Pengakuan Tentara Turki soal Kejanggalan Kudeta terhadap Erdogan

Selasa, 21 Juli 2020 - 22:59 WIB
loading...
Pengakuan Tentara Turki...
Rakyat Turki menyerang kendaraan militer saat upaya kudeta militer terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan di Ankara, 16 Juli 2016. Foto/REUTERS/Tumay Berkin
A A A
ANKARA - Empat tahun lalu, sebuah percobaan kudeta militer terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan terjadi di Turki . Kudeta yang gagal itu menyebabkan puluhan ribu tentara, polisi, dan pegawai negeri diberhentikan atau diskors dari pekerjaan mereka, dan ribuan lainnya dipenjara.

Sebuah foto yang diterbitkan di sebuah surat kabar Turki menunjukkan barisan pria yang ditelanjangi sebagian, tangan terikat ke belakang, berlutut di kandang kuda setelah mereka ditahan oleh polisi. Di antara mereka adalah Letnan Muhammed Emin Gundogdu. Dia mengaku pada malam kudeta itu sebenarnya dalam posisi mengikuti perintah latihan rutin dari komandannya, namun yang terjadi akibat peristiwa itu mengubah seluruh jalan hidupnya.

Di Jerman, dirinya berbagi kisah untuk pertama kalinya dalam sebuah wawancara eksklusif Euronews. (Baca: Turki Buat Kesepakatan Rahasia dengan Sejumlah Negara Soal Penculikan Warga )

Dikisahkannya, pada 16 Juli 2016, ribuan tentara Turki ditangkap dan dibawa ke berbagai lokasi di seluruh negeri setelah upaya kudeta yang gagal pada malam sebelumnya.

Percobaan kudeta 15 Juli mengakibatkan 251 orang meninggal, dan 2.200 lainnya terluka. Pemerintah Turki kemudian menuduh gerakan Gulen (kelompok Muslim yang dipimpin oleh ulama yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gulen) berada di balik upaya tersebut, dan menamakan mereka Organisasi Teroris Fethullah (FETO).

Sejak itu, lebih dari 500.000 orang telah ditahan. Data ini bersumber dari pemerintah yang dilansir Euronews, Selasa(21/72020). Menurut data tersebut, lebih dari 150.000 orang telah dipecat dari pekerjaan mereka. Ribuan orang telah meninggalkan Turki , termasuk dari mereka adalah petugas keamanan, hakim, jaksa, pegawai negeri, guru, akademisi, dan jurnalis. Prajurit dan kadet militer, yang sebagian berusia 17 tahun, ditangkap dan dipenjara. Banyak yang menerima hukuman seumur hidup. (Baca: Ide AS Beli S-400 Milik Turki Dinilai Tragis Sekaligus Menggelikan )

Letnan Muhammed Emin Gundogdu menceritakan saat itu dirinya masih berusia 23 tahun. Pada malam kejadian itu dirinya sebenarnya telah mengemasi tas dan perlengkapannya untuk mempersiapkan perjalanan pulang guna mengunjungi keluarganya ketika komandannya; Muhlis Kocak, mengirim sebuah pesan mendadak ke grup WhatsApp yang mengumumkan adanya sesi pelatihan malam yang bersifat wajib. Atas perintah itu, Gundogdu membatalkan rencana kepulangannya.

"Komandan kami tidak pernah muncul malam itu," katanya.

Menurut komandan dalam pengarahannya di grup, pelatihan itu dilakukan untuk menghadapi kemungkinan serangan teroris. Para prajurit juga diberikan amunisi lengkap, yang tidak seperti pada pelatihan seperti biasanya. Hal ini membuat para prajurit bertanya-tanya apakah mereka sedang diserang oleh ISIS, atau kelompok radikal lainnya. (Baca: Popularitas Partainya Erdogan Merosot karena Covid-19 dan Tekanan Ekonomi )

Mereka kemudian diberangkatkan ke berbagai lokasi. Sebanyak 40 personel di antaranya dikirim ke istana Presiden Recep Tayyip Erdogan dan ditugaskan untuk melindunginya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Turki Kirim Kapal Perang...
Turki Kirim Kapal Perang dan Pesawat Hercules ke Pakistan, Ini 3 Bukti Keterlibatan Tanah Empat Musim
Turki Dukung Pakistan,...
Turki Dukung Pakistan, Israel Dukung India, Negara-negara Teluk Ingin Mediasi
25.000 Penduduk Kota...
25.000 Penduduk Kota Lice di Turki Nge-Fly setelah Polisi Bakar 20 Ton Ganja
Intelijen Turki Gagalkan...
Intelijen Turki Gagalkan Serangan Bom Pager Kedua di Lebanon
5 Presiden di Dunia...
5 Presiden di Dunia yang Dulunya Jenderal Militer, Salah Satunya Prabowo Subianto
Trump Incar Bantuan...
Trump Incar Bantuan Erdogan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Dedi Mulyadi Tak Ingin...
Dedi Mulyadi Tak Ingin Terburu-buru Kebijakan Pendidikan di Barak Militer Diberlakukan Nasional
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Apple Siap Integrasikan...
Apple Siap Integrasikan AI ke dalam Website Safari
Barcelona vs Real Madrid:...
Barcelona vs Real Madrid: Skor 4-3, Blaugrana Dekati Juara Liga Spanyol!
Hal yang Perlu Diperhatikan...
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Beli Vespa Matic Bekas
Berita Terkini
Israel Dukung Penuh...
Israel Dukung Penuh India dalam Perang Melawan Pakistan, Ini 5 Alasannya
267 Paus yang Pernah...
267 Paus yang Pernah Memimpin Gereja Katolik
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Ini Bukti Militer Pakistan...
Ini Bukti Militer Pakistan Dicintai Rakyatnya, Pengusaha Ini Sumbang Rp2,9 Miliar
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Infografis
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved