Kabar Gembira! Jelang Pemilu, Gaji PNS Naik 45% di Negeri Ini
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan kenaikan gaji 45% untuk pegawai negeri sipil (PNS). Pengumuman ini hanya beberapa hari menjelang pemilihan umum 14 Mei, di mana dia menginginkan masa jabatan ketiga di pos teratas negeri itu.
“Pemerintah akan memastikan tidak ada yang hancur oleh inflasi,” ujar Erdogan setelah pertemuan dengan menteri tenaga kerja dan jaminan sosial di Ankara pada Selasa (9/5/2023).
“Kami menaikkan upah sebesar 45%, termasuk bagian kesejahteraan, sehingga meningkatkan upah minimum pekerja publik menjadi 15.000 lira Turki (sekitar USD770),” papar dia.
Keputusan itu akan memengaruhi pembayaran yang diterima sekitar 700.000 orang tahun ini dan 2024, menurut presiden.
“Saat Turki tumbuh dan berkembang, kita berbagi kekayaan yang dihasilkan dengan setiap anggota negara kami,” ungkap dia.
Erdogan bersumpah untuk terus bekerja lebih jauh dalam meningkatkan upah minimum pegawai negeri dan menaikkan pensiun.
Dia juga berterima kasih kepada para penyelamat dan pegawai negeri lainnya yang terlibat dalam menangani dampak gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di Turki pada awal Februari.
Gempa tersebut, yang mengungkapkan kekurangan besar dalam industri konstruksi dan standar bangunan negara, bersama dengan inflasi yang tinggi, diyakini menjadi salah satu alasan utama mengapa Erdogan bukan favorit yang jelas menjelang pemilu pada Minggu.
Jajak pendapat yang dilakukan Institut Ankara pada Maret menunjukkan kurang dari 40% dari mereka yang disurvei merasa puas dengan cara pemerintah menangani gempa.
Inflasi di Turki telah menurun selama enam bulan terakhir tetapi masih tetap tinggi. Indeks harga konsumen (CPI) mencapai 43,68% bulan lalu, hampir setengahnya sejak puncak 85,51% Oktober lalu.
Menurut berbagai jajak pendapat yang dilakukan selama beberapa pekan terakhir, Erdogan telah tertinggal di belakang pemimpin oposisi Turki Kemal Kilicdaroglu dengan beberapa poin.
Erdogan tetap berkuasa dalam beberapa jabatan selama dua dekade terakhir.
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
“Pemerintah akan memastikan tidak ada yang hancur oleh inflasi,” ujar Erdogan setelah pertemuan dengan menteri tenaga kerja dan jaminan sosial di Ankara pada Selasa (9/5/2023).
“Kami menaikkan upah sebesar 45%, termasuk bagian kesejahteraan, sehingga meningkatkan upah minimum pekerja publik menjadi 15.000 lira Turki (sekitar USD770),” papar dia.
Keputusan itu akan memengaruhi pembayaran yang diterima sekitar 700.000 orang tahun ini dan 2024, menurut presiden.
“Saat Turki tumbuh dan berkembang, kita berbagi kekayaan yang dihasilkan dengan setiap anggota negara kami,” ungkap dia.
Erdogan bersumpah untuk terus bekerja lebih jauh dalam meningkatkan upah minimum pegawai negeri dan menaikkan pensiun.
Dia juga berterima kasih kepada para penyelamat dan pegawai negeri lainnya yang terlibat dalam menangani dampak gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di Turki pada awal Februari.
Gempa tersebut, yang mengungkapkan kekurangan besar dalam industri konstruksi dan standar bangunan negara, bersama dengan inflasi yang tinggi, diyakini menjadi salah satu alasan utama mengapa Erdogan bukan favorit yang jelas menjelang pemilu pada Minggu.
Jajak pendapat yang dilakukan Institut Ankara pada Maret menunjukkan kurang dari 40% dari mereka yang disurvei merasa puas dengan cara pemerintah menangani gempa.
Inflasi di Turki telah menurun selama enam bulan terakhir tetapi masih tetap tinggi. Indeks harga konsumen (CPI) mencapai 43,68% bulan lalu, hampir setengahnya sejak puncak 85,51% Oktober lalu.
Menurut berbagai jajak pendapat yang dilakukan selama beberapa pekan terakhir, Erdogan telah tertinggal di belakang pemimpin oposisi Turki Kemal Kilicdaroglu dengan beberapa poin.
Erdogan tetap berkuasa dalam beberapa jabatan selama dua dekade terakhir.
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
(sya)