Iran Bantah Ada Kesepakatan dengan AS Soal Program Nuklir

Sabtu, 10 Juni 2023 - 11:40 WIB
loading...
Iran Bantah Ada Kesepakatan...
Ilustrasi
A A A
TEHERAN - Iran telah membantah laporan yang menyebutkan bahwa Teheran mendekati "kesepakatan sementara" dengan Amerika Serikat (AS) soal program nuklir . Laporan itu menyebut, akan ada keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan pengayaan uranium Iran.

Misi Iran di PBB dalam sebuah pernyataan pada Jumat (9/6/2023), membantah laporan yang diterbitkan oleh situs Middle East Eye. Laporan itu mengklaim adanya terobosan dalam pembicaraan antara Teheran dan Washington untuk mencapai "kesepakatan sementara".



"Tidak ada kesepakatan sementara (dimaksudkan) untuk menggantikan JCPOA," kata misi PBB Iran, merujuk pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama, juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

Misi Iran di PBB juga menekankan bahwa tidak ada kesepakatan seperti itu dalam agenda. Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih sebelumnya juga menolak laporan itu, menyebutnya "salah dan menyesatkan."

Mengutip dua sumber, Middle East Eye dalam sebuah laporan pada hari Kamis mengatakan bahwa Teheran dan Washington mendekati kesepakatan sementara yang akan membawa keringanan sanksi ke Iran dengan imbalan pengurangan kegiatan pengayaan nuklir.



Dalam laporan itu disebutkan, pembicaraan telah terjadi di wilayah AS. Ditambahkan pula bahwa Washington masih enggan untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir 2015 yang ditinggalkan secara sepihak pada Mei 2018.

Menurut laporan itu, pihak Iran diwakili oleh Amir Saeed Irvani, duta besar Iran untuk PBB, sedangkan pihak Amerika diwakili oleh Robert Malley, utusan khusus pemerintahan Joe Biden untuk Iran. “Kedua belah pihak terlibat dalam beberapa pertemuan tatap muka," kata laporan itu.

Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa Qatar telah muncul sebagai "fasilitator" antara kedua belah pihak, "menawarkan bantuannya dalam menyelesaikan masalah terkait perbankan" di antara mereka.



Iran dan kekuatan dunia mencapai kesepakatan nuklir pada tahun 2015 di mana Iran seharusnya memperkaya uranium hingga kemurnian 3,67% dengan imbalan keringanan sanksi.

Pada Mei 2018, pemerintahan AS sebelumnya secara sepihak menarik diri dari kesepakatan penting dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, setelah itu Iran meningkatkan pengayaan uraniumnya, mencapai kemurnian hingga 60 persen.

Sejak April 2021, Teheran dan Washington terlibat dalam pembicaraan tidak langsung, yang difasilitasi oleh UE, untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015. Meskipun ada kemajuan, proses tersebut tetap terhenti sejak Agustus lalu karena ketidaksepakatan utama.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
33 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Sepasang Pesawat Pengebom...
Sepasang Pesawat Pengebom Nuklir AS Berkeliaran di Timur Tengah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved