Evakuasi Warga Asing dari Sudan Mulai Dilakukan

Minggu, 23 April 2023 - 09:08 WIB
loading...
Evakuasi Warga Asing...
Warga negara asing yang berhasil di evakuasi dari Sudan ke Arab Saudi disambut di Pelabuhan Laut Jeddah dengan permen dan mawar. Foto/BBC
A A A
KHARTOUM - Sekelompok warga negara asing telah dievakuasi dari Sudan , saat pertempuran antara faksi tentara yang saling bersaing berkecamuk di ibu kota Khartoum.

Arab Saudi menjadi negara pertama yang mengumumkan evakuasi warganya yang terjebak di Sudan, seminggu setelah pertempuran sengit pecah di sana.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan beberapa warga negara dari negara-negara persaudaraan dan sahabat sedang dievakuasi bersama dengan warga Saudi. Warga negara Kuwait termasuk di antara puluhan orang yang dibawa ke tempat aman tetapi tidak diketahui warga negara lain yang ikut dievakuasi seperti dikutip dari CNN, Minggu (23/4/2023).



Pengumuman itu muncul setelah Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), dua faksi yang terlibat perang, mengatakan mereka siap membantu mengevakuasi warga negara asing.

SAF dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu mengatakan bahwa pemimpinnya, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, telah setuju untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk memfasilitasi evakuasi aman warga negara asing dari negara itu sebagai tanggapan atas seruan dari sejumlah kepala negara.

“Evakuasi semua misi yang negaranya mengajukan permintaan seperti itu diperkirakan akan dimulai dalam beberapa jam mendatang, karena Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan China akan mengevakuasi diplomat dan warga negara mereka melalui udara dengan pesawat angkut militer milik angkatan bersenjata masing-masing dari Khartoum dan ini diharapkan segera dimulai,” kata SAF dalam pernyataan yang diposting di halaman Facebook-nya.



Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada CNN bahwa departemen itu mengetahui pernyataan itu dari SAF tentang evakuasi misi diplomatik.

"Kami menghubungi kedutaan kami, yang telah mengonfirmasi bahwa semua pegawai pemerintah AS telah diperhitungkan dan berada di lokasi yang aman," kata juru bicara itu.

“Mengingat bahwa militer AS telah memposisikan pasukan di dekat wilayah tersebut, kami siap untuk melakukan evakuasi bantuan militer terhadap personel pemerintah AS jika keadaan membutuhkannya,” imbuhnya.

Tidak jelas berapa banyak warga AS di Sudan. Departemen Luar Negeri tidak menyimpan jumlah resmi warga AS di negara asing dan orang Amerika tidak diharuskan mendaftar ketika mereka pergi ke luar negeri. Para pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada stafnya bahwa diperkirakan ada 16.000 warga negara Amerika di Sudan, kebanyakan dari mereka berkewarganegaraan ganda.

Pertempuran sengit pecah di Sudan Sabtu lalu antara SAF dan RSF paramiliter, yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo.

Keduanya adalah mantan sekutu tetapi ketegangan di antara mereka muncul selama negosiasi untuk mengintegrasikan RSF ke dalam militer negara tersebut sebagai bagian dari rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih dari 420 orang tewas dan 3.700 terluka dalam pertempuran itu dan di lapangan situasi kemanusiaan semakin memburuk.

PBB mengatakan semakin banyak yang melarikan diri dari daerah yang dilanda pertempuran, termasuk Khartoum.

"Hingga 20.000 pengungsi telah tiba di negara tetangga Chad," kata PBB.

Pada hari Sabtu, bentrokan baru antara kedua kelompok tersebut menghancurkan gencatan senjata tiga hari yang diumumkan untuk hari raya Idulfitri.



Pertempuran dilaporkan terjadi di Khartoum pada hari Sabtu, dengan saksi mengatakan kepada CNN bahwa bentrokan sengit terjadi di sekitar istana presiden dan suara ledakan serta pesawat tempur yang terbang di atas kepala terdengar.

Dagalo mengatakan dia berbicara dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna pada hari Sabtu dan mereka membahas situasi saat ini, alasan yang menyebabkan memperburuk situasi dan kemungkinan membuka koridor evakuasi.

Juga pada hari Sabtu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memimpin pertemuan darurat untuk membahas situasi tersebut.

CNN telah mengetahui bahwa upaya evakuasi Inggris tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi juru bicara pemerintah mengatakan kepada CNN bahwa mereka melakukan "segala kemungkinan" untuk mendukung warga negara Inggris.

Seorang juru bicara Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa diperkirakan 1.500 warga negara dari berbagai negara Uni Eropa saat ini berada di Sudan.

“Mereka menghadapi situasi yang sangat sulit dan keselamatan mereka adalah prioritas. Kami mendesak kedua belah pihak (Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat) untuk menghentikan pertempuran dan memungkinkan perjalanan yang aman ke luar negeri,” kata juru bicara itu, menambahkan UE bekerja dengan negara-negara anggota untuk menemukan solusi dan mengeluarkan orang-orang ini dari negara.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1944 seconds (0.1#10.140)