2 Kelompok Anti-Putin yang Menyerang Wilayah Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Tembusnya perbatasan Rusia di Belgorod menunjukkan sisi lemah tentara Rusia. Itu juga memperkuat upaya kontra-defensif Ukraina terhadap Rusia.
Para prajurit yang mengacaukan wilayah Belgorod tersebut disebut oleh Rusia sebagai penyabotase. Sebanyak 70 prajurit tersebut sudah dikalahkan dan dibunuh. Rusia berhasil memaksa tentara sisanya kembali ke Ukraina.
Siapa sebenarnya para tentara yang mampu menembus perbatasan Rusia tersebut. Berikut 2 kelompok tentara yang menunjukkan kelemahan dan kerapuhan perbatasan Rusia serta menjadi pelajaran berharga bagi militer Rusia. 2 kelompok tersebut dikenal sebagai kelompok anti-Putin.
1. Liberty of Russia Legion (FRL)
Liberty of Russia Legion atau Legiun Kebebasan Rusia berusaha menciptakan zona aman bagi Ukraina.
Kelompok tersebut di masa lalu digambarkan sebagai bagian dari legiun internasional yang terlibat dalam pertahanan teritorial Ukraina.
FRL menjadi organisasi yang sangat berbeda yang berjuang bersama pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia. Itu menggunakan bendera putih-biru-putih, dilihat oleh sebagian oposisi Rusia sebagai bendera "Rusia bebas".
Andriy Yusov dari direktorat intelijen Kyiv mengatakan FRL kelompok bekerja secara otonom di wilayah Rusia. Yusov mengklaim bahwa Ukraina tidak terlibat. Sementara TV Ukraina mengatakan mereka adalah milisi dan "relawan Rusia".
2. Korps Sukarelawan Rusia (RDK)
Foto/Reuters
The Russian Volunteer Corps (RDK) atau Korps Sukarelawan Rusia menjadi terkenal pada Maret 2023, mengambil bagian dalam serangan lintas batas di wilayah Bryansk Rusia yang dikatakan melibatkan 45 orang.
Laporan Rusia yang belum dikonfirmasi melaporkan tentang penembakan, korban dan sandera. RDK menyatakan telah melintasi perbatasan Rusia dan mengklaim Rusia memberontak melawan pemerintah mereka. Kelompok itu mengatakan tidak menyandera dan mundur dengan aman ke wilayah Ukraina.
Pemimpin RDK yakni Denis Kapustin atau Denis Nikitin, seorang nasionalis Rusia, dan kelompok tersebut secara terbuka mendukung negara mono-etnis Rusia. Nikitin mengatakan bahwa sementara mereka berdua mencari "penggulingan rezim Putin", para pejuang legiun lebih cenderung menyebut diri mereka sentris.
Namun, pada 22 Mei 2023 Nikiti mengumumkan telah membebaskan desa Rusia Kozinka, tepat di seberang perbatasan Ukraina dan di barat daya Belgorod. "Legiun dan RDK terus membebaskan wilayah Belgorod," klaimnya. "Sekali lagi, mitos bahwa warga Rusia aman dan Federasi Rusia kuat telah dihancurkan," tambahnya. Dia kemudian memposting video balon yang membawa benderanya di atas Moskow.
Pada 2020, situs web investigasi Ukraina menuduh Denis memiliki hubungan dengan kelompok neo-Nazi dan Nikitin pernah berbicara di masa lalu sebagai bagian dari gerakan hooligan sepak bola. Kelompok RDK menuduh oposisi arus utama Rusia duduk di pagar dalam perang Ukraina.
Fortuna, salah satu anggota korp, menyatakan kepada media Ukraina November 2022 bahwa mereka berjumlah 120 orang. "Kami adalah unit sukarela, kami bukan wajib militer atau prajurit kontrak seperti warga negara Ukraina,” demikian keterangan Fortuna.
Ukuran legiun tidak jelas tetapi menurut situs webnya, mereka mengklaim bertempur dalam kerja sama penuh dengan Angkatan Bersenjata Ukraina dan di bawah kepemimpinan komando Ukraina.
Seorang anggota yang dikenal sebagai Caesar, yang bisa dibilang prajurit paling terkenal, bersikeras tidak ada orang di legiun yang dipaksa untuk bergabung dan semua anggota adalah tentara kontrak dengan legiun internasional Ukraina. Meskipun dia mengatakan sejumlah kecil adalah tentara Rusia yang telah menyerah kepada pasukan Ukraina, mereka melakukannya justru untuk berpindah pihak.
Ada beberapa keraguan atas signifikansi militer kelompok tersebut. Pakar Ukraina Volodymyr Fesenko mengatakan ada beberapa unit berbeda. "Mereka lebih banyak muncul tentang hubungan masyarakat daripada aksi nyata," katanya.
Kemudian, mantan anggota parlemen Rusia Ilya Ponamarev, yang sekarang menjadi warga negara Ukraina, mengatakan di Facebook pada Agustus 2022 bahwa legiun, korps sukarelawan, dan kelompok lain yang disebut Tentara Republik Nasional telah menandatangani deklarasi yang menyetujui tujuan bersama untuk membebaskan Rusia dari kekuasaan Vladimir Putin.
Para prajurit yang mengacaukan wilayah Belgorod tersebut disebut oleh Rusia sebagai penyabotase. Sebanyak 70 prajurit tersebut sudah dikalahkan dan dibunuh. Rusia berhasil memaksa tentara sisanya kembali ke Ukraina.
Siapa sebenarnya para tentara yang mampu menembus perbatasan Rusia tersebut. Berikut 2 kelompok tentara yang menunjukkan kelemahan dan kerapuhan perbatasan Rusia serta menjadi pelajaran berharga bagi militer Rusia. 2 kelompok tersebut dikenal sebagai kelompok anti-Putin.
1. Liberty of Russia Legion (FRL)
Liberty of Russia Legion atau Legiun Kebebasan Rusia berusaha menciptakan zona aman bagi Ukraina.
Kelompok tersebut di masa lalu digambarkan sebagai bagian dari legiun internasional yang terlibat dalam pertahanan teritorial Ukraina.
FRL menjadi organisasi yang sangat berbeda yang berjuang bersama pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia. Itu menggunakan bendera putih-biru-putih, dilihat oleh sebagian oposisi Rusia sebagai bendera "Rusia bebas".
Andriy Yusov dari direktorat intelijen Kyiv mengatakan FRL kelompok bekerja secara otonom di wilayah Rusia. Yusov mengklaim bahwa Ukraina tidak terlibat. Sementara TV Ukraina mengatakan mereka adalah milisi dan "relawan Rusia".
2. Korps Sukarelawan Rusia (RDK)
Foto/Reuters
The Russian Volunteer Corps (RDK) atau Korps Sukarelawan Rusia menjadi terkenal pada Maret 2023, mengambil bagian dalam serangan lintas batas di wilayah Bryansk Rusia yang dikatakan melibatkan 45 orang.
Laporan Rusia yang belum dikonfirmasi melaporkan tentang penembakan, korban dan sandera. RDK menyatakan telah melintasi perbatasan Rusia dan mengklaim Rusia memberontak melawan pemerintah mereka. Kelompok itu mengatakan tidak menyandera dan mundur dengan aman ke wilayah Ukraina.
Pemimpin RDK yakni Denis Kapustin atau Denis Nikitin, seorang nasionalis Rusia, dan kelompok tersebut secara terbuka mendukung negara mono-etnis Rusia. Nikitin mengatakan bahwa sementara mereka berdua mencari "penggulingan rezim Putin", para pejuang legiun lebih cenderung menyebut diri mereka sentris.
Namun, pada 22 Mei 2023 Nikiti mengumumkan telah membebaskan desa Rusia Kozinka, tepat di seberang perbatasan Ukraina dan di barat daya Belgorod. "Legiun dan RDK terus membebaskan wilayah Belgorod," klaimnya. "Sekali lagi, mitos bahwa warga Rusia aman dan Federasi Rusia kuat telah dihancurkan," tambahnya. Dia kemudian memposting video balon yang membawa benderanya di atas Moskow.
Pada 2020, situs web investigasi Ukraina menuduh Denis memiliki hubungan dengan kelompok neo-Nazi dan Nikitin pernah berbicara di masa lalu sebagai bagian dari gerakan hooligan sepak bola. Kelompok RDK menuduh oposisi arus utama Rusia duduk di pagar dalam perang Ukraina.
Fortuna, salah satu anggota korp, menyatakan kepada media Ukraina November 2022 bahwa mereka berjumlah 120 orang. "Kami adalah unit sukarela, kami bukan wajib militer atau prajurit kontrak seperti warga negara Ukraina,” demikian keterangan Fortuna.
Ukuran legiun tidak jelas tetapi menurut situs webnya, mereka mengklaim bertempur dalam kerja sama penuh dengan Angkatan Bersenjata Ukraina dan di bawah kepemimpinan komando Ukraina.
Seorang anggota yang dikenal sebagai Caesar, yang bisa dibilang prajurit paling terkenal, bersikeras tidak ada orang di legiun yang dipaksa untuk bergabung dan semua anggota adalah tentara kontrak dengan legiun internasional Ukraina. Meskipun dia mengatakan sejumlah kecil adalah tentara Rusia yang telah menyerah kepada pasukan Ukraina, mereka melakukannya justru untuk berpindah pihak.
Ada beberapa keraguan atas signifikansi militer kelompok tersebut. Pakar Ukraina Volodymyr Fesenko mengatakan ada beberapa unit berbeda. "Mereka lebih banyak muncul tentang hubungan masyarakat daripada aksi nyata," katanya.
Kemudian, mantan anggota parlemen Rusia Ilya Ponamarev, yang sekarang menjadi warga negara Ukraina, mengatakan di Facebook pada Agustus 2022 bahwa legiun, korps sukarelawan, dan kelompok lain yang disebut Tentara Republik Nasional telah menandatangani deklarasi yang menyetujui tujuan bersama untuk membebaskan Rusia dari kekuasaan Vladimir Putin.
(ahm)