3 Motif Amerika Serikat Mendekati Papua Nugini
loading...
A
A
A
PORT MORESBY - - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana melaksanakan lawatan ke Papua Nugini pada 22 Mei 2023. Kunjungan tersebut memiliki banyak motif di belakangnya terkait pertarungan geopolitik.
Kunjungan Biden tersebut merupakan lawatan pertama Presiden AS ke negara tersebut. Apalagi, Papua Nugini dikenal memiliki daya tarik karena didekati banyak negara lainnya, seperti China.
Berikut tiga motif yang membuat Biden melaksanakan kunjungan ke Papua Nugini.
1.Membendung Pengaruh China di Pasifik
Hubungan Washington dan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir. AS juga memprioritaskan kompetisi strategis dengan China. Semua elemen di AS, baik Kongres dan Gedung Putih juga sudah satu suara untuk melawan aksi geopolitik China yang semakin massif di Pasifik.
Pada April 2023 lalu, China sudah menandatangani pakta keamanan dengan Solomon Islands. Itu memicu kekhawatiran militer China akan membangun pangkalan di kawasan Pasifik Selatan. Selain itu, banyak perusahaan China sudah memenangkan kontrak untuk membangun pelabuhan di Honiara, ibu kota Solomon Island.
Papua Nugini juga menjalin hubungan dengan China. Perdana Menteri Papua Nugini James Marape juga akan diundang ke China pada akhir tahun. Bahkan, Presiden China Xi Jinping sudah mengunjungi Papua Nugini pada 2018 silam.
2. Perkuat Kerja Sama dengan Papua Nugini
AS ingin memperkuat kerja sama bilateral dengan Papua Nugini. Bahkan, kedua negara juga akan bernegosiasi tentang Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan AS-Papua Nugini. Nantinya, kedua negara akan mengadakan latihan perang dan pengembangan infrastruktur keamanan. Pada Januari 2023. Papua Nugini sudah mengumumkan kerja sama keamanan dengan Australia, sekutu utama AS.
Kunjungan Biden tersebut merupakan lawatan pertama Presiden AS ke negara tersebut. Apalagi, Papua Nugini dikenal memiliki daya tarik karena didekati banyak negara lainnya, seperti China.
Berikut tiga motif yang membuat Biden melaksanakan kunjungan ke Papua Nugini.
1.Membendung Pengaruh China di Pasifik
Hubungan Washington dan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir. AS juga memprioritaskan kompetisi strategis dengan China. Semua elemen di AS, baik Kongres dan Gedung Putih juga sudah satu suara untuk melawan aksi geopolitik China yang semakin massif di Pasifik.
Pada April 2023 lalu, China sudah menandatangani pakta keamanan dengan Solomon Islands. Itu memicu kekhawatiran militer China akan membangun pangkalan di kawasan Pasifik Selatan. Selain itu, banyak perusahaan China sudah memenangkan kontrak untuk membangun pelabuhan di Honiara, ibu kota Solomon Island.
Papua Nugini juga menjalin hubungan dengan China. Perdana Menteri Papua Nugini James Marape juga akan diundang ke China pada akhir tahun. Bahkan, Presiden China Xi Jinping sudah mengunjungi Papua Nugini pada 2018 silam.
2. Perkuat Kerja Sama dengan Papua Nugini
AS ingin memperkuat kerja sama bilateral dengan Papua Nugini. Bahkan, kedua negara juga akan bernegosiasi tentang Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan AS-Papua Nugini. Nantinya, kedua negara akan mengadakan latihan perang dan pengembangan infrastruktur keamanan. Pada Januari 2023. Papua Nugini sudah mengumumkan kerja sama keamanan dengan Australia, sekutu utama AS.