Pasokan Rudal Stinger AS Tiba di Taiwan, China Murka

Sabtu, 27 Mei 2023 - 11:21 WIB
loading...
Pasokan Rudal Stinger AS Tiba di Taiwan, China Murka
Pasokan pertama rudal Stinger dari Amerika Serikat telah tiba di Taiwan. China marah dan memprotes pengiriman senjata tersebut. Foto/REUTERS
A A A
TAIPEI - Pasokan pertama rudal Stinger dari Amerika Serikat (AS) dilaporkan sudah tiba di Taiwan dengan pesawat kargo Boeing pada Kamis malam. Pemerintah Taipei menolak mengonfirmasi, sedangkan pemerintah China merespons dengan protes kemarahan.

Surat kabar Liberty Times melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan telah menerima pengiriman rudal Stinger FIM-92.

Paket misil itu adalah gelombang pertama hibah militer yang baru-baru ini diputuskan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk dipasok ke Taiwan--menggunakan Otoritas Penarikan Presiden (PDA) di bawah Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA).



MND mengatakan Taiwan dan AS sedang dalam pembicaraan dan mencapai konsensus tentang jenis sistem senjata yang akan diperlukan jika Amerika menggunakan PDA untuk mengatasi simpanan senjata yang akan dikirim ke Taipei.

Berdasarkan praktiknya terkait paket senjata, MND tidak akan mengungkapkan rincian tentang pengiriman tersebut.

Taiwan memiliki persediaan 1.800 rudal Stinger, termasuk sistem Dual Mount Stingers (DMS) dan rudal Stinger yang dapat ditembakkan dari Avenger dan AH-64 Apache. Demikian penjelasan Su Tzu-yun, seorang peneliti di Taiwan's Institute for National Defense and Security Research.

Di Beijing, pemerintah China menyampaikan protes keras atas pengiriman rudal terbaru Amerika ke Taiwan. "Langkah yang benar-benar salah dan berbahaya," kesal juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, seperti dilansir China Daily, Sabtu (27/5/2023).

Menurut Mao, pasokan senjata Washington ke Taipei secara serius melanggar ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS, terutama Komunike 17 Agustus 1982.

"Langkah itu juga mencampuri urusan dalam negeri China, merongrong kepentingan kedaulatan dan keamanan China, serta merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ujarnya.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1625 seconds (0.1#10.140)