Afrika akan Kirim 6 Presiden ke Rusia dan Ukraina, Apa Misinya?

Kamis, 18 Mei 2023 - 17:20 WIB
loading...
Afrika akan Kirim 6 Presiden ke Rusia dan Ukraina, Apa Misinya?
Pasukan cadangan Rusia yang baru dimobilisasi mengikuti pelatihan di wilayah Donetsk, 4 Oktober 2022. Foto/REUTERS/Alexander Ermochenko
A A A
CAPE TOWN - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Afrika Selatan mengumumkan enam presiden Afrika diharapkan segera melakukan perjalanan bersama ke Moskow dan Kiev dengan harapan dapat memfasilitasi negosiasi antara kedua negara.

Rincian upaya tersebut masih diselesaikan tetapi misi mereka dapat dilakukan pada awal Juni, menurut Bloomberg.

“Keenam kepala negara akan bolak-balik antara dua ibu kota untuk terlibat dalam memfasilitasi pembicaraan damai, setidaknya menuju gencatan senjata,” ungkap Direktur Jenderal Departemen Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan Zane Dangor.

Dalam pertemuan virtual dengan anggota parlemen pada Rabu (17/5/2023), Dangor menyatakan inisiatif tersebut telah dibagikan kepada Sekjen PBB yang mendukungnya.

“Kami juga telah terlibat dengan aktor lain, termasuk Amerika Serikat (AS). Ada dukungan umum untuk prakarsa ini yang diumumkan oleh Presiden Ramaphosa,” ujar dia.



Dangor juga mencatat Naledi Pandor, menteri luar negeri (menlu) Afrika Selatan, akan bertemu dengan menlu Ukraina di Portugal dalam beberapa hari mendatang untuk membahas inisiatif Afrika.

Pernyataan resmi itu muncul setelah Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan pada Selasa bahwa para pemimpin Mesir, Uganda, Zambia, Senegal dan Republik Kongo telah menyatakan kesediaan mereka mengambil bagian dalam inisiatif perdamaian dan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky telah setuju menjadi tuan rumah misi tersebut.

Afrika Selatan adalah anggota kelompok BRICS bersama dengan Brasil, Rusia, India, dan China.

Afrika Selatan termasuk di antara negara-negara yang menolak ambil bagian dalam kampanye yang dipimpin AS untuk memberikan sanksi kepada Moskow atas situasi yang sedang berlangsung di Ukraina.

Ramaphosa telah berulang kali menekankan negaranya memiliki tradisi non-blok dan menegaskan Afrika Selatan “belum, dan tidak akan, ditarik ke dalam kontes antara kekuatan global.”

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan Moskow siap mempertimbangkan proposal yang diajukan negara-negara Afrika dan Amerika Latin.

Dia mencatat, bagaimanapun, negara-negara Barat tampaknya tidak berpikiran terbuka dan tampaknya hanya mengakui “rencana perdamaian” sepuluh langkah Presiden Zelensky, yang melibatkan "kapitulasi Rusia," satu pengadilan melawan kepemimpinan Rusia, dan reparasi untuk Ukraina.

“Barat mengklaim ini adalah satu-satunya rencana yang saat ini ada di meja dan yang didukungnya,” ungkap Lavrov menduga.

Dia mencatat Zelensky telah berulang kali menolak mengadakan pembicaraan dengan Moskow dan secara resmi melarang negosiasi dengan Rusia selama Putin tetap menjadi presiden.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)