Keluarga Shireen Abu Akleh Tolak Permintaan Maaf Israel

Jum'at, 19 Mei 2023 - 02:39 WIB
loading...
Keluarga Shireen Abu...
Keluarga Shireen Abu Akleh tolak permintaan maaf Israel. Foto/5Pillars
A A A
WASHINGTON - Keluarga Shireen Abu Akleh menegur Israel karena mengatakan menyesal atas kematian reporter Al Jazeera tanpa memberikan pertanggungjawaban atau bahkan mengakui bahwa pasukannya membunuhnya.

Berbicara di luar Capitol Amerika Serikat (AS) di Washington, keponakan Abu Akleh, Lina Abu Akleh, mengatakan bahwa pernyataan Israel tidak sama dengan permintaan maaf.

“Agar sangat jelas: Tentara Israel tidak mengakui atau meminta maaf atas pembunuhan Shireen. Bagi kami, kami tidak menganggap itu sebagai permintaan maaf,” kata Lina.

“Sejujurnya ini merupakan tamparan bagi warisan Shireen dan keluarga kami. Permintaan maaf — yang sebenarnya tidak — bukanlah pertanggungjawaban,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (19/5/2023).

Lina mengatakan keluarga jurnalis yang terbunuh sedang mencari pertanggungjawaban, yang membutuhkan tindakan.



"Sejak Shireen terbunuh, pemerintah Israel dan militer telah berbohong dan memutarbalikkan kebenaran," katanya kepada wartawan.

“Jadi sangat mengecewakan bahwa, pada peringatan satu tahun pembunuhan Shireen, militer Israel – sekali lagi – mereka kembali mengorbankan pihak keluarga,” sambungnya.

Lina telah bekerja untuk Al Jazeera sebagai produser berita, tetapi dia berbicara dalam kapasitasnya sebagai advokat untuk keluarga Abu Akleh.

Pada 11 Mei, peringatan pertama kematian penembakan Abu Akleh, seorang juru bicara militer Israel ditanya oleh CNN apakah militer "siap" untuk meminta maaf.

“Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan di sini bahwa kami sangat menyesal atas kematian mendiang Shireen Abu Akleh,” ucap juru bicara militer Israel, Daniel Hagari.



Abu Akleh, seorang warga negara AS, terbunuh pada 11 Mei 2022, saat meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Pada awalnya, para pejabat Israel secara keliru menuduh orang-orang bersenjata Palestina menembak mati reporter senior, yang terkenal di seluruh Dunia Arab, itu.

Beberapa bulan setelah pembunuhan itu, Israel mengakui bahwa salah satu tentaranya kemungkinan besar membunuh Abu Akleh tetapi menganggap insiden itu tidak disengaja. Pemerintah Israel tidak membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan itu.

Banyak media, kelompok hak asasi dan saksi mata telah mendokumentasikan bahwa tidak ada pertempuran di sekitar tempat Abu Akleh ditembak.

Namun, AS - yang memberi Israel bantuan setidaknya USD3,8 miliar setiap tahun - telah menerima versi Israel dari peristiwa tersebut meskipun ada permintaan awal untuk akuntabilitas dan penyelidikan independen.

Lina dan kerabat lain dari jurnalis yang terbunuh kembali ke Washington minggu ini untuk menekan kasus tersebut.

“Saya di sini bersama keluarga saya untuk terus menuntut pertanggungjawaban dan keadilan atas pembunuhannya dan mendapatkan lebih banyak dukungan dari (Capitol) Hill seperti yang kami lakukan tahun lalu,” kata Lina kepada Al Jazeera.

Pada tahun 2022, kerabat Abu Akleh bertemu dengan anggota parlemen AS sekaligus Menteri Luar Negeri Antony Blinken, tetapi Gedung Putih tidak memenuhi permintaan mereka untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden.

Pada konferensi pers di Capitol Hill, beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat bergabung dengan keluarga Abu Akleh untuk memperbarui seruan mereka akan keadilan.

Pemerintahan Biden telah berulang kali mengatakan bahwa mereka meminta pertanggungjawaban dengan menekan Israel untuk mengubah aturan keterlibatan militernya untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan, sebuah permintaan yang secara eksplisit ditolak oleh para pemimpin Israel.

Lina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa, meskipun dia menyambut baik upaya untuk meninjau aturan keterlibatan Israel, dorongan tersebut tidak memenuhi definisi akuntabilitas.

"Kami ingin ada pertanggungjawaban - agar tentara dimintai pertanggungjawaban, agar seluruh sistem dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan seorang jurnalis dan warga negara AS," pungkasnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2418 seconds (0.1#10.140)