Jet Tempur Israel Gempur Jalur Gaza, 10 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Sebanyak 10 orang tewas dalam serangan udara terbaru Israel di Jalur Gaza pada Selasa (9/5/2023). Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan hal itu.
Militer Israel mengklaim menargetkan anggota senior kelompok pejuang terkemuka Palestina. Namun korban tewas juga termasuk anak-anak.
“Serangan itu menyebabkan beberapa orang terluka selain 10 orang tewas,” ungkap Kementerian Kesehatan Palestina kepada Youmna El Sayed dari Al Jazeera, yang mencatat ledakan terdengar di dekat daerah permukiman sekitar pukul 02:00 waktu setempat.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan angka korban, tetapi mengeluarkan pernyataan langka yang mengonfirmasi operasinya di Gaza.
IDF mengklaim telah membunuh anggota tertinggi kelompok pejuang Jihad Islam. Mereka termasuk Khalil Bahtini, yang mengepalai cabang kelompok itu di Gaza utara, Jahad A'Nam, sekretaris dewan militernya, dan Tarek Ezz Al-Din, yang dituduh merencanakan serangan di Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan serangan Israel sedang berlangsung, dengan ledakan besar terekam di dekat kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.
Menjuluki operasinya “Perisai dan Panah”, IDF mengatakan pihaknya "menyerang target teroris tambahan" di Gaza menyusul pernyataannya sebelumnya pada Selasa pagi.
Tampaknya Israel memperkirakan pembalasan dari para pejuang Palestina. Militer menginstruksikan warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan dengan Gaza untuk tetap dekat dengan “kawasan lindung,” seperti ruang bawah tanah atau tempat perlindungan bom.
Gejolak kekerasan terjadi hanya beberapa hari setelah Israel dan anggota Jihad Islam baku tembak atas kematian Khader Adnan, seorang komandan senior militan yang tewas setelah mogok makan selama 86 hari dalam tahanan Israel.
Lusinan roket dilaporkan ditembakkan ke Israel, memicu serangan udara oleh IDF. Kedua belah pihak kemudian dikatakan telah mencapai gencatan senjata sementara.
Meski serangan Israel di Gaza sering terjadi, kematian para pemimpin tertinggi Jihad Islam dapat memicu tanggapan yang keras.
Pada tahun 2019, pembunuhan anggota senior lainnya, Bahaa Abu el-Atta, memicu pertempuran sengit selama berhari-hari, dengan pejuang menembakkan roket ke kota-kota Israel, beberapa roket mencapai Tel Aviv. Setidaknya delapan orang tewas dalam serangan IDF berikutnya.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
Militer Israel mengklaim menargetkan anggota senior kelompok pejuang terkemuka Palestina. Namun korban tewas juga termasuk anak-anak.
“Serangan itu menyebabkan beberapa orang terluka selain 10 orang tewas,” ungkap Kementerian Kesehatan Palestina kepada Youmna El Sayed dari Al Jazeera, yang mencatat ledakan terdengar di dekat daerah permukiman sekitar pukul 02:00 waktu setempat.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan angka korban, tetapi mengeluarkan pernyataan langka yang mengonfirmasi operasinya di Gaza.
IDF mengklaim telah membunuh anggota tertinggi kelompok pejuang Jihad Islam. Mereka termasuk Khalil Bahtini, yang mengepalai cabang kelompok itu di Gaza utara, Jahad A'Nam, sekretaris dewan militernya, dan Tarek Ezz Al-Din, yang dituduh merencanakan serangan di Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan serangan Israel sedang berlangsung, dengan ledakan besar terekam di dekat kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.
Menjuluki operasinya “Perisai dan Panah”, IDF mengatakan pihaknya "menyerang target teroris tambahan" di Gaza menyusul pernyataannya sebelumnya pada Selasa pagi.
Tampaknya Israel memperkirakan pembalasan dari para pejuang Palestina. Militer menginstruksikan warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan dengan Gaza untuk tetap dekat dengan “kawasan lindung,” seperti ruang bawah tanah atau tempat perlindungan bom.
Gejolak kekerasan terjadi hanya beberapa hari setelah Israel dan anggota Jihad Islam baku tembak atas kematian Khader Adnan, seorang komandan senior militan yang tewas setelah mogok makan selama 86 hari dalam tahanan Israel.
Lusinan roket dilaporkan ditembakkan ke Israel, memicu serangan udara oleh IDF. Kedua belah pihak kemudian dikatakan telah mencapai gencatan senjata sementara.
Meski serangan Israel di Gaza sering terjadi, kematian para pemimpin tertinggi Jihad Islam dapat memicu tanggapan yang keras.
Pada tahun 2019, pembunuhan anggota senior lainnya, Bahaa Abu el-Atta, memicu pertempuran sengit selama berhari-hari, dengan pejuang menembakkan roket ke kota-kota Israel, beberapa roket mencapai Tel Aviv. Setidaknya delapan orang tewas dalam serangan IDF berikutnya.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
(sya)