Shalat Jumat di Hagia Sophia Jadi Mahkota Perjuangan Muslim

Jum'at, 24 Juli 2020 - 05:37 WIB
loading...
Shalat Jumat di Hagia Sophia Jadi Mahkota Perjuangan Muslim
Shalat Jumat di Hagia Sophia akan menjadi mahkota perjuangan umat Muslim selama puluhan tahun. Foto/TRT
A A A
ISTANBUL - Ketika Yunus Genc melakukan shalat Jumat di Hagia Sophia , itu akan menandai puncak kemenangan dari upaya selama puluhan tahun oleh kelompok-kelompok yang berakar pada Islam untuk mengubah monumen kuno, yang dipuja oleh umat Kristen dan Muslim, menjadi sebuah masjid.

Genc's Anatolian Youth Association (AGD) mengadakan protes dan mengorganisir shalat di luar Hagia Sophia yang berusia 1.500 tahun, sementara kelompok lain melakukan serangkaian perjuangan melalui jalur hukum yang gagal sampai pengadilan tinggi Turki bulan lalu akhirnya memutuskan mendukung mereka, membatalkan statusnya sebagai museum. (Baca: Erdogan: Hagia Sophia Jadi Masjid setelah Keputusan Pengadilan )

Presiden Tayyip Erdogan segera mendeklarasikan bangunan itu - katedral Bizantium Kristen selama 900 tahun sebelum direbut oleh penjajah Ottoman dan berfungsi sebagai masjid hingga 1934 - sekali lagi menjadi masjid, dengan shalat pertama diadakan Jumat ini. (Baca: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia Sophia 24 Juli )

Keputusan-keputusan itu mengeluarkan semburan kritik dari para pemimpin gereja, yang mengatakan konversi ke tempat ibadah eksklusif Muslim berisiko memperdalam perpecahan agama. Turki mengatakan situs itu akan tetap terbuka untuk pengunjung dan karya seni Kristennya dilindungi.

"Kami berjuang untuk ini selama bertahun-tahun," kata Genc di depan masjid, yang kubah abu-abu besar dan dinding-dinding berwarna merah tua serta penopang telah menandai garis langit kota selama satu setengah milenium, kemudian bergabung dengan empat menara yang menjulang tinggi.

"Hagia Sophia adalah simbol dan kami, seperti semua Muslim, menginginkannya dibuka sebagai masjid. Ketika Sultan Mehmet sang Penakluk datang ke Istanbul ia membeli Hagia Sophia dengan uangnya sendiri sebagai simbol penaklukan, memberkahinya dan menginginkannya menjadi masjid," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2020).(Baca: Hagia Sophia Jadi Masjid, Ketidakjujuran Dunia Terekspos! )

Kelompok AGD Genc adalah cabang dari gerakan yang didirikan oleh perdana menteri Islam pertama Turki Necmettin Erbakan, yang partai politiknya merupakan cikal bakal Partai AK yang telah memerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan selama 17 tahun.

Pada waktu itu Erdogan telah membentuk kembali republik modern Turki, yang didirikan hampir seabad yang lalu oleh Mustafa Kemal Ataturk, seorang sekularis yang setia, mencabut larangan jilbab Muslim di depan umum, mempromosikan pendidikan agama dan menjinakkan militer Turki yang kuat, yang dulu merupakan benteng nilai-nilai sekuler Ataturk.

Di tengah kekacauan dan pemberontakan yang mengguncang Timur Tengah sejak 2011, Erdogan juga berusaha memposisikan Turki sebagai kekuatan regional dan juara Muslim Sunni.

"Langkah Hagia Sophia adalah tanda menuju "mencapai kebebasan" untuk masjid al-Aqsa di Yerusalem," kata Erdogan awal bulan ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)