3 Alasan Nama Negara Asia Tengah Banyak Berakhiran -Stan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setidaknya terdapat 7 negara di Asia Tengah dengan akhiran –stan, seperti Afghanistan , Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Itu pun menimbulkan banyak pertanyaan.
Jika dikombinasikan, jumlah penduduk di tujuh negara tersebut sekitar 280 juta dengan luas 5,45 km persegi.
Sebelumnya mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev pada Februari 2014 pernah menyatakan bahwa dia tak suka dengan sufik –stan di belakang nama negaranya.Itu dikarenakan akhiran –stan menimbulkan kebingungan bagi banyak orang asing.
Nazarbayev pernah mengusulkan agar nama negaranya diubah menjadi Kazakh Nation. “Tapi, itu harus didiskusikan dengan rakyat,” katanya dilansir The Atlantic.
Berikut 3 alasan kenapa ketujuh negara tersebut memiliki akhiran –stan.
1. Akhir –stan Berarti Tempat atau Milik
Foto/Reuters
Akhiran –stan berasal dari bahasa Persia dan Urdu yang berarti tempat atau milik seseorang. Itu menunjukkan bahwa Afghanistan berarti tempatnya orang Afghan.
Demikian juga Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Kalau Uzbekistan berarti tanah milik orang Uzbek.
Bagaimana dengan Pakistan?
Bukan hanya di Asia Tengah, wilayah berakhirnya –stan juga terdapat di Rusia tengah, Tatarstan. Selain itu, Turki juga memiliki Elbistan, sedangkan Irak mempunyai Kurdistan.
Dalam bahasa Inggris, -stan memiliki arti yang dengan "land", sehingga banyak ditemui negara dengan akhiran land, seperti Finland, England, Scotland, hingga Poland.
2. Memiliki Ikatan dengan Persia
Foto/Reuters
7 negara dengan akhiran –stan tersebut memiliki hubungan sejarah dengan Persia, yang kini menjadi Iran. Dulu, Persia sebagai bangsa besar kerap melakukan penjajahan dan menjalin perdagangan dengan negara-negara di Asia Tengah.
3. Bekas Negara Bagian Uni Soviet
Foto/Reuters
Kecuali Pakistan, sebenarnya Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan merupakan bekas negara bagian dari Uni Soviet. Keenam negara itu umumnya memiliki kesamaan sejarah dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Seiring dengan Soviet yang bubar, keenam negara tersebut masih menjalin hubungan erat dengan Rusia. Bersama dengan Rusia dan China serta Iran, keenam negara tersebut bergabung dengan Shanghai Cooperation.
Jika dikombinasikan, jumlah penduduk di tujuh negara tersebut sekitar 280 juta dengan luas 5,45 km persegi.
Sebelumnya mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev pada Februari 2014 pernah menyatakan bahwa dia tak suka dengan sufik –stan di belakang nama negaranya.Itu dikarenakan akhiran –stan menimbulkan kebingungan bagi banyak orang asing.
Nazarbayev pernah mengusulkan agar nama negaranya diubah menjadi Kazakh Nation. “Tapi, itu harus didiskusikan dengan rakyat,” katanya dilansir The Atlantic.
Berikut 3 alasan kenapa ketujuh negara tersebut memiliki akhiran –stan.
1. Akhir –stan Berarti Tempat atau Milik
Foto/Reuters
Akhiran –stan berasal dari bahasa Persia dan Urdu yang berarti tempat atau milik seseorang. Itu menunjukkan bahwa Afghanistan berarti tempatnya orang Afghan.
Demikian juga Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Kalau Uzbekistan berarti tanah milik orang Uzbek.
Bagaimana dengan Pakistan?
Bukan hanya di Asia Tengah, wilayah berakhirnya –stan juga terdapat di Rusia tengah, Tatarstan. Selain itu, Turki juga memiliki Elbistan, sedangkan Irak mempunyai Kurdistan.
Dalam bahasa Inggris, -stan memiliki arti yang dengan "land", sehingga banyak ditemui negara dengan akhiran land, seperti Finland, England, Scotland, hingga Poland.
2. Memiliki Ikatan dengan Persia
Foto/Reuters
7 negara dengan akhiran –stan tersebut memiliki hubungan sejarah dengan Persia, yang kini menjadi Iran. Dulu, Persia sebagai bangsa besar kerap melakukan penjajahan dan menjalin perdagangan dengan negara-negara di Asia Tengah.
3. Bekas Negara Bagian Uni Soviet
Foto/Reuters
Kecuali Pakistan, sebenarnya Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Turkmenistan merupakan bekas negara bagian dari Uni Soviet. Keenam negara itu umumnya memiliki kesamaan sejarah dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Seiring dengan Soviet yang bubar, keenam negara tersebut masih menjalin hubungan erat dengan Rusia. Bersama dengan Rusia dan China serta Iran, keenam negara tersebut bergabung dengan Shanghai Cooperation.
(ahm)