Rusia Khawatir Jet F-16 untuk Ukraina Bisa Bawa Bom Nuklir, Ini Respons Amerika

Kamis, 08 Juni 2023 - 08:24 WIB
loading...
Rusia Khawatir Jet F-16...
Amerika Serikat merespons kekhawatiran Rusia soal jet tempur F-16 untuk Ukraina bisa membawa bom nuklir. Foto/US Air Force/Tech. Sgt. Matthew Lotz
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) yang akan dikirim ke Ukraina dapat digunakan untuk membawa senjata nuklir.

Washington merespons dengan menegaskan Amerika tidak menginginkan perang nuklir.

Kekhawatiran Lavrov disampaikan di sebuah pangkalan militer Rusia pada Senin lalu. "Kita harus ingat bahwa satu versi F-16 dapat membawa senjata nuklir," katanya, dalam transkrip pidatonya yang di-posting oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Jika mereka tidak memahami ini, mereka adalah ahli strategi dan perencana militer yang tidak berguna," lanjut Lavrov, meskipun tidak jelas apakah yang dia maksud adalah Ukraina atau sekutu Barat-nya.



"Kami adalah orang-orang yang damai. Satu-satunya hal yang kami inginkan adalah dibiarkan sendiri," kata diplomat top Rusia tersebut.

"Eropa telah memilih jalur perang dengan kami," imbuh dia.

Salah satu versi jet tempur F-16 memang dapat membawa senjata nuklir, namun Ukraina tidak memiliki senjata semacam itu di gudang senjatanya.

Sekadar diketahui, Ukraina menyerahkan semua senjata nuklir warisan Soviet kepada Rusia dengan imbalan jaminan keamanan sekitar 31 tahun silam.

AS mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya akan mengizinkan negara-negara sekutu mengirim jet tempur mereka, meskipun belum ada negara yang benar-benar berkomitmen untuk mengirim F-16 ke Ukraina.

AS juga telah bergabung dengan beberapa negara Eropa dalam berkomitmen untuk membantu melatih pilot Ukraina.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby merespons kekhawatiran Lavrov dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membahas kemampuan nuklir jet F-16.

Dia mengatakan Presiden Joe Biden telah berulang kali menyatakan bahwa dia tidak ingin melihat eskalasi perang atau senjata nuklir apa pun digunakan.

“Tujuan penyediaan pesawat tempur canggih adalah untuk membantu Ukraina mempertahankan diri, mempertahankan wilayah udaranya dan masa integritas teritorialnya,” kata Kirby, seperti dikutip dari Reuters.

"Jika Anda [Rusia] khawatir tentang kemampuan militer Ukraina, maka Anda harus membawa pasukan Anda dan meninggalkan Ukraina," seru Kirby.

Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan bahwa komentar Lavrov adalah salah missinformasi, bahkan mungkin salah disinformasi.

"Itu missinformasi karena dia mengatakan hal-hal yang tidak nyata dan menggunakannya dengan cara, saya berasumsi, menciptakan kekhawatiran publik atau menyebarkan ketakutan tentang niat Barat," katanya kepada Insider, Kamis (8/6/2023).



Kristensen mengatakan Lavrov menggunakan kemampuan nominal pesawat F-16 untuk mengatakan bahwa pesawat yang mungkin dikirim ke Ukraina juga dapat diubah menjadi nuklir. "Tetapi bukan itu masalahnya," ujarnya.

“F-16 yang akan diterima Ukraina—jika dan ketika mendapatkannya—mereka bukan dari unit yang memiliki misi nuklir,” katanya.

Kristensen menambahkan: "Tidak mungkin negara nuklir mana pun di Barat akan memberikan senjata nuklir, atau kemampuan senjata nuklir, ke Ukraina. Itu sama sekali tidak mungkin."

Sementara itu, sejak meluncurkan invasi ke Ukraina, Rusia telah berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir, dengan komentar yang datang dari para pejabat Kremlin, termasuk Presiden Vladimir Putin dan mantan Presiden Dmitry Medvedev.

Namun, nada dan frekuensi komentar tersebut telah mendingin dalam beberapa bulan terakhir.

Rusia juga memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, negara tetangga dan sekutunya, yang berbatasan dengan Ukraina.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)