5 Cara Negara G7 Mencegah Perang Baru
loading...
A
A
A
TOKYO - Para pemimpin negara kaya yang tergabung dalam G7 bertemu di Jepang pada akhir pekan ini. Salah satu isu yang mencuat adalah bagaimana mereka mencegah perang terjadi lagi.
Isu pencegahan perang menjadi hal signifikan seiring dengan memanasnya ketegangan antara Jepang dan Taiwan dengan China. Beijing sedang bersemangat karena aktif berkoalisi dengan Rusia.
G7 sangat memahami dampak buruk perang. Mereka belajar dari pengalaman dampak perang dengan Rusia yang memiliki kekuatan militer besar dan mumpuni.
Berikut merupakan 5 cara negara-negara G7 mencegah perang baru muncul di dunia.
1. Mengalihkan Isu yang Lebih Penting
Foto/Reuters
Dunia tidak hanya berurusan dengan militer dan pertahanan. Itu hanya menyangkut gengsi dan kepentingan personal pemimpin. Banyak hal yang lebih penting dari urusan tersebut, yakni kemanusiaan dan kehidupan warga di seluruh dunia.
Nirapamo Rao, mantan duta besar India untuk AS, mengungkapkan perang seharusnya dijauhkan dengan fokus ke hal-hal besar, di antaranya pembangunan ekonomi, perubahan iklim, pandemi dan ketimpangan tatanan global.
Rao menyatakan, negara yang suka berperang umumnya negara besar. "Tapi, negara-negara di Selatan umumnya tetap tenang," katanya.
Isu pencegahan perang menjadi hal signifikan seiring dengan memanasnya ketegangan antara Jepang dan Taiwan dengan China. Beijing sedang bersemangat karena aktif berkoalisi dengan Rusia.
G7 sangat memahami dampak buruk perang. Mereka belajar dari pengalaman dampak perang dengan Rusia yang memiliki kekuatan militer besar dan mumpuni.
Berikut merupakan 5 cara negara-negara G7 mencegah perang baru muncul di dunia.
1. Mengalihkan Isu yang Lebih Penting
Foto/Reuters
Dunia tidak hanya berurusan dengan militer dan pertahanan. Itu hanya menyangkut gengsi dan kepentingan personal pemimpin. Banyak hal yang lebih penting dari urusan tersebut, yakni kemanusiaan dan kehidupan warga di seluruh dunia.
Nirapamo Rao, mantan duta besar India untuk AS, mengungkapkan perang seharusnya dijauhkan dengan fokus ke hal-hal besar, di antaranya pembangunan ekonomi, perubahan iklim, pandemi dan ketimpangan tatanan global.
Rao menyatakan, negara yang suka berperang umumnya negara besar. "Tapi, negara-negara di Selatan umumnya tetap tenang," katanya.