Diplomat Top UE Serukan Angkatan Laut Eropa Patroli di Selat Taiwan
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Angkatan laut Eropa harus berpatroli di Selat Taiwan yang disengketakan. Hal itu dikatakan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, menegaskan komentar sebelumnya yang menekankan betapa pentingnya Taiwan bagi Eropa.
Menulis dalam sebuah opini di Journal Du Dimanche, Borrell mengatakan, Taiwan membuatUE khawatir secara ekonomi, komersial, dan teknologi.
“Itulah mengapa saya meminta angkatan laut Eropa untuk berpatroli di Selat Taiwan untuk menunjukkan komitmen Eropa terhadap kebebasan navigasi di wilayah yang sangat penting ini,” tulisnya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (23/4/2023).
Komentar Borrell muncul setelah presiden Prancis, Emmanuel Macron, bulan ini berpendapat bahwa Eropa tidak boleh menjadi "pengikut" AS jika terjadi konflik dengan China atas Taiwan.
Komentar Macron, setelah berkunjung ke China, memicu kecaman dari beberapa politisi baik di AS maupun di dalam UE.
Sebelumnya, dalam pidato pembukaan debat tentang China di parlemen Eropa, Borrell mengatakan: “Taiwan jelas merupakan bagian dari perimeter geostrategis kami untuk menjamin perdamaian."
“Bukan hanya karena alasan moral tindakan terhadap Taiwan harus ditolak. Itu juga karena, dalam istilah ekonomi, akan sangat serius bagi kami, karena Taiwan memiliki peran strategis dalam produksi semikonduktor tercanggih,” imbuhnya.
Dua minggu lalu, China meluncurkan latihan militer selama tiga hari di sekitar Taiwan. China mensimulasikan serangan yang ditargetkan dan blokade pulau itu, sebagai tanggapan atas pertemuan antara presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dan ketua DPR AS, Kevin McCarthy.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji suatu hari akan membawa pulau itu di bawah kendalinya. Tetapi Taiwan tidak pernah dikendalikan oleh pemerintah partai Komunis di China daratan.
Menulis dalam sebuah opini di Journal Du Dimanche, Borrell mengatakan, Taiwan membuatUE khawatir secara ekonomi, komersial, dan teknologi.
“Itulah mengapa saya meminta angkatan laut Eropa untuk berpatroli di Selat Taiwan untuk menunjukkan komitmen Eropa terhadap kebebasan navigasi di wilayah yang sangat penting ini,” tulisnya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (23/4/2023).
Komentar Borrell muncul setelah presiden Prancis, Emmanuel Macron, bulan ini berpendapat bahwa Eropa tidak boleh menjadi "pengikut" AS jika terjadi konflik dengan China atas Taiwan.
Komentar Macron, setelah berkunjung ke China, memicu kecaman dari beberapa politisi baik di AS maupun di dalam UE.
Sebelumnya, dalam pidato pembukaan debat tentang China di parlemen Eropa, Borrell mengatakan: “Taiwan jelas merupakan bagian dari perimeter geostrategis kami untuk menjamin perdamaian."
“Bukan hanya karena alasan moral tindakan terhadap Taiwan harus ditolak. Itu juga karena, dalam istilah ekonomi, akan sangat serius bagi kami, karena Taiwan memiliki peran strategis dalam produksi semikonduktor tercanggih,” imbuhnya.
Dua minggu lalu, China meluncurkan latihan militer selama tiga hari di sekitar Taiwan. China mensimulasikan serangan yang ditargetkan dan blokade pulau itu, sebagai tanggapan atas pertemuan antara presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dan ketua DPR AS, Kevin McCarthy.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji suatu hari akan membawa pulau itu di bawah kendalinya. Tetapi Taiwan tidak pernah dikendalikan oleh pemerintah partai Komunis di China daratan.