Lebih dari 2.000 Orang Dibantai, Dalang Genosida Rwanda Ditangkap

Jum'at, 26 Mei 2023 - 10:50 WIB
loading...
Lebih dari 2.000 Orang Dibantai, Dalang Genosida Rwanda Ditangkap
Fulgence Kayishema, salah satu dalang pembantaian lebih dari 2.000 pengungsi selama genosida di Rwanda, telah ditangkap setelah buron lebih dari 20 tahun. Foto/IRMCT
A A A
KIGALI - Mantan kepala polisi Rwanda , Fulgence Kayishema, yang dicap sebagai buronan paling dicari dari genosida 1994 di negaranya telah ditangkap di Afrika Selatan.

Dialah salah satu dalang dari pembantaian lebih dari 2.000 pengungsi Tutsi.

Fulgence Kayishema (62) sudah buron selama lebih dari dua dekade. Dia ditangkap di Paarl pada hari Rabu dalam operasi gabungan penyelidik PBB dan otoritas Afrika Selatan.

Dia didakwa oleh Pengadilan Kriminal Internasional PBB untuk Rwanda (ICTR) pada tahun 2001 karena membantu mengatur pembantaian lebih dari 2.000 pengungsi Tutsi—termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua—pada 15 April 1994 di Gereja Katolik Nyange di komunitas Kivumu.



Menurut pengadilan, Kayishema, seorang inspektur polisi Hutu saat itu, berpartisipasi langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembantaian.

Dia diduga membeli dan membagikan bensin untuk membakar gereja saat para pengungsi berada di dalam, serta menggunakan buldoser untuk meruntuhkan bangunan, mengubur dan membunuh para korban di dalamnya.

"Dia tetap bebas sejak dakwaannya, menggunakan banyak nama samaran dan dokumen palsu untuk menyembunyikan identitas dan keberadaannya," kata penyelidik PBB, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/5/2023).

“Fulgence Kayishema adalah buronan selama lebih dari 20 tahun. Penangkapannya memastikan bahwa dia akhirnya akan diadili atas tuduhan kejahatannya,” kata Kepala Jaksa Mekanisme Residual Internasional untuk Pengadilan Pidana (IRMCT), Serge Brammertz, dalam sebuah pernyataan.

Menurut kantor IRMCT, operasi yang mengarah ke penangkapan tersangka dilakukan di beberapa negara di seluruh Afrika dan wilayah lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)