Ada Video Dugaan Penyiksaan Muslim Uighur, China Masih Berkelit

Rabu, 22 Juli 2020 - 04:47 WIB
loading...
A A A
Liu: "Pertama-tama, tidak ada yang disebut sterilisasi paksa besar-besaran yang meresap di antara orang-orang Uighur di China. Ini sepenuhnya bertentangan dengan kebenaran. Kedua, kebijakan pemerintah—pemerintah sangat menentang praktik semacam ini. Tapi saya tidak bisa mengesampingkan, Anda tahu, satu kasus. Untuk negara mana pun, ada satu kasus."

Marr: "Jadi Anda tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa itu terjadi sama sekali."

Liu: “Kebijakan umum adalah itu bukan kebijakan pemerintah. Secara umum, kami memperlakukan setiap kelompok etnik di China dengan setara.”

Marr: "Ketika kami melihat wawancara seperti itu, dan kami melihat orang-orang ditutup matanya dan dibawa ke kereta untuk dibawa ke kamp pendidikan ulang, itu mengingatkan orang-orang di Barat tentang apa yang terjadi di Jerman pada 1930-an dan 1940-an."

Liu: "Itu benar-benar salah. Tidak ada kamp konsentrasi di Xinjiang. Sehubungan dengan rekaman video itu, saya akan menghubungi Anda. Anda tahu, ada banyak yang palsu—kita berada di era informasi. Ada segala macam tuduhan palsu terhadap China."

Marr: “Saya mendengar itu, tetapi izinkan saya mengingatkan Anda tentang apa yang dikatakan Konvensi PBB tentang Pencegahan dan Hukuman Genosida. Dikatakan bahwa genosida membunuh orang, tentu saja; menyebabkan kerusakan tubuh atau mental yang serius; dengan sengaja menimbulkan kondisi kehidupan yang diperhitungkan untuk menyebabkan kehancuran fisik kelompok; menerapkan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran; dan secara paksa memindahkan anak-anak ke kelompok lain. Semua hal itu, diduga, telah terjadi di China. Dan China akan menghadapi tuduhan di PBB tentang hal ini."

Liu: "Tidak benar. Ini tidak benar. Fakta menunjukkan sebaliknya. Orang-orang di Xinjiang menikmati kehidupan yang bahagia. Anda tahu, mereka menikmati—orang-orang menyerukan agar dikembalikan ke Xinjiang. China, tentu saja, menentang penyiksaan dan penganiayaan serta diskriminasi terhadap kelompok etnik apa pun. Ini tidak terjadi di China. Kebijakan pemerintah China, seperti yang saya katakan, setiap kelompok etnik di China diperlakukan sama. Itu adalah kisah sukses kebijakan nasional China."

Semalam, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah Inggris siap untuk bekerja dengan sekutunya untuk mengambil tindakan terhadap China, tetapi penting untuk "membangun basis bukti" terlebih dahulu, yang dapat "memakan waktu lama".

"Jelas bahwa pelanggaran HAM berat dan mengerikan sedang terjadi," kata Raab.

“Ini sangat, sangat meresahkan, dan laporan tentang aspek manusia ini, dari sterilisasi paksa hingga kamp pendidikan, mengingatkan kita pada sesuatu yang sudah lama tidak kita lihat."
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
Deplu AS Setujui Penjualan...
Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
Apa Itu New World Order?...
Apa Itu New World Order? Mengungkap Teori Konspirasi Global yang Kontroversial
Rekomendasi
Breaking News! Gempa...
Breaking News! Gempa M6,0 Guncang Pohuwato Gorontalo
Khofifah Pacu Koperasi...
Khofifah Pacu Koperasi Tumbuh Pesat, Dekopinwil Optimistis Ekonomi Rakyat Jatim Menguat
Sulawesi Utara Masuk...
Sulawesi Utara Masuk Target Pemenangan Partai Perindo di Pemilu 2029
Berita Terkini
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
14 menit yang lalu
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
4 jam yang lalu
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
6 jam yang lalu
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
6 jam yang lalu
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
7 jam yang lalu
Pemilu Singapura seperti...
Pemilu Singapura seperti Sandiwara, Hanya Melanggengkan Kekuasaan PAP
9 jam yang lalu
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved