Bendungan Nova Kakhovka Jebol, Kherson Berlakukan Keadaan Darurat
loading...
![Bendungan Nova Kakhovka...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/06/06/41/1119199/bendungan-nova-kakhovka-jebol-kherson-berlakukan-keadaan-darurat-xhz.webp)
Kherson berlakukan keadaan daruat setelah bendungan Nova Kakhovka jebol. Foto/Sky News
A
A
A
KIEV - Keadaan darurat telah diumumkan di wilayah Kherson setelah bendungan di bagian selatan Ukraina yang dikuasai Rusia itu rusak parah akibat ledakan, menyebabkan banjir di daerah yang sudah dilanda konflik selama berbulan-bulan.
Kantor berita milik Rusia, TASS, melaporkan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh otoritas lokal yang didukung Moskow di sekitar bendungan Nova Kakhovka.
Sedangkan menurut kantor berita Rusia lainnya, RIA, ketinggian air di wilayah Kherson sudah naik lima meter dengan beberapa pulau di hilir seluruhnya banjir.
Pemerintah setempat khawatir ketinggian air bisa naik hingga 12 meter, menurut Wali Kota Nova Kakhovka yang dilantik Rusia, yang mengatakan bahwa kota Nova Kakhovka sekarang terendam air dan sekitar 600 rumah terendam banjir.
RIA juga melaporkan, mengutip kepala wilayah Kherson, bahwa sejauh ini 22.000 orang di 14 permukiman telah terkena dampaknya.
"Air terus meningkat. Evakuasi warga sipil dari zona banjir yang berdekatan sedang dilakukan untuk menyelamatkan semua nyawa. Tidak ada kepanikan di kota ini," kata Vladimir Leontyev dalam pesan video di Telegram seperti dikutip dari Sky News, Selasa (6/6/2023).
TASS melaporkan bahwa setengah bentang bendungan sepanjang 3,2 km telah hancur, dan sisanya runtuh.
Badan pembangkit listrik tenaga air negara Ukraina mengatakan bahwa pembangkit tersebut telah "hancur total" setelah ledakan di ruang mesinnya dan tidak dapat dipulihkan.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina telah meminta penduduk 10 desa di tepi kanan sungai Dnipro dan sebagian kota Kherson untuk mengumpulkan "dokumen penting dan hewan peliharaan, mematikan peralatan, dan pergi".
Baik pejabat Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas hancurnya bendungan tersebut. Militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia meledakkan bendungan tersebut.
"(Bendungan) Kakhovka diledakkan oleh pasukan pendudukan Rusia," kata komando Selatan angkatan bersenjata Ukraina di Facebook.
"Skala kehancuran, kecepatan dan volume air, dan kemungkinan area genangan sedang diklarifikasi," sambung pernyataan itu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyalahkan "teroris Rusia" dalam sebuah postingan Telegram.
"Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya menegaskan untuk seluruh dunia bahwa mereka harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina," kata Zelensky.
"Tidak boleh ada satu meter pun yang diserahkan kepada mereka, karena mereka menggunakan setiap meteran untuk teror. Hanya kemenangan Ukraina yang akan mengembalikan keamanan. Dan kemenangan ini akan datang. Teroris tidak akan dapat menghentikan Ukraina dengan air, misil, atau apa pun," tulis Zelensky.
Kepala pemerintahan Presiden Zelensky, Andriy Yermak, menulis di Telegram bahwa penghancuran itu merupakan upaya untuk meningkatkan taruhan dalam invasi skala penuh dan memicu ketakutan akan bencana nuklir.
"Hari ini, dunia harus memahami bahwa ini adalah upaya teroris untuk menaikkan taruhan dan menakut-nakuti semua orang dengan kemungkinan bencana nuklir," tulisnya.
Badan intelijen Ukraina menambahkan bahwa pasukan Rusia meledakkan bendungan itu "dengan panik."
"Para penjajah meledakkan bendungan Waduk Kakhovka dengan panik - ini adalah tindakan terorisme dan kejahatan perang yang jelas, yang akan menjadi bukti di pengadilan internasional," katanya dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Sedangkan Oleksandr Prokudin, kepala Administrasi Militer Daerah Kherson, mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke Telegram bahwa tentara Rusia telah melakukan tindakan teror lagi, dan memperingatkan bahwa air akan mencapai tingkat kritis dalam waktu lima jam.
Sementara itu, TASS mengatakan bendungan itu telah hancur setelah dilaporkan dihantam oleh tembakan dari beberapa peluncur rudal Olkha, sementara Leontyev mengatakan serangan itu adalah tindakan teroris yang sangat serius dan otoritas yang ditunjuk Moskow bersiap untuk konsekuensi terburuk.
Gubernur wilayah Kherson yang dilantik Rusia itu mengatakan bahwa Kiev telah menyerang bendungan untuk mengalihkan perhatian dari apa yang dia katakan sebagai kegagalan serangan balasan di timur negara itu.
Kantor berita milik Rusia, TASS, melaporkan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh otoritas lokal yang didukung Moskow di sekitar bendungan Nova Kakhovka.
Sedangkan menurut kantor berita Rusia lainnya, RIA, ketinggian air di wilayah Kherson sudah naik lima meter dengan beberapa pulau di hilir seluruhnya banjir.
Pemerintah setempat khawatir ketinggian air bisa naik hingga 12 meter, menurut Wali Kota Nova Kakhovka yang dilantik Rusia, yang mengatakan bahwa kota Nova Kakhovka sekarang terendam air dan sekitar 600 rumah terendam banjir.
RIA juga melaporkan, mengutip kepala wilayah Kherson, bahwa sejauh ini 22.000 orang di 14 permukiman telah terkena dampaknya.
"Air terus meningkat. Evakuasi warga sipil dari zona banjir yang berdekatan sedang dilakukan untuk menyelamatkan semua nyawa. Tidak ada kepanikan di kota ini," kata Vladimir Leontyev dalam pesan video di Telegram seperti dikutip dari Sky News, Selasa (6/6/2023).
TASS melaporkan bahwa setengah bentang bendungan sepanjang 3,2 km telah hancur, dan sisanya runtuh.
Badan pembangkit listrik tenaga air negara Ukraina mengatakan bahwa pembangkit tersebut telah "hancur total" setelah ledakan di ruang mesinnya dan tidak dapat dipulihkan.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina telah meminta penduduk 10 desa di tepi kanan sungai Dnipro dan sebagian kota Kherson untuk mengumpulkan "dokumen penting dan hewan peliharaan, mematikan peralatan, dan pergi".
Baik pejabat Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas hancurnya bendungan tersebut. Militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia meledakkan bendungan tersebut.
"(Bendungan) Kakhovka diledakkan oleh pasukan pendudukan Rusia," kata komando Selatan angkatan bersenjata Ukraina di Facebook.
"Skala kehancuran, kecepatan dan volume air, dan kemungkinan area genangan sedang diklarifikasi," sambung pernyataan itu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyalahkan "teroris Rusia" dalam sebuah postingan Telegram.
"Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya menegaskan untuk seluruh dunia bahwa mereka harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina," kata Zelensky.
"Tidak boleh ada satu meter pun yang diserahkan kepada mereka, karena mereka menggunakan setiap meteran untuk teror. Hanya kemenangan Ukraina yang akan mengembalikan keamanan. Dan kemenangan ini akan datang. Teroris tidak akan dapat menghentikan Ukraina dengan air, misil, atau apa pun," tulis Zelensky.
Kepala pemerintahan Presiden Zelensky, Andriy Yermak, menulis di Telegram bahwa penghancuran itu merupakan upaya untuk meningkatkan taruhan dalam invasi skala penuh dan memicu ketakutan akan bencana nuklir.
"Hari ini, dunia harus memahami bahwa ini adalah upaya teroris untuk menaikkan taruhan dan menakut-nakuti semua orang dengan kemungkinan bencana nuklir," tulisnya.
Badan intelijen Ukraina menambahkan bahwa pasukan Rusia meledakkan bendungan itu "dengan panik."
"Para penjajah meledakkan bendungan Waduk Kakhovka dengan panik - ini adalah tindakan terorisme dan kejahatan perang yang jelas, yang akan menjadi bukti di pengadilan internasional," katanya dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Sedangkan Oleksandr Prokudin, kepala Administrasi Militer Daerah Kherson, mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke Telegram bahwa tentara Rusia telah melakukan tindakan teror lagi, dan memperingatkan bahwa air akan mencapai tingkat kritis dalam waktu lima jam.
Sementara itu, TASS mengatakan bendungan itu telah hancur setelah dilaporkan dihantam oleh tembakan dari beberapa peluncur rudal Olkha, sementara Leontyev mengatakan serangan itu adalah tindakan teroris yang sangat serius dan otoritas yang ditunjuk Moskow bersiap untuk konsekuensi terburuk.
Gubernur wilayah Kherson yang dilantik Rusia itu mengatakan bahwa Kiev telah menyerang bendungan untuk mengalihkan perhatian dari apa yang dia katakan sebagai kegagalan serangan balasan di timur negara itu.
(ian)