Rusia Evakuasi 1.680 Orang dari Pembangkit Nuklir Terbesar Ukraina, Picu Kepanikan
loading...
A
A
A
KIEV - Rusia tiba-tiba mengevakuasi 1.680 warga, termasuk 660 anak-anak, dari area sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia sejak pekan lalu. PLTN terbesar di Ukraina dan juga terbesar di Eropa itu sudah lama dikuasai pasukan Moskow.
Evakuasi yang mendadak itu telah memengaruhi Enerhodar, kota terdekat PLTN Zaporizhzhhia, di mana pengawas nuklir PBB mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan "kecelakaan nuklir yang parah".
Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol di Oblast Zaporizhzhia, mengatakan bahwa perintah evakuasi tersebut telah menyebabkan kepanikan, kekacauan dan antrean mobil selama lima jam di pos pemeriksaan menuju Crimea.
Pejabat Ukraina itu memperingatkan krisis kemanusiaan berkembang ketika toko-toko berhenti menerima barang, rumah sakit tutup dan ancaman telah dibuat untuk memutus aliran listrik dan air.
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), memperingatkan situasi ini menjadi semakin tak terduga dan berpotensi berbahaya.
Evakuasi besar-besaran terjadi saat Ukraina bersiap untuk serangan balasan musim semi untuk merebut kembali wilayah selatan dan timur yang dikuasai pasukan Moskow.
"Dengan kedok 'evakuasi' yang dibuat-buat, penjajah sedang mempersiapkan provokasi nyata," tulis Fedorov di Twitter, Senin (8/5/2023).
"Bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh fantasi sakit dari Rashists [fasis Rusia] tidak kalah nyatanya," lanjut Fedorov.
Dia menambahkan, "Penjajah menjanjikan penduduk pegunungan emas wilayah garis depan—akomodasi yang nyaman di pusat rekreasi Kyrylivka dan Berdyansk yang direbut."
Evakuasi yang mendadak itu telah memengaruhi Enerhodar, kota terdekat PLTN Zaporizhzhhia, di mana pengawas nuklir PBB mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan "kecelakaan nuklir yang parah".
Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol di Oblast Zaporizhzhia, mengatakan bahwa perintah evakuasi tersebut telah menyebabkan kepanikan, kekacauan dan antrean mobil selama lima jam di pos pemeriksaan menuju Crimea.
Pejabat Ukraina itu memperingatkan krisis kemanusiaan berkembang ketika toko-toko berhenti menerima barang, rumah sakit tutup dan ancaman telah dibuat untuk memutus aliran listrik dan air.
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), memperingatkan situasi ini menjadi semakin tak terduga dan berpotensi berbahaya.
Evakuasi besar-besaran terjadi saat Ukraina bersiap untuk serangan balasan musim semi untuk merebut kembali wilayah selatan dan timur yang dikuasai pasukan Moskow.
"Dengan kedok 'evakuasi' yang dibuat-buat, penjajah sedang mempersiapkan provokasi nyata," tulis Fedorov di Twitter, Senin (8/5/2023).
"Bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh fantasi sakit dari Rashists [fasis Rusia] tidak kalah nyatanya," lanjut Fedorov.
Dia menambahkan, "Penjajah menjanjikan penduduk pegunungan emas wilayah garis depan—akomodasi yang nyaman di pusat rekreasi Kyrylivka dan Berdyansk yang direbut."