Jenderal Top Israel Sebut Aksi Militer terhadap Iran Sudah di Depan Mata
loading...
A
A
A
“Kami menahan diri untuk tidak ikut campur dalam perselisihan atau masalah (negara lain), termasuk dengan mengizinkan atau memberikan wilayah kami untuk beberapa operasi atau petualangan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Fariz Rzayev pada konferensi tersebut.
Kantor berita The Associated Press pada hari Senin melaporkan Iran sedang membangun situs bawah tanah baru di Pegunungan Zagros untuk menggantikan pusat manufaktur sentrifugal uranium yang terbuka di Natanz yang dilanda ledakan dan kebakaran pada Juli 2020.
“Ini tentu saja membatasi kemampuan untuk melakukan serangan, relatif terhadap fasilitas di atas tanah, yang tentunya lebih mudah. Tapi apa yang bisa dikatakan tentang masalah ini adalah tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau," kata Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi dalam konferensi yang sama.
Menyusul insiden tahun 2020, Iran mengumumkan pada tahun 2021 bahwa mereka sedang berupaya memindahkan beberapa ruang produksi sentrifugalnya ke “jantung gunung dekat Natanz”, sebuah area tempat para insinyur Iran telah lama melakukan pekerjaan penggalian.
Hanegbi secara eksplisit serangan Israel dan bahkan menyarankan tanggung jawab serangan pada Amerika Serikat dengan mencatat bahwa Washington memiliki bom GBU-43/B besar yang tidak ada di gudang senjata Israel.
"Ini (fasilitas bawah tanah dekat Natanz) masih bertahun-tahun lagi untuk diselesaikan," ujarnya.
Namun dia menegaskan bahwa tidak ada tempat di Iran yang kebal dari serangan.
“Yang bisa dikatakan tentang masalah ini adalah tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau,” katanya.
"Kami berharap kami tidak akan sampai pada situasi di mana solusi untuk cerita senjata nuklir di Iran adalah solusi kinetik, solusi yang melibatkan serangan," katanya, seraya menambahkan bahwa Israel lebih suka melihat kebuntuan internasional dengan Iran diselesaikan melalui sarana diplomasi.
Kantor berita The Associated Press pada hari Senin melaporkan Iran sedang membangun situs bawah tanah baru di Pegunungan Zagros untuk menggantikan pusat manufaktur sentrifugal uranium yang terbuka di Natanz yang dilanda ledakan dan kebakaran pada Juli 2020.
“Ini tentu saja membatasi kemampuan untuk melakukan serangan, relatif terhadap fasilitas di atas tanah, yang tentunya lebih mudah. Tapi apa yang bisa dikatakan tentang masalah ini adalah tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau," kata Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi dalam konferensi yang sama.
Menyusul insiden tahun 2020, Iran mengumumkan pada tahun 2021 bahwa mereka sedang berupaya memindahkan beberapa ruang produksi sentrifugalnya ke “jantung gunung dekat Natanz”, sebuah area tempat para insinyur Iran telah lama melakukan pekerjaan penggalian.
Hanegbi secara eksplisit serangan Israel dan bahkan menyarankan tanggung jawab serangan pada Amerika Serikat dengan mencatat bahwa Washington memiliki bom GBU-43/B besar yang tidak ada di gudang senjata Israel.
"Ini (fasilitas bawah tanah dekat Natanz) masih bertahun-tahun lagi untuk diselesaikan," ujarnya.
Namun dia menegaskan bahwa tidak ada tempat di Iran yang kebal dari serangan.
“Yang bisa dikatakan tentang masalah ini adalah tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau,” katanya.
"Kami berharap kami tidak akan sampai pada situasi di mana solusi untuk cerita senjata nuklir di Iran adalah solusi kinetik, solusi yang melibatkan serangan," katanya, seraya menambahkan bahwa Israel lebih suka melihat kebuntuan internasional dengan Iran diselesaikan melalui sarana diplomasi.
(mas)