Armada Drone yang Dibanggakan Ukraina Hampir Musnah dalam Perang
loading...
A
A
A
KIEV - Drone Bayraktar Turki disebut-sebut sebagai senjata ajaib, dengan para pejabat Ukraina mengatakan UAV itu akan memberi mereka keuntungan melawan Rusia.
“Namun, satu tahun kemudian, hanya beberapa unit drone yang tersisa yang digunakan jauh dari medan perang, dan untuk pengintaian saja, bukannya misi penyerangan,” ungkap seorang analis think tank terkait Pentagon kepada Business Insider.
Ukraina membeli lusinan drone Bayraktar TB2 dan menggunakannya untuk menyerang Donbass yang melanggar perjanjian gencatan senjata setidaknya sekali, bahkan sebelum konflik dengan Rusia dimulai Februari lalu.
Kiev juga mengklaim telah menerima drone tambahan dalam jumlah yang tidak ditentukan selama setahun terakhir, terlepas dari netralitas resmi Turki dalam konflik itu.
Pada bulan-bulan pertama konflik, Kiev secara rutin mengklaim telah melakukan serangan yang berhasil menggunakan TB2.
“Tetapi pada Juli, Bayraktar menjadi hampir tidak berguna, dan Kiev mencadangkannya untuk operasi khusus yang langka," ungkap pilot Ukraina kepada Foreign Policy pada saat itu.
“Pasukan Rusia menghancurkan lebih dari 100 drone Bayraktar di Ukraina,” papar Wakil Panglima Angkatan Udara, Letnan Jenderal Andrey Demin, pada April.
“Sampai sekarang, armada Ukraina untuk drone yang dulu berharga, hampir seluruhnya telah ditembak jatuh," tulis Business Insider pada Minggu (28/5/2023).
Laporan itu mengutip seorang ahli dalam sistem militer tak berawak dan robot di Pusat Analisis Angkatan Laut, Samuel Bendett.
“Sebagai UAV yang relatif lambat dan terbang rendah, itu bisa menjadi target untuk berbagai sistem pertahanan udara yang terorganisir dengan baik,” ujar Bendett.
Dia menambahkan, “Setelah militer Rusia bertindak bersama, ia dapat menjatuhkan banyak TB2.”
Bayraktar TB2 adalah drone desain perusahaan Turki Baykar Makina, yang harganya sekitar USD2 juta per unit.
Ankara telah menggembar-gemborkan kehebatan drone itu sejak 2020, ketika dikatakan telah membantu Azerbaijan menang dalam konflik Nagorno-Karabakh 2020.
Pasukan Turki juga telah mengerahkan drone tersebut di Suriah dan Libya. Saat itu kehebatan drone tersebut sangat dikagumi berbagai negara dan mendapat banyak pembeli di penjuru dunia.
Menanggapi penelepon iseng tahun lalu, Kepala Asosiasi Perusahaan Pertahanan Ukraina mengakui, “Ada lebih banyak PR (humas) dan korupsi di Bayraktar daripada penggunaan tempur. Mereka semua ditembak jatuh dalam waktu seminggu."
Awal bulan ini, satu Bayraktar TB2 dihancurkan setelah dilaporkan berkeliaran di ibu kota Ukraina, dengan satu video yang menunjukkan drone itu dijatuhkan oleh roket yang ditembakkan dari bahu.
Sementara akun “intel open source” pro-Ukraina awalnya mengklaim itu adalah Corsair Rusia, militer Ukraina kemudian mengakui mereka terpaksa harus menghancurkan drone mereka sendiri setelah operator gagal mendapatkan kembali kendali atas mesin perang itu.
“Namun, satu tahun kemudian, hanya beberapa unit drone yang tersisa yang digunakan jauh dari medan perang, dan untuk pengintaian saja, bukannya misi penyerangan,” ungkap seorang analis think tank terkait Pentagon kepada Business Insider.
Ukraina membeli lusinan drone Bayraktar TB2 dan menggunakannya untuk menyerang Donbass yang melanggar perjanjian gencatan senjata setidaknya sekali, bahkan sebelum konflik dengan Rusia dimulai Februari lalu.
Kiev juga mengklaim telah menerima drone tambahan dalam jumlah yang tidak ditentukan selama setahun terakhir, terlepas dari netralitas resmi Turki dalam konflik itu.
Pada bulan-bulan pertama konflik, Kiev secara rutin mengklaim telah melakukan serangan yang berhasil menggunakan TB2.
“Tetapi pada Juli, Bayraktar menjadi hampir tidak berguna, dan Kiev mencadangkannya untuk operasi khusus yang langka," ungkap pilot Ukraina kepada Foreign Policy pada saat itu.
“Pasukan Rusia menghancurkan lebih dari 100 drone Bayraktar di Ukraina,” papar Wakil Panglima Angkatan Udara, Letnan Jenderal Andrey Demin, pada April.
“Sampai sekarang, armada Ukraina untuk drone yang dulu berharga, hampir seluruhnya telah ditembak jatuh," tulis Business Insider pada Minggu (28/5/2023).
Laporan itu mengutip seorang ahli dalam sistem militer tak berawak dan robot di Pusat Analisis Angkatan Laut, Samuel Bendett.
“Sebagai UAV yang relatif lambat dan terbang rendah, itu bisa menjadi target untuk berbagai sistem pertahanan udara yang terorganisir dengan baik,” ujar Bendett.
Dia menambahkan, “Setelah militer Rusia bertindak bersama, ia dapat menjatuhkan banyak TB2.”
Bayraktar TB2 adalah drone desain perusahaan Turki Baykar Makina, yang harganya sekitar USD2 juta per unit.
Ankara telah menggembar-gemborkan kehebatan drone itu sejak 2020, ketika dikatakan telah membantu Azerbaijan menang dalam konflik Nagorno-Karabakh 2020.
Pasukan Turki juga telah mengerahkan drone tersebut di Suriah dan Libya. Saat itu kehebatan drone tersebut sangat dikagumi berbagai negara dan mendapat banyak pembeli di penjuru dunia.
Menanggapi penelepon iseng tahun lalu, Kepala Asosiasi Perusahaan Pertahanan Ukraina mengakui, “Ada lebih banyak PR (humas) dan korupsi di Bayraktar daripada penggunaan tempur. Mereka semua ditembak jatuh dalam waktu seminggu."
Awal bulan ini, satu Bayraktar TB2 dihancurkan setelah dilaporkan berkeliaran di ibu kota Ukraina, dengan satu video yang menunjukkan drone itu dijatuhkan oleh roket yang ditembakkan dari bahu.
Sementara akun “intel open source” pro-Ukraina awalnya mengklaim itu adalah Corsair Rusia, militer Ukraina kemudian mengakui mereka terpaksa harus menghancurkan drone mereka sendiri setelah operator gagal mendapatkan kembali kendali atas mesin perang itu.
(sya)