah di mana mereka yakin memiliki keuntungan.

Pada Agustus 2022, terungkap bahwa Shin Bet (Badan Keamanan Israel) menangkap dua orang Arab-Israel yang berafiliasi dengan ISIS dari Umm el-Fahm pada Juli karena dicurigai berniat melakukan aktivitas teroris untuk organisasi tersebut.

Mahmad Farouk al-Gabariya dan Wabed al-Mahadi Masoud, keduanya berusia 21 tahun, berada di bawah pengawasan aparat keamanan karena ideologi "jihad" ekstrem mereka. Masoud dikenal oleh Shin Bet terkait aktivitas sebelumnya atas nama ISIS.

Pengungkapan tersangka mengungkapkan bahwa mereka telah membuat rencana untuk meninggalkan Israel untuk berperang demi ISIS dan telah berunding dengan seorang warga negara Israel yang kembali dari pertempuran untuk al-Qaeda di Afrika tentang cara terbaik untuk melakukannya.

Shin Bet kemudian mengatakan bahwa dakwaan telah diajukan terhadap kedua tersangka.

Shin Bet telah melakukan beberapa penangkapan terhadap tersangka yang berafiliasi dengan ISIS di masa lalu. Tersangka lain ditangkap pada bulan Juli dan dalam interogasinya, dia mengaku mengidentifikasi diri berafiliasi dengan ISIS dan bersiap untuk berperang dengan organisasi tersebut melawan Israel.

Pada Maret 2022, gelombang serangan teroris terjadi di seluruh Israel. Dua dari serangan itu, satu di Bersyeba dan satu di Hadera dilakukan oleh teroris yang mengidentifikasi diri berafiliasi dengan ISIS.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1993 seconds (0.1#10.140)