5 Strategi Politik Selebritas Kubu Oposisi Thailand Raih Dukungan Generasi Muda
loading...
A
A
A
BANGKOK - Kemenangan partai-partai oposisi pada pemilu parlemen Thailand tidak lepas karena para pemimpin partai dan kandidat perdana menteri (PM) menggunakan model politik selebritas. Hal itu sangat relevan di era digital.
Misalnya, kandidat PM Thailand Pita Limjaroenrat memainkan peranan politik selebritas untuk mendapatkan dukungan pada pemilu parlemen Thailand. Pemimpin partai radikal Move Forward itu mampu mendapatkan suara populer lebih besar dibandingkan kubu oposisi Partai Pheu Thai.
Selain Pita, Paetongtarn Shinawatra juga hadir dengan gaya glamor dengan gaya selebritas karena dia merupakan putri mantan PM Thaksin Shinawatra. Saat kampanye, pemimpin Partai Pheu Thai tersebut selalu mendapatkan suara unggul dalam berbagai jajak pendapat.
Berikut 5 strategi yang dilakukan partai-partai oposisi di Thailand dalam meraih dukungan generasi muda sehingga mampu memenangkan pemilu parlemen.
1. Tampil Fotogenik
Foto/Reuters
Baik Pita dan Paetongtarn merupakan politikus muda yang fotogenik. Mereka menampilkan energi kepemudaan untuk meraih dukungan publik. Itu dikarenakan mereka ingin menciptakan sejarah dan menulis ulang kembali perpolitikan Thailand yang lebih demokratis.
Dalam berbagai momen kampanye, Pita selalu tampil rapi. Dia memposisikan diri sebagai politikus yang bergaya trendi dan enak dipandang. Dia paham bahwa politik saat ini menghadirkan suatu yang secara visual menghadirkan kesejukan, bukan keangkuhan.
2. Menonjolkan Latar Belakang
Pita, 42 tahun, kerap menunjukkan latar belakang pendidikannya. Dia merupakan alumni Universitas Harvard dan memiliki latar belakang dari keluarga bisnis. Setelah lulus kuliah sarjana di Universitas Thammasat di Bangkok, dia melanjutkan kuliah di kebijakan publik di Harvard dan program bisnis di Massachusetts Institute of Technology.
Dia juga pernah kuliah di Selandia Baru, Pita mengaku jatuh cinta kepada politik. "Saya sering menonton debat politik di parlemen," katanya dilansir Guardian.
Ayahnya Pongsak Limjaroenrat pernah menjabat sebagai penasihat di kementerian pertanian dan pamannya Padung Limcharoenrat adalah penasihat politik mantan PM Thaksin Shinawatra. Itu menjadi keunggulannya.
Kemudian, Paetongtarn, 36 tahun, juga menunjukkan kebanggaannya dengan latar belakangnya sebagai putri dari mantan PM Thaksin Shinawatra. Alumni Universitas Surrey di Inggris juga menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang berpendidikan dengan visi yang tegas dan mencerahkan.
3. Hadirkan Personalisasi dalam Politik
Pita dan Paetongtarn menggunakan media sosial sebagai kekuatan politik untuk menggalang massa. Dia menggunakan akun media sosial dengan pengikut mencapai satu juta untuk berbagai pengalaman dan kehidupan pribadinya.
Misalnya, Pita tak malu membagi foto saat bersama anak perempuannya memakan es krim bersama-sama. Hal sama juga dilakukan Paetongtarn.
4. Menjanjikan Reformasi
Pita menjanjikan serangkaian reformasi setelah delapan tahun pemerintahan dikuasai kelompok pro-pemerintah. Salah satu janjinya adalah mereformasi hukum lese majeste atau hukuman bagi penghina keluarga kerajaan. Hukum itu dikenal dengan 112. Selama ini, hukum tersebut tak tersentuh. Selain itu, Pita juga menjanjikan reformasi dalam kebijakan ekonomi, termasuk meningkatkan sistem gaji.
Paetongtarn juga mengusung agenda reformasi dalam berbagai kampanye. Dia ingin mengubah struktur militer Thailand yang kerap mendominasi perpolitikan negara tersebut. Dia juga menginginkan pemerintahan yang desentralisasi.
"Ini pertama kalinya dalam sejarah setiap partai politik menunjukkan posisi mereka dalam topik yang sensitif," kata Prajak Kongkirati, analis politik di Universitas Thammasat di Bangkok. Dia mengatakan, pemilu kali ini bukan hanya referendum terhadap militer, tetapi politik kemapanan, termasuk peranan keluarga kerajaan.
5. Fokus ke Anak Muda
Foto/Reuters
Pita memang fokus meraih dukungan dan simpati dari kalangan anak muda. Itu dikarenakan anak muda cenderung menolak status quo.
Dalam berbagai kampanye, Pita juga kerap menyapa anak muda. Dia juga sering berselfie dengan anak muda. Dia pernah mengatakan, anak muda Thailand sudah mengalami dua kali kudeta pada 2006 dan 2014.
Paetongtarn juga mere-brand ulang partai Pheu Thai yang identik dengan orang pedesaan, menjadi partai yang ramah dengan anak muda. Namun, belum jelas apakah hal itu efektif. Pasalnya, dia masih diasosiasikan dengan ayahnya, Thaksin, yang memiliki citra buruk di mata anak muda Thailand.
Misalnya, kandidat PM Thailand Pita Limjaroenrat memainkan peranan politik selebritas untuk mendapatkan dukungan pada pemilu parlemen Thailand. Pemimpin partai radikal Move Forward itu mampu mendapatkan suara populer lebih besar dibandingkan kubu oposisi Partai Pheu Thai.
Selain Pita, Paetongtarn Shinawatra juga hadir dengan gaya glamor dengan gaya selebritas karena dia merupakan putri mantan PM Thaksin Shinawatra. Saat kampanye, pemimpin Partai Pheu Thai tersebut selalu mendapatkan suara unggul dalam berbagai jajak pendapat.
Berikut 5 strategi yang dilakukan partai-partai oposisi di Thailand dalam meraih dukungan generasi muda sehingga mampu memenangkan pemilu parlemen.
Baca Juga
1. Tampil Fotogenik
Foto/Reuters
Baik Pita dan Paetongtarn merupakan politikus muda yang fotogenik. Mereka menampilkan energi kepemudaan untuk meraih dukungan publik. Itu dikarenakan mereka ingin menciptakan sejarah dan menulis ulang kembali perpolitikan Thailand yang lebih demokratis.
Dalam berbagai momen kampanye, Pita selalu tampil rapi. Dia memposisikan diri sebagai politikus yang bergaya trendi dan enak dipandang. Dia paham bahwa politik saat ini menghadirkan suatu yang secara visual menghadirkan kesejukan, bukan keangkuhan.
2. Menonjolkan Latar Belakang
Pita, 42 tahun, kerap menunjukkan latar belakang pendidikannya. Dia merupakan alumni Universitas Harvard dan memiliki latar belakang dari keluarga bisnis. Setelah lulus kuliah sarjana di Universitas Thammasat di Bangkok, dia melanjutkan kuliah di kebijakan publik di Harvard dan program bisnis di Massachusetts Institute of Technology.
Dia juga pernah kuliah di Selandia Baru, Pita mengaku jatuh cinta kepada politik. "Saya sering menonton debat politik di parlemen," katanya dilansir Guardian.
Ayahnya Pongsak Limjaroenrat pernah menjabat sebagai penasihat di kementerian pertanian dan pamannya Padung Limcharoenrat adalah penasihat politik mantan PM Thaksin Shinawatra. Itu menjadi keunggulannya.
Kemudian, Paetongtarn, 36 tahun, juga menunjukkan kebanggaannya dengan latar belakangnya sebagai putri dari mantan PM Thaksin Shinawatra. Alumni Universitas Surrey di Inggris juga menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang berpendidikan dengan visi yang tegas dan mencerahkan.
3. Hadirkan Personalisasi dalam Politik
Pita dan Paetongtarn menggunakan media sosial sebagai kekuatan politik untuk menggalang massa. Dia menggunakan akun media sosial dengan pengikut mencapai satu juta untuk berbagai pengalaman dan kehidupan pribadinya.
Misalnya, Pita tak malu membagi foto saat bersama anak perempuannya memakan es krim bersama-sama. Hal sama juga dilakukan Paetongtarn.
4. Menjanjikan Reformasi
Pita menjanjikan serangkaian reformasi setelah delapan tahun pemerintahan dikuasai kelompok pro-pemerintah. Salah satu janjinya adalah mereformasi hukum lese majeste atau hukuman bagi penghina keluarga kerajaan. Hukum itu dikenal dengan 112. Selama ini, hukum tersebut tak tersentuh. Selain itu, Pita juga menjanjikan reformasi dalam kebijakan ekonomi, termasuk meningkatkan sistem gaji.
Paetongtarn juga mengusung agenda reformasi dalam berbagai kampanye. Dia ingin mengubah struktur militer Thailand yang kerap mendominasi perpolitikan negara tersebut. Dia juga menginginkan pemerintahan yang desentralisasi.
"Ini pertama kalinya dalam sejarah setiap partai politik menunjukkan posisi mereka dalam topik yang sensitif," kata Prajak Kongkirati, analis politik di Universitas Thammasat di Bangkok. Dia mengatakan, pemilu kali ini bukan hanya referendum terhadap militer, tetapi politik kemapanan, termasuk peranan keluarga kerajaan.
5. Fokus ke Anak Muda
Foto/Reuters
Pita memang fokus meraih dukungan dan simpati dari kalangan anak muda. Itu dikarenakan anak muda cenderung menolak status quo.
Dalam berbagai kampanye, Pita juga kerap menyapa anak muda. Dia juga sering berselfie dengan anak muda. Dia pernah mengatakan, anak muda Thailand sudah mengalami dua kali kudeta pada 2006 dan 2014.
Paetongtarn juga mere-brand ulang partai Pheu Thai yang identik dengan orang pedesaan, menjadi partai yang ramah dengan anak muda. Namun, belum jelas apakah hal itu efektif. Pasalnya, dia masih diasosiasikan dengan ayahnya, Thaksin, yang memiliki citra buruk di mata anak muda Thailand.
(ahm)