Bentrokan Bersenjata Berlanjut di Sudan, Ancam Kesepakatan Gencatan Senjata

Rabu, 19 April 2023 - 01:51 WIB
loading...
Bentrokan Bersenjata...
Bentrokan bersenjata berlanjut di Sudan, ancam kesepakatan gencatan senjata. Foto/BBC
A A A
KHARTOUM - Kesepakatan gencatan senjata selama 24 jam yang disepakati dua faksi yang bertikai di Sudan terancam karena bentrokan terus berlanjut di Ibu Kota Khartoum.

Dikutip dari Al Arabiya, Rabu (19/4/2023), suara tembakan senjata berat menjadi latar belakang siaran langsung saluran berita televisi Arab. Penduduk mengatakan kepada Reuters bahwa baku tembak belum berhenti, dengan satu mengatakan mereka telah mendengar serangan udara dilakukan di Omdurman, sister city Khartoum di seberang tepi sungai Nil.

Pertempuran tampaknya mereda mendekati tenggat waktu gencatan senjata, yang bertepatan dengan waku berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan, tetapi tembakan senjata berat bergema di sekitar wilayah ibu kota setelah pukul 6 sore.

Seorang reporter Reuters di Khartoum mengatakan dia mendengar tank menembak setelah gencatan senjata akan dimulai.

Sumber penembakan tidak jelas, meskipun RSF menuduh militer melanggar gencatan senjata dalam waktu 15 menit sejak diberlakukan.



Tentara Sudan mengatakan dua komandan yang saling bersaing sepakati gencatan senjata selama 24 jam mulai Selasa (18/4/2023) malam.

"Gencatan senjata akan dimulai pukul 18.00 dan tidak akan melampaui 24 jam yang disepakati," kata Jenderal Angkatan Darat Shams el-Din Kabbashi.

Itu terjadi menyusul seruan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke masing-masing pihak setelah pertempuran sengit di Khartoum yang menyebabkan tembakan dilepaskan ke konvoi diplomatik AS.

Berbicara di Jepang, Blinken mengatakan dia telah menelepon pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, dan panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, meminta gencatan senjata 24 jam untuk memungkinkan orang Sudan bersatu kembali dengan aman dengan keluarga dan memberi mereka bantuan.

Sebelumnya pada hari itu suara pesawat tempur dan ledakan menggema di seluruh Khartoum. Penduduk di kota tetangga Omdurman dan Bahri melaporkan serangan udara yang mengguncang bangunan dan tembakan antipesawat. Pertempuran juga berkecamuk di bagian barat negara itu, kata PBB.



Dalam sebuah video yang diverifikasi oleh Reuters, pejuang RSF terlihat di dalam bagian markas tentara di Khartoum. Para pejuang tampaknya tidak menguasai lokasi yang luas itu, kata seorang wartawan Reuters di ibu kota.

Konflik antara pemimpin militer Sudan dan wakilnya pecah empat hari lalu, memicu apa yang digambarkan oleh PBB sebagai bencana kemanusiaan, termasuk hampir runtuhnya sistem kesehatan. Setidaknya 185 orang tewas dalam pertempuran di seluruh negeri.

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta militer tahun 2021 dan penggulingan presiden otokratis veteran Omar Bashir tahun 2019 selama protes massal. Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, adalah wakil Burhan di dewan penguasa.

Perebutan kekuasaan mereka telah menggagalkan rencana yang didukung secara internasional untuk beralih ke pemerintahan demokratis sipil setelah puluhan tahun otokrasi dan kontrol militer di Sudan, yang berada di persimpangan strategis antara Mesir, Arab Saudi, Ethiopia, dan wilayah Sahel Afrika yang bergejolak.

Kecuali dikendalikan, kekerasan juga berisiko menarik aktor dari lingkungan Sudan yang telah mendukung faksi yang berbeda, dan dapat memperebutkan pengaruh regional antara Rusia dan Amerika Serikat.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2377 seconds (0.1#10.140)