Jerman akan Kerahkan 2 Kapal Perang ke Indo-Pasifik
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Jerman akan mengerahkan dua kapal perang ke Indo-Pasifik tahun depan. Menteri Pertahanan (Menhan) Jerman Boris Pistorius mengatakan hal itu pada pertemuan puncak internasional pada Minggu (4/6/2023).
Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan regional yang sedang berlangsung yang melibatkan China dan Taiwan, serta Laut China Selatan yang disengketakan.
Dalam pidato di konferensi keamanan Dialog Shangri-La di Singapura pada Minggu, Pistorius menyatakan jalur maritim yang dilalui sekitar 40% perjalanan perdagangan luar negeri Eropa, harus dihormati.
“Untuk tujuan ini, pemerintah federal Jerman mengirim fregat ke Indo-Pasifik pada 2021, dan akan kembali mengerahkan aset maritim pada 2024,” ujar Pistorius pada konferensi yang dihadiri banyak pejabat pertahanan paling berpengaruh di dunia.
“Aset-aset ini akan terdiri dari fregat dan kapal pasokan,” ujar dia.
Namun dia menekankan pengerahan maritim tidak dilakukan untuk melawan tindakan aktor tertentu di wilayah tersebut. “Sebaliknya, mereka berdedikasi untuk melindungi tatanan internasional berbasis aturan yang kita semua tandatangani dan yang harus kita manfaatkan,” papar dia.
Berlin dan Beijing mempertahankan hubungan perdagangan utama, tetapi pengerahan kapal perang ke Laut China Selatan pada tahun 2024 berpotensi menyebabkan masalah baru karena Jerman berusaha menyeimbangkan kepentingan keamanan dan ekonominya.
Pada tahun 2021, satu kapal perang Jerman dikerahkan ke wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran militer mereka di wilayah tersebut di tengah kekhawatiran tentang tujuan teritorial Beijing, khususnya terkait dengan Taiwan.
Beijing telah menegaskan Laut China Selatan adalah zona maritim eksklusifnya. Namun, sekitar tujuh tahun lalu, pengadilan di bawah ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 dengan tegas menolak klaim teritorial Beijing atas perairan tersebut.
Meskipun demikian, China telah memasang pos-pos militer di setidaknya tiga pulau di laut.
Bulan lalu, Beijing menyatakan “ketidaksenangan yang signifikan” pada kunjungan menteri Jerman Bettina Stark-Watzinger ke Taiwan yang dipandang Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri.
China sering menegur negara-negara Barat karena terlibat dalam diplomasi dengan para pemimpin di Taipei, yang dipandang sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya di bawah prinsip “Satu-China”.
Pada Sabtu di konferensi yang sama di Singapura, Pistorius mengatakan dia telah "menjelaskan" kepada Beijing bahwa dia mengharapkan China mengakhiri praktiknya dalam merekrut mantan pilot militer Jerman untuk membantu melatih pasukannya sendiri.
Hal ini mengikuti laporan oleh majalah berita Jerman Spiegel pada Jumat, yang mengatakan China telah menerima pelatihan semacam itu selama bertahun-tahun.
Menurut laporan itu, para pejabat keamanan di Berlin khawatir pengetahuan militer pasukan Jerman dan NATO sedang dibahas.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan regional yang sedang berlangsung yang melibatkan China dan Taiwan, serta Laut China Selatan yang disengketakan.
Dalam pidato di konferensi keamanan Dialog Shangri-La di Singapura pada Minggu, Pistorius menyatakan jalur maritim yang dilalui sekitar 40% perjalanan perdagangan luar negeri Eropa, harus dihormati.
“Untuk tujuan ini, pemerintah federal Jerman mengirim fregat ke Indo-Pasifik pada 2021, dan akan kembali mengerahkan aset maritim pada 2024,” ujar Pistorius pada konferensi yang dihadiri banyak pejabat pertahanan paling berpengaruh di dunia.
“Aset-aset ini akan terdiri dari fregat dan kapal pasokan,” ujar dia.
Namun dia menekankan pengerahan maritim tidak dilakukan untuk melawan tindakan aktor tertentu di wilayah tersebut. “Sebaliknya, mereka berdedikasi untuk melindungi tatanan internasional berbasis aturan yang kita semua tandatangani dan yang harus kita manfaatkan,” papar dia.
Berlin dan Beijing mempertahankan hubungan perdagangan utama, tetapi pengerahan kapal perang ke Laut China Selatan pada tahun 2024 berpotensi menyebabkan masalah baru karena Jerman berusaha menyeimbangkan kepentingan keamanan dan ekonominya.
Pada tahun 2021, satu kapal perang Jerman dikerahkan ke wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
Negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran militer mereka di wilayah tersebut di tengah kekhawatiran tentang tujuan teritorial Beijing, khususnya terkait dengan Taiwan.
Beijing telah menegaskan Laut China Selatan adalah zona maritim eksklusifnya. Namun, sekitar tujuh tahun lalu, pengadilan di bawah ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 dengan tegas menolak klaim teritorial Beijing atas perairan tersebut.
Meskipun demikian, China telah memasang pos-pos militer di setidaknya tiga pulau di laut.
Bulan lalu, Beijing menyatakan “ketidaksenangan yang signifikan” pada kunjungan menteri Jerman Bettina Stark-Watzinger ke Taiwan yang dipandang Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri.
China sering menegur negara-negara Barat karena terlibat dalam diplomasi dengan para pemimpin di Taipei, yang dipandang sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya di bawah prinsip “Satu-China”.
Pada Sabtu di konferensi yang sama di Singapura, Pistorius mengatakan dia telah "menjelaskan" kepada Beijing bahwa dia mengharapkan China mengakhiri praktiknya dalam merekrut mantan pilot militer Jerman untuk membantu melatih pasukannya sendiri.
Hal ini mengikuti laporan oleh majalah berita Jerman Spiegel pada Jumat, yang mengatakan China telah menerima pelatihan semacam itu selama bertahun-tahun.
Menurut laporan itu, para pejabat keamanan di Berlin khawatir pengetahuan militer pasukan Jerman dan NATO sedang dibahas.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(sya)