Janjikan Amunisi yang Cukup, Rusia Minta Tentara Bayaran Wagner Tetap Perang di Bakhmut
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kelompok tentara bayaran Wagner Group mengatakan militer Rusia telah berjanji memberikan amunisi yang cukup. Untuk itu, mereka diminta tetap bertahan dan berperang di Bakhmut, Ukraina timur.
Itu disampaikan pemimpin Wagner Group Rusia, Yevgeny Prigozhin, pada hari Minggu.
Janji suplai amunisi itu muncul setelah Prigozhin melalui video mengancam bahwa pasukannya akan mundur dari pertempuran di Bakhmut karena "kelaparan" amunisi yang tak kunjung direspons Kremlin.
Persaingan Prigozhin dan tentara konvensional Rusia telah memanas selama pertempuran untuk titik nyala yang sekarang hancur, Wagner—tempat Wagner Group memimpin penyerangan.
"Semalam kami menerima perintah tempur...mereka berjanji akan memberi kami semua amunisi dan persenjataan yang kami butuhkan untuk melanjutkan operasi di Bakhmut," kata Prigozhin, seperti dikutip AFP, Senin (8/5/2023).
"[Kami] telah diyakinkan bahwa semua yang diperlukan akan disediakan," lanjut bos Wagner tersebut.
Pada hari Jumat, dia mengancam akan menarikan pasukannya keluar dari Bakhmut pada 10 Mei, menyalahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov atas "puluhan ribu" korban pasukan Rusia. Ancaman disampaikan dalam video yang penuh dengan kata-kata kotor.
"Ketidakprofesionalan mereka menghancurkan puluhan ribu orang Rusia dan itu tidak bisa dimaafkan," katanya.
Perselisihan internal itu terjadi ketika Rusia telah melaporkan peningkatan serangan pesawat tak berawak dan sabotase di dalam wilayahnya menjelang serangan balasan musim semi dari Ukraina.
Ukraina juga melaporkan perihal korban pada Senin pagi akibat serangan baru Rusia di Kiev semalam.
Komando udara Ukraina mengatakan bahwa 35 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke kota itu telah terdeteksi dan ditembak jatuh, sementara administrasi militer setempat mengatakan sedikitnya lima orang terluka, dengan puing-puing yang berjatuhan menimbulkan kerusakan di berbagai daerah.
Di Odessa, administrasi militer distrik melaporkan serangan udara menghantam sebuah gudang, namun belum ada informasi mengenai korban.
Itu disampaikan pemimpin Wagner Group Rusia, Yevgeny Prigozhin, pada hari Minggu.
Janji suplai amunisi itu muncul setelah Prigozhin melalui video mengancam bahwa pasukannya akan mundur dari pertempuran di Bakhmut karena "kelaparan" amunisi yang tak kunjung direspons Kremlin.
Persaingan Prigozhin dan tentara konvensional Rusia telah memanas selama pertempuran untuk titik nyala yang sekarang hancur, Wagner—tempat Wagner Group memimpin penyerangan.
"Semalam kami menerima perintah tempur...mereka berjanji akan memberi kami semua amunisi dan persenjataan yang kami butuhkan untuk melanjutkan operasi di Bakhmut," kata Prigozhin, seperti dikutip AFP, Senin (8/5/2023).
"[Kami] telah diyakinkan bahwa semua yang diperlukan akan disediakan," lanjut bos Wagner tersebut.
Pada hari Jumat, dia mengancam akan menarikan pasukannya keluar dari Bakhmut pada 10 Mei, menyalahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov atas "puluhan ribu" korban pasukan Rusia. Ancaman disampaikan dalam video yang penuh dengan kata-kata kotor.
"Ketidakprofesionalan mereka menghancurkan puluhan ribu orang Rusia dan itu tidak bisa dimaafkan," katanya.
Perselisihan internal itu terjadi ketika Rusia telah melaporkan peningkatan serangan pesawat tak berawak dan sabotase di dalam wilayahnya menjelang serangan balasan musim semi dari Ukraina.
Ukraina juga melaporkan perihal korban pada Senin pagi akibat serangan baru Rusia di Kiev semalam.
Komando udara Ukraina mengatakan bahwa 35 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke kota itu telah terdeteksi dan ditembak jatuh, sementara administrasi militer setempat mengatakan sedikitnya lima orang terluka, dengan puing-puing yang berjatuhan menimbulkan kerusakan di berbagai daerah.
Di Odessa, administrasi militer distrik melaporkan serangan udara menghantam sebuah gudang, namun belum ada informasi mengenai korban.
(mas)