Kisah AS Nyaris Mengebom Nuklir Korut atas Perintah Presiden yang Mabuk

Kamis, 20 April 2023 - 06:38 WIB
loading...
Kisah AS Nyaris Mengebom...
Korea Utara pernah hampir dibom nuklir Amerika Serikat karena menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika. Ironisnya, serangan nuklir yang dibatalkan saat itu diperintahkan presiden yang sedang mabuk, Richard Nixon. Foto/National Interest
A A A
WASHINGTON - Korea Utara (Korut) nyaris menjadi negara kedua di dunia yang dibom nuklir Amerika Serikat (AS) setelah Jepang. Itu terjadi tahun 1969, dan ironisnya itu diperintahkan oleh presiden Amerika yang mabuk minuman keras pada saat itu; Richard Nixon.

Pada 1960-an, pemimpin Korut Kim Jong-il membuat negaranya—yang dijuluki Barat sebagai "Hermit Kingdom"—muncul sebagai kekuatan komunis yang memprovokasi Washington.

Pemerintah Kim Jong-il begitu berani karena dilindungi Uni Soviet dari "intervensi" AS.

Sebaliknya, Nixon, yang menjadi presiden baru Amerika melalui pemilu, mengubah cara negara-negara Komunis berinteraksi dengan Amerika Serikat dalam urusan geopolitik. Nixon, seorang warrior dingin anti-Komunis yang gigih, memprovokasi kekuatan besar Komunis dan mempermainkan mereka satu sama lain.



Perjalanannya yang terkenal pada tahun 1972 ke China dan pencairan berikutnya dalam hubungannya dengan Uni Soviet adalah bukti bahwa teori "triangulasi" Nixon memang pantas.

Namun pada bulan April 1969, hanya beberapa bulan setelah pemerintahan Nixon pertama, kecerdasan internasionalis Nixon masih belum terbukti. Saat itulah Korea Utara menembak jatuh pesawat mata-mata EC-121 di atas Laut Jepang. Nixon sangat marah.

Sebuah laporan pada Juli 2010 di NPR menampilkan komentar dari Bruce Charles, seorang pilot Angkatan Udara yang berbasis di Kunsan, Korea Selatan, pada saat itu. Dia ingat disiagakan untuk melaksanakan bagiannya dari SIOP—Rencana Operasional Terpadu Tunggal—rencana serangan nuklir AS untuk perang dengan Komunis.

Charles disiagakan untuk menjatuhkan bom nuklir 330 kiloton di lapangan terbang Korea Utara.

Entah kenapa, akhirnya perintah untuk mundur diberikan, dan Charles kembali ke tugas rutinnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)