Mengenal 3 Negara Baltik, Salah Satunya Sokong Persenjataan Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara Baltik yang terdiri dari Estonia, Latvia, dan Lithuania berada di wilayah timur laut Eropa. Penamaan wilayah ini diambil dari Laut Baltik yang berbatasan di barat tiga negara ini.
Selain ada Laut Baltik di wilayah barat, tiga negara ini juga berbatasan dengan wilayah Rusia di timur, Belarusia di tenggara, dan Polandia di barat daya.
Dulunya ketiga negara ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia, kemudian menjadi Uni Soviet, sebelum akhirnya memproklamirkan kemerdekaan tak lama setelah Soviet runtuh.
Ketiga negara ini merdeka pada tahun yang sama, pada 1918. Menurut laman Britanica, angka harapan hidup di negara Baltik ini tergolong rendah menurut standar Eropa. Hal itu disebabkan populasi yang mulai menua dan selalu menurun setelah kemerdekaan.
Itu terjadi karena pada saat kemerdekaan, seluruh imigran yang berasal dari Rusia kembali ke negaranya, diikuti dengan penduduk yang mulai migrasi ke wilayah Eropa Barat dan Amerika Utara.
Kemerdekaan Latvia ditandai dengan munculnya perjanjian Brest-Litovsk antara Rusia dan Jerman pada bulan Maret dan gencatan senjata Sekutu dengan Jerman pada bulan November di tahun 1918. Sebelum merdeka, wilayah Latvia merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia sejak tahun 1800-an.
Dilansir dari BBC, untuk memproklamirkan kemerdekaannya, Latvia harus berjuang melawan tentara Rusia dan Jerman. Sampai pada akhirnya dibentuk perjanjian perdamaian antara Latvia dan Rusia pada tahun 1920.
Rupanya perjanjian itu masih belum dapat meredam Jerman, di mana pada tahun 1941, pasukan Nazi berhasil menginvasi dan membunuh 70.000 orang Yahudi di Latvia.
Invasi tersebut akhirnya berhenti usai Berlin kalah dalam Perang Dunia II dan Adolf Hitler dinyatakan tewas.
Sama seperti negara Baltik yang lain, Latvia mulai bergabung dengan NATO pada tahun 2004. Sampai pada tahun 2022, ketika invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina, negara ini mulai mengumumkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya dengan Belarusia.
Saat ini, Latvia yang mengadaptasi sistem pemerintahan parlementer, dipimpin oleh Presiden Egil Levits yang terpilih pada tahun 2019 lalu. Dalam kepemimpinannya, Levits telah mendukung gerakan untuk mengurangi penggunaan bahasa Rusia di Latvia, termasuk melarang universitas mengajar dalam bahasa selain bahasa resmi Uni Eropa.
Sementara untuk posisi Perdana Menteri di Latvia dipegang oleh Arturs Krisjanis Karins yang menjabat sejak Januari 2019.
Lithuania merupakan negara yang dulunya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia sejak akhir abad ke 18. Negara ini kemudian diduduki oleh Jerman selama Perang Dunia Pertama tahun 1915.
Sempat terjadi sejarah kelam di negara ini pada tahun 1941, di mana terdapat ribuan masyarakat Lithuania yang dideportasi ke Serbia setelah Nazi Jerman berhasil menginvasinya. Hal tersebut juga terjadi di Estonia.
Negara yang mengusung sistem pemerintahan parlementer ini dipimpin oleh Presiden Gitanas Nauseda yang telah menjabat dua periode setelah terpilih kembali pada tahun 2019 lalu. Perdana Menteri-nya Ingrida Simonyte mulai menjabat pada November 2020.
Sama seperti negara Baltik sebelumnya, Estonia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 1918, baru diakui sebagai sebuah negara setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Setelah Uni Soviet runtuh, Estonia menjadi negara Baltik pertama yang mengumumkan ketertarikannya untuk bergabung dengan NATO pada tahun 1994. Namun negara ini secara resmi baru bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2004.
Pada tahun 2007 lalu, Estonia menjadi negara pertama yang mengizinkan pemungutan suara melalui internet untuk pemilihan parlemen.
Ketika Rusia melancarkan Invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, Estonia menjadi satu-satunya negara Baltik yang memberikan peralatan militer dan dukungan politik kepada Ukraina.
Saat ini Estonia dipimpin oleh Presiden Alar Karis yang dipilih oleh Parlemen pada 31 Agustus 2021 menggantikan Kersti Kaljulaid. Sedangkan Kaja Kallas adalah Perdana Menteri yang baru saja terpilih dalam pemilu Maret 2023.
Selain ada Laut Baltik di wilayah barat, tiga negara ini juga berbatasan dengan wilayah Rusia di timur, Belarusia di tenggara, dan Polandia di barat daya.
Dulunya ketiga negara ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia, kemudian menjadi Uni Soviet, sebelum akhirnya memproklamirkan kemerdekaan tak lama setelah Soviet runtuh.
Ketiga negara ini merdeka pada tahun yang sama, pada 1918. Menurut laman Britanica, angka harapan hidup di negara Baltik ini tergolong rendah menurut standar Eropa. Hal itu disebabkan populasi yang mulai menua dan selalu menurun setelah kemerdekaan.
Itu terjadi karena pada saat kemerdekaan, seluruh imigran yang berasal dari Rusia kembali ke negaranya, diikuti dengan penduduk yang mulai migrasi ke wilayah Eropa Barat dan Amerika Utara.
Mengenal 3 Negara Baltik
1. Latvia
Kemerdekaan Latvia ditandai dengan munculnya perjanjian Brest-Litovsk antara Rusia dan Jerman pada bulan Maret dan gencatan senjata Sekutu dengan Jerman pada bulan November di tahun 1918. Sebelum merdeka, wilayah Latvia merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia sejak tahun 1800-an.
Dilansir dari BBC, untuk memproklamirkan kemerdekaannya, Latvia harus berjuang melawan tentara Rusia dan Jerman. Sampai pada akhirnya dibentuk perjanjian perdamaian antara Latvia dan Rusia pada tahun 1920.
Rupanya perjanjian itu masih belum dapat meredam Jerman, di mana pada tahun 1941, pasukan Nazi berhasil menginvasi dan membunuh 70.000 orang Yahudi di Latvia.
Invasi tersebut akhirnya berhenti usai Berlin kalah dalam Perang Dunia II dan Adolf Hitler dinyatakan tewas.
Sama seperti negara Baltik yang lain, Latvia mulai bergabung dengan NATO pada tahun 2004. Sampai pada tahun 2022, ketika invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina, negara ini mulai mengumumkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya dengan Belarusia.
Saat ini, Latvia yang mengadaptasi sistem pemerintahan parlementer, dipimpin oleh Presiden Egil Levits yang terpilih pada tahun 2019 lalu. Dalam kepemimpinannya, Levits telah mendukung gerakan untuk mengurangi penggunaan bahasa Rusia di Latvia, termasuk melarang universitas mengajar dalam bahasa selain bahasa resmi Uni Eropa.
Sementara untuk posisi Perdana Menteri di Latvia dipegang oleh Arturs Krisjanis Karins yang menjabat sejak Januari 2019.
2. Lithuania
Lithuania merupakan negara yang dulunya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia sejak akhir abad ke 18. Negara ini kemudian diduduki oleh Jerman selama Perang Dunia Pertama tahun 1915.
Sempat terjadi sejarah kelam di negara ini pada tahun 1941, di mana terdapat ribuan masyarakat Lithuania yang dideportasi ke Serbia setelah Nazi Jerman berhasil menginvasinya. Hal tersebut juga terjadi di Estonia.
Negara yang mengusung sistem pemerintahan parlementer ini dipimpin oleh Presiden Gitanas Nauseda yang telah menjabat dua periode setelah terpilih kembali pada tahun 2019 lalu. Perdana Menteri-nya Ingrida Simonyte mulai menjabat pada November 2020.
3. Estonia
Sama seperti negara Baltik sebelumnya, Estonia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 1918, baru diakui sebagai sebuah negara setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Setelah Uni Soviet runtuh, Estonia menjadi negara Baltik pertama yang mengumumkan ketertarikannya untuk bergabung dengan NATO pada tahun 1994. Namun negara ini secara resmi baru bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2004.
Pada tahun 2007 lalu, Estonia menjadi negara pertama yang mengizinkan pemungutan suara melalui internet untuk pemilihan parlemen.
Ketika Rusia melancarkan Invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, Estonia menjadi satu-satunya negara Baltik yang memberikan peralatan militer dan dukungan politik kepada Ukraina.
Saat ini Estonia dipimpin oleh Presiden Alar Karis yang dipilih oleh Parlemen pada 31 Agustus 2021 menggantikan Kersti Kaljulaid. Sedangkan Kaja Kallas adalah Perdana Menteri yang baru saja terpilih dalam pemilu Maret 2023.
(mas)