American Airlines Depak Seorang Penumpang karena Muslim

Jum'at, 22 Juli 2016 - 08:37 WIB
American Airlines Depak Seorang Penumpang karena Muslim
American Airlines Depak Seorang Penumpang karena Muslim
A A A
CHARLOTTE - Seorang penumpang pria dikeluarkan dari pesawat American Airlines di Charlotte, Amerika Serikat (AS) lantaran identitasnya yang seorang Muslim. Sebelum didepak dari pesawat, penumpang bernma Mohamed Ahmed Radwan ini diawasi secara khusus oleh pramugari.

Insiden tak mengenakkan yang dialami Radwan terjadi Desember lalu, namun baru diungkap kemarin. Organisasi pembela hak-hak sipil Muslim di AS mendesak Departemen Perhubungan untuk menyelidiki “pengusiran” Radwan dari penerbangan American Airlines sebagai perlakuan bias.

Perlakuan maskapai itu membuat Radwan merasa terhina. Awalnya, Radwan yang merupakan pengusaha asal Florida ini menempati kursi pesawat sesuai yang dia pesan. Sejenak kemudian, seorang pramugari mengumumkan nama, nomor tempat duduknya dan mengatakan bahwa pramugari itu akan mengawasi dia.

Pengumuman itu dilakukan dengan pengeras suara yang membuatnya merasa tersudut, terlebih pengumuman itu dilakukan berulang kali. ”Mohamed Ahmed, kursi 25-A. Saya akan mengawasi Anda,” kata pramugari itu.

Dari semua penumpang, hanya dia yang diperlakukan seperti itu. Radwan kemudian menyadari bahwa dia diasingkan di antara penumpang lain karena etnis. Merasa tak nyaman, dia mengadukan tindakan pramugari itu kepada karyawan American Airlines lain. Alih-alih dibela, kapten pilot pesawat justru memerintahkan agar Radwan dikeluarkan dari pesawat.

Radwan kini meminta keadilan dengan dukungan dari Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi advokasi Muslim di AS.

”Saya pikir itu adalah saat yang menghancurkan bagi saya karena saya sudah tinggal di negeri ini selama 20 tahun, dan saya bangga dan jadi warga Amerika terhormat,” kata Radwan, seorang warga negara AS naturalisasi yang beremigrasi dari Mesir, dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Washington Post, Jumat (22/7/2016).

“Ini adalah saat di mana saya merasa bahwa banyak yang saya rasa datang ke negara ini untuk dilucuti dengan diperlakukan sama seperti orang lain di pesawat,” keluh Radwan.

Sementara itu, pihak maskapai American Airlines tidak memberikan komentar yang diminta para wartawan secara tertulis pada hari Rabu.

CAIR mengatakan pengalaman Radwan sesuai dengan pola yang mengganggu di mana wisatawan via pesawat dipilih dan kadang-kadang didepak dari penerbangan hanya karena agama atau etnis mereka.

”Banyak kasus yang kita lihat, mereka gagal untuk memberikan penyebab objektif wajar atau penjelasan, dan mereka melakukannya didasarkan pada ketakutan tidak berdasar atau spekulasi dari beberapa macam,” kata Maha Sayed, seorang pengacara CAIR yang menangani kasus Radwan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4420 seconds (0.1#10.140)