3 Motif Amerika Serikat Mendekati Papua Nugini

Rabu, 10 Mei 2023 - 14:51 WIB
loading...
3 Motif Amerika Serikat Mendekati Papua Nugini
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang menyampaikan pidato. FOTO/Reuters
A A A
PORT MORESBY - - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana melaksanakan lawatan ke Papua Nugini pada 22 Mei 2023. Kunjungan tersebut memiliki banyak motif di belakangnya terkait pertarungan geopolitik.

Kunjungan Biden tersebut merupakan lawatan pertama Presiden AS ke negara tersebut. Apalagi, Papua Nugini dikenal memiliki daya tarik karena didekati banyak negara lainnya, seperti China.

Berikut tiga motif yang membuat Biden melaksanakan kunjungan ke Papua Nugini.



1.Membendung Pengaruh China di Pasifik

Hubungan Washington dan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir. AS juga memprioritaskan kompetisi strategis dengan China. Semua elemen di AS, baik Kongres dan Gedung Putih juga sudah satu suara untuk melawan aksi geopolitik China yang semakin massif di Pasifik.

Pada April 2023 lalu, China sudah menandatangani pakta keamanan dengan Solomon Islands. Itu memicu kekhawatiran militer China akan membangun pangkalan di kawasan Pasifik Selatan. Selain itu, banyak perusahaan China sudah memenangkan kontrak untuk membangun pelabuhan di Honiara, ibu kota Solomon Island.

Papua Nugini juga menjalin hubungan dengan China. Perdana Menteri Papua Nugini James Marape juga akan diundang ke China pada akhir tahun. Bahkan, Presiden China Xi Jinping sudah mengunjungi Papua Nugini pada 2018 silam.

2. Perkuat Kerja Sama dengan Papua Nugini

AS ingin memperkuat kerja sama bilateral dengan Papua Nugini. Bahkan, kedua negara juga akan bernegosiasi tentang Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan AS-Papua Nugini. Nantinya, kedua negara akan mengadakan latihan perang dan pengembangan infrastruktur keamanan. Pada Januari 2023. Papua Nugini sudah mengumumkan kerja sama keamanan dengan Australia, sekutu utama AS.

"Para pemimpin kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam isu perubahan iklim, perlindungan maritim, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

3. Bangun Aliansi di Pasifik Selatan



Biden sedang berupaya membangun aliansi dengan 18 negara di Kepulauan Pasifik mencakup lautan seluas 30 juta kilometer persegi. Para pemimpin di kawasan Pasifik memberikan perubahan iklim menjadi ancaman keamanan terbesar mereka, yakni naiknya permukaan air laut.

Selama ini, negara-negara di Pasifik tidak mendapatkan perhatian dari AS. Tapi, kini wilayah tersebut semakin berkembang dari segi sumber daya alam dan pariwisata. Banyak negara pun berlomba mendekati kawasan tersebut untuk membangun aliansi.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1079 seconds (0.1#10.140)