Gereja Inggris: Orang Lajang Harus Dihormati, Yesus Juga Lajang
loading...
A
A
A
LONDON - Orang lajang harus dihormati dan tidak boleh dilihat lebih rendah daripada orang berpasangan. Demikian seruan Gereja Inggris dalam laporan baru setebal 200 halaman berjudul "Love Matters".
Lagipula, lanjut laporan itu, Yesus juga lajang.
Laporan tersebut, yang diterbitkan hari Rabu oleh Komisi Gereja untuk Keluarga dan Rumah Tangga, mendesak orang-orang untuk menghormati kelajangan dan rumah tangga orang lajang—dan terbuka untuk menata ulang masyarakat yang memungkinkan setiap orang untuk berkembang, termasuk yang tidak bermitra.
“Komisi sangat percaya bahwa orang lajang harus dihargai di hati masyarakat kita,” bunyi laporan itu, seperti dikutip Washington Post, Sabtu (29/4/2023).
“Kelajangan Yesus sendiri harus memastikan bahwa Gereja Inggris merayakan kelajangan dan tidak menganggapnya lebih rendah daripada hidup dalam hubungan berpasangan.”
Komisi tersebut dibentuk oleh Uskup Agung Canterbury dan York.
Laporan tersebut mencatat bahwa semakin banyak orang dalam masyarakat tidak menjalin hubungan atau tinggal dengan kerabat—dan bahwa kelajangan bisa menjadi pilihan yang disengaja.
Seorang individu, sambung laporan tersebut, mungkin tidak menjalin hubungan karena berbagai alasan. "Terkadang pasangan yang tepat belum ditemukan, dan terkadang perpisahan, perceraian, atau kematian mengakibatkan hilangnya pasangan,” katanya.
Para pemimpin gereja tersebut tampaknya melihat melalui lensa yang lebih modern dalam hal ajaran agama tradisional, hubungan, dan konstruksi keluarga.
Gereja Inggris telah lama mengajarkan bahwa pernikahan adalah anugerah dari Tuhan—dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan dan membesarkan anak-anak dalam iman Kristen.
Pada tahun 2019, pedoman dari gereja mencatat bahwa seks di luar nikah “dianggap gagal memenuhi tujuan Tuhan bagi manusia” dan bahwa bagi orang Kristen, pernikahan—itu adalah persatuan seumur hidup antara pria dan wanita, yang dikontrak dengan membuat sumpah—tetap menjadi konteks yang tepat untuk aktivitas seksual.
Laporan hari Rabu mencatat bahwa lajang tidak selalu berarti selibat, meskipun ini adalah pilihan yang dibuat oleh beberapa orang lajang dalam komunitas agama.
Jumlah orang yang tinggal sendiri di Inggris terus meningkat. Menurut Kantor Statistik Nasional, Inggris menyaksikan peningkatan 8,3 persen orang yang hidup sendiri selama dekade hingga 2021.
Menurut data itu, rumah tangga satu orang berkisar dari hampir 26 persen dari total di London hingga 36 persen di Skotlandia.
Di Amerika Serikat (AS), 29 persen rumah tangga hanya terdiri dari satu orang, menurut data Biro Sensus AS.
Hampir 38 juta orang tinggal sendiri di Amerika Serikat, biro menyimpulkan tahun lalu, naik dari 37 juta rumah tangga satu orang pada tahun 2021.
Lagipula, lanjut laporan itu, Yesus juga lajang.
Laporan tersebut, yang diterbitkan hari Rabu oleh Komisi Gereja untuk Keluarga dan Rumah Tangga, mendesak orang-orang untuk menghormati kelajangan dan rumah tangga orang lajang—dan terbuka untuk menata ulang masyarakat yang memungkinkan setiap orang untuk berkembang, termasuk yang tidak bermitra.
“Komisi sangat percaya bahwa orang lajang harus dihargai di hati masyarakat kita,” bunyi laporan itu, seperti dikutip Washington Post, Sabtu (29/4/2023).
“Kelajangan Yesus sendiri harus memastikan bahwa Gereja Inggris merayakan kelajangan dan tidak menganggapnya lebih rendah daripada hidup dalam hubungan berpasangan.”
Komisi tersebut dibentuk oleh Uskup Agung Canterbury dan York.
Laporan tersebut mencatat bahwa semakin banyak orang dalam masyarakat tidak menjalin hubungan atau tinggal dengan kerabat—dan bahwa kelajangan bisa menjadi pilihan yang disengaja.
Seorang individu, sambung laporan tersebut, mungkin tidak menjalin hubungan karena berbagai alasan. "Terkadang pasangan yang tepat belum ditemukan, dan terkadang perpisahan, perceraian, atau kematian mengakibatkan hilangnya pasangan,” katanya.
Para pemimpin gereja tersebut tampaknya melihat melalui lensa yang lebih modern dalam hal ajaran agama tradisional, hubungan, dan konstruksi keluarga.
Gereja Inggris telah lama mengajarkan bahwa pernikahan adalah anugerah dari Tuhan—dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan dan membesarkan anak-anak dalam iman Kristen.
Pada tahun 2019, pedoman dari gereja mencatat bahwa seks di luar nikah “dianggap gagal memenuhi tujuan Tuhan bagi manusia” dan bahwa bagi orang Kristen, pernikahan—itu adalah persatuan seumur hidup antara pria dan wanita, yang dikontrak dengan membuat sumpah—tetap menjadi konteks yang tepat untuk aktivitas seksual.
Laporan hari Rabu mencatat bahwa lajang tidak selalu berarti selibat, meskipun ini adalah pilihan yang dibuat oleh beberapa orang lajang dalam komunitas agama.
Jumlah orang yang tinggal sendiri di Inggris terus meningkat. Menurut Kantor Statistik Nasional, Inggris menyaksikan peningkatan 8,3 persen orang yang hidup sendiri selama dekade hingga 2021.
Menurut data itu, rumah tangga satu orang berkisar dari hampir 26 persen dari total di London hingga 36 persen di Skotlandia.
Di Amerika Serikat (AS), 29 persen rumah tangga hanya terdiri dari satu orang, menurut data Biro Sensus AS.
Hampir 38 juta orang tinggal sendiri di Amerika Serikat, biro menyimpulkan tahun lalu, naik dari 37 juta rumah tangga satu orang pada tahun 2021.
(mas)