3 Fakta tentang Kandidat Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Charles Q. Brown
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Joe Biden menunjuk kepala Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Jenderal Charles Q. Brown sebagai kandidat Kepala Staf Gabungan. Itu sebagai sikap Biden di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.
Brown merupakan mantan pilot pesawat tempur dengan pengalaman di Pasifik. Dia menjadi perwira kulit hitam kedua yang menjadi ketua Kepala Staf Gabungan, setelah Colin Powell dua dekade lalu. Namun, untuk menjadi kepala staf gabungan, Brown harus mendapat konfirmasi dari senat.
Langkah Biden itu mengikuti penunjukan Biden atas Lloyd Austin untuk menjadi menteri pertahanan AS kulit hitam pertama, posisi sipil teratas di Pentagon.
Seorang pejabat senior administrasi Biden mengatakan Biden telah menerima rekomendasi Austin untuk memilih Brown untuk posisi itu, percaya dia memahami tantangan strategis yang dihadapi AS di seluruh dunia.
Berikut 3 fakta tentang Jenderal Charles Q. Brown yang menjadi kandidat kuat kepala staf gabungan militer AS.
1. Pilot Pesawat Tempur Kulit Hitam
Brown pernah membantu membangun dan memimpin kampanye udara melawan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Dia sangat berpengalaman dalam tantangan yang ditimbulkan oleh China. Dan dia memiliki pemahaman yang kuat tentang perspektif NATO.
Dikenal oleh rekan-rekannya sebagai "CQ", pengalaman Brown termasuk mengawasi operasi udara koalisi melawan ISIS dari pangkalan utama Angkatan Udara di Timur Tengah.
Tetapi pengalamannya sebagai komandan Angkatan Udara AS di Pasifik dari 2018 hingga 2020 yang memberinya petunjuk tentang ketegangan dengan militer China yang menguat dengan cepat. Itu akan menjadi kelebihannya sebagai kepala staf gabungan.
Heather Wilson, yang saat itu menjadi sekretaris Angkatan Udara, memuji gaya kepemimpinan dan pengalaman Brown di Pasifik. "Dia bijaksana, dihormati oleh rekan-rekan dan bawahannya, dan akan memberikan kepemimpinan yang mantap dan nasihat yang baik untuk negara ini," katanya kepada Reuters.
2. Dikenal Introvert
Foto/Reuters
Brown dikenal seorang introvert yang menggambarkan dirinya sendiri yang kepribadian publiknya sangat kontras dengan Kepala Staf Gabungan sebelumnya, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley. Miley dikabarkan sebagai jenderal yang cerewet.
Tahun lalu, berbicara di sebuah forum keamanan, Brown bercanda bahwa istrinya akan bertanya: "Apakah Anda menggunakan semua kata-kata Anda di tempat kerja hari ini?"
3.Jadi Korban Rasisme
Setelah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam, oleh polisi Minneapolis pada 2020, Brown menceritakan pengalamannya dalam sebuah video emosional yang diunggah secara online.
Brown menceritakan bagaimana, selama karir Angkatan Udaranya, dia seringkali satu-satunya orang Afrika-Amerika di skuadronnya. "Saya sebagai perwira senior, satu-satunya orang Afrika-Amerika di ruangan itu dan mengenakan pakaian terbang yang sama dengan skuadronnya dengan sayap yang disematkan," ujarnya.
Brown merupakan mantan pilot pesawat tempur dengan pengalaman di Pasifik. Dia menjadi perwira kulit hitam kedua yang menjadi ketua Kepala Staf Gabungan, setelah Colin Powell dua dekade lalu. Namun, untuk menjadi kepala staf gabungan, Brown harus mendapat konfirmasi dari senat.
Langkah Biden itu mengikuti penunjukan Biden atas Lloyd Austin untuk menjadi menteri pertahanan AS kulit hitam pertama, posisi sipil teratas di Pentagon.
Seorang pejabat senior administrasi Biden mengatakan Biden telah menerima rekomendasi Austin untuk memilih Brown untuk posisi itu, percaya dia memahami tantangan strategis yang dihadapi AS di seluruh dunia.
Berikut 3 fakta tentang Jenderal Charles Q. Brown yang menjadi kandidat kuat kepala staf gabungan militer AS.
1. Pilot Pesawat Tempur Kulit Hitam
Brown pernah membantu membangun dan memimpin kampanye udara melawan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Dia sangat berpengalaman dalam tantangan yang ditimbulkan oleh China. Dan dia memiliki pemahaman yang kuat tentang perspektif NATO.
Dikenal oleh rekan-rekannya sebagai "CQ", pengalaman Brown termasuk mengawasi operasi udara koalisi melawan ISIS dari pangkalan utama Angkatan Udara di Timur Tengah.
Tetapi pengalamannya sebagai komandan Angkatan Udara AS di Pasifik dari 2018 hingga 2020 yang memberinya petunjuk tentang ketegangan dengan militer China yang menguat dengan cepat. Itu akan menjadi kelebihannya sebagai kepala staf gabungan.
Heather Wilson, yang saat itu menjadi sekretaris Angkatan Udara, memuji gaya kepemimpinan dan pengalaman Brown di Pasifik. "Dia bijaksana, dihormati oleh rekan-rekan dan bawahannya, dan akan memberikan kepemimpinan yang mantap dan nasihat yang baik untuk negara ini," katanya kepada Reuters.
2. Dikenal Introvert
Foto/Reuters
Brown dikenal seorang introvert yang menggambarkan dirinya sendiri yang kepribadian publiknya sangat kontras dengan Kepala Staf Gabungan sebelumnya, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley. Miley dikabarkan sebagai jenderal yang cerewet.
Tahun lalu, berbicara di sebuah forum keamanan, Brown bercanda bahwa istrinya akan bertanya: "Apakah Anda menggunakan semua kata-kata Anda di tempat kerja hari ini?"
3.Jadi Korban Rasisme
Setelah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam, oleh polisi Minneapolis pada 2020, Brown menceritakan pengalamannya dalam sebuah video emosional yang diunggah secara online.
Brown menceritakan bagaimana, selama karir Angkatan Udaranya, dia seringkali satu-satunya orang Afrika-Amerika di skuadronnya. "Saya sebagai perwira senior, satu-satunya orang Afrika-Amerika di ruangan itu dan mengenakan pakaian terbang yang sama dengan skuadronnya dengan sayap yang disematkan," ujarnya.
(ahm)