Sekjen NATO: Ukraina Sudah Terima 98% dari Kendaraan Tempur yang Dijanjikan

Jum'at, 28 April 2023 - 13:20 WIB
loading...
Sekjen NATO: Ukraina...
NATO umumkan Ukraina sudah menerima 98 persen dari kendaraan tempur yang dijanjikan aliansi dan negara-negara mitra. Foto/REUTERS/Yevhen Titov
A A A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan Ukraina sudah sudah menerima 98 persen dari kendaraan tempur yang dijanjikan sekutu aliansi dan negara-negara mitra.

Stoltenberg merinci ada 1.550 kendaraan lapis baja dan 230 tank tempur yang sudah diberikan kepada Kiev untuk membentuk unit dan membantunya merebut kembali wilayah dari pasukan Rusia .

Komentar bos NATO itu disampaikan hari Kamis ketika Ukraina bersiap meluncurkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

“Secara total, kami telah melatih dan memperlengkapi lebih dari sembilan brigade lapis baja baru Ukraina. Ini akan menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat untuk terus merebut kembali wilayah yang diduduki,” kata Stoltenberg dalam konferensi pers di Brussels hari Kamis.

Lebih dari 30.000 tentara Ukraina diperkirakan membentuk brigade baru. Sekutu Ukraina juga telah mengirimkan amunisi dalam jumlah besar dan beberapa negara mitra NATO, seperti Swedia dan Australia, juga telah menyediakan kendaraan lapis baja.



Tak hanya itu, negara-negara anggota NATO juga telah memberikan sistem anti-pesawat dan artileri. Bahkan, Polandia dan Republik Ceko telah memberikan pesawat MiG-29 buatan Soviet.

Stoltenberg menekankan dukungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina, tapi dia memperingatkan bahwa NATO tidak boleh meremehkan Rusia.

"Moskow memobilisasi lebih banyak pasukan darat dan bersedia mengirim ribuan pasukan dengan tingkat korban yang sangat tinggi," katanya.

"Dalam menghadapi apa yang tampaknya menjadi konflik yang berkepanjangan, negara-negara NATO harus tetap berada di jalur dan terus memberikan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk menang," imbuh kepala aliansi militer pimpinan Amerika Serikat tersebut.

Stoltenberg mengatakan bahwa KTT NATO pada Juli di Lituania akan menetapkan rencana untuk program dukungan multi-tahun untuk Ukraina.

“Ini akan menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat untuk terus merebut kembali wilayah yang diduduki,” kata Stoltenberg.

Komentarnya muncul sehari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia dan pemimpin China Xi Jinping melakukan panggilan telepon "panjang dan bermakna" dalam kontak pertama mereka yang diketahui sejak invasi skala penuh Rusia lebih dari setahun yang lalu.

Meskipun Zelensky mengatakan dia terdorong oleh seruan Xi Jinping agar bernegosiasi dengan Rusia, dan para pejabat Barat menyambut baik langkah Xi Jinping, perkembangan tersebut belum membawa perubahan langsung dalam prospek perdamaian.

Rusia dan Ukraina berjauhan dalam hal perdamaian, dan Beijing—sambil ingin memposisikan dirinya sebagai kekuatan diplomatik global—telah menolak untuk mengkritik invasi Moskow.

Pemerintah China memandang Rusia sebagai sekutu diplomatik dalam menentang pengaruh AS dalam urusan global, dan Xi Jinping mengunjungi Moskow bulan lalu.

“Mungkin perang ini akan berakhir di meja perundingan,” kata Stoltenberg.

"[Tetapi] Ukraina-lah yang memutuskan apa syarat untuk pembicaraan dan format apa yang harus dimiliki setiap pembicaraan," imbuh dia, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (28/4/2023).

"[Bagaimanapun, setiap kemungkinan untuk negosiasi berarti mengharuskan Ukraina memiliki kekuatan militer yang diperlukan untuk mengirim pesan yang sangat jelas kepada Presiden [Rusia Vladimir] Putin bahwa dia tidak akan menang di medan perang," papar Stoltenberg.

Pekan lalu, perwakilan anggota NATO berkumpul di Ramstein di Jerman untuk pembicaraan yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat untuk meninjau sistem pertahanan dan pasokan yang menurut Ukraina dibutuhkan.

Zelenskyy telah mendesak sekutu Barat untuk mengirim pesawat tempur modern dan rudal jarak jauh untuk membantu mengusir pasukan Rusia, tetapi negara-negara NATO sejauh ini menolak untuk memasok jet tempur buatan Barat.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)