Daftar Isi Bocoran Dokumen WikiLeaks yang Sempat Menggemparkan Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Belakangan ini, publik internasional tengah digemparkan dengan bocornya dokumen rahasia milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang lebih dikenal dengan dokumen Pentagon.
Dalam dokumen itu, terungkap berbagai fakta mengejutkan dan sangat serius, terutama menyoal perang Rusia dan Ukraina yang sudah terjadi lebih dari setahun.
Beberapa negara seperti Ukraina, Rusia, China, Iran, Korea Selatan, dan Mesir turut dibicarakan dalam dokumen yang bocor itu.
Menyusul bocornya dokumen Pentagon, pemerintah menyatakan bahwa keamanan nasional AS sudah pasti akan terancam. Pihak Departemen Kehakiman langsung menggelar investigasi dan mengusut kasus kebocoran ini.
Selain itu, terlibat pula pejabat dari Gedung Putih dan Pentagon dalam pengusutan tersebut. Kementerian Luar Negeri China juga menuntut penjelasan AS atas apa yang sudah terjadi.
China menuding adanya keterlibatan mendalam AS dalam krisis di Ukraina.
Fenomena kebocoran dokumen Pentagon itu mengingatkan publik dengan kasus serupa tahun 2015, ketika dokumen WikiLeaks bocor. WikiLeaks sendiri merupakan laman internet yang mempublikasikan rahasia AS.
Melansir DW, mulai tahun 2006 terdapat laman internet yang berfungsi mengumpulkan berbagai materi informasi rahasia.
Pengkategorian dokumen rahasia itu dilakukan langsung oleh pemerintah, perusahaan, dan pihak lain yang melakukan publikasi. Laman tersebutlah yang kemudian dikenal dengan WikiLeaks.
Pada Juni 2015 WikiLeaks merilis dokumen rahasia yang disinyalir berasal dari diplomat Arab Saudi. Di sana diketahui fakta bahwa Iran mengirim peralatan nuklir ke Sudan pada tahun 2012.
Kontainer asal Iran tiba di Sudan dan membawa peralatan teknis sensitif dalam bentuk sentrifugal guna memperkaya uranium. Sementara itu, pengiriman keduanya akan tiba di bulan Juni 2015.
Bocoran informasi tersebut terkuak setelah 60 ribu file rahasia, yang disebut berasal dari Kedubes (Kedutaan Besar) Arab Saudi di banyak negara, dirilis oleh Wikileaks pada pekan sebelumnya.
Dokumen lain yang juga dibocorkan WikiLeaks bergulir pada Oktober 2015. Kali ini, CIA atau intelijen AS yang menjadi sasarannya.
Dokumen rahasia itu diklaim berasal dari akun surel (surat elektronik/email) Direktur CIA John Brennan. Di dalamnya terdapat fakta mengenai kejelekan CIA dan kebijakan AS terhadap negara-negara lain.
WikiLeaks menyebut “aib” kerja CIA di Afghanistan dan beragam aksi penyiksaan agennya kepada para tahanan. Seorang pelajar SMA dikabarkan sebagai pihak yang berada di balik kebocoran itu. Ia berhasil membajak surel pribadi Brennan dan menguras informasinya.
Masih di tahun yang sama, masyarakat dunia dikagetkan dengan bocornya 170 ribu surel dan sekitar 20 ribu dokumen dari Sony Pictures, yang dipublikasikan WikiLeaks.
Perusahaan raksasa di bidang hiburan dan film itu diretas usai merilis film The Interview, yang terkesan memojokkan Korea Utara.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa beberapa pemerannya seperti Amy Adams dan Jennifer Lawrence menerima bayaran yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan aktor pria.
Kembali mundur pada tahun 2010, WikiLeaks merilis sebuah video yang menunjukkan adanya pembunuhan warga sipil di Baghdad, Irak.
Dalam yang berasal dari helikopter milik AS itu, terdengar suara di transmisi yang mendorong pilot untuk melakukan sebuah tindakan.
Orang-orang di sekitar jalan di Baghdad lantas ditembaki dari atas helikopter. Tak berselang lama, terlihat sebuah mobil van yang datang untuk menjemput para korban. Sayangnya, mobil itu juga turut dihujani peluru.
Dalam dokumen itu, terungkap berbagai fakta mengejutkan dan sangat serius, terutama menyoal perang Rusia dan Ukraina yang sudah terjadi lebih dari setahun.
Beberapa negara seperti Ukraina, Rusia, China, Iran, Korea Selatan, dan Mesir turut dibicarakan dalam dokumen yang bocor itu.
Menyusul bocornya dokumen Pentagon, pemerintah menyatakan bahwa keamanan nasional AS sudah pasti akan terancam. Pihak Departemen Kehakiman langsung menggelar investigasi dan mengusut kasus kebocoran ini.
Selain itu, terlibat pula pejabat dari Gedung Putih dan Pentagon dalam pengusutan tersebut. Kementerian Luar Negeri China juga menuntut penjelasan AS atas apa yang sudah terjadi.
China menuding adanya keterlibatan mendalam AS dalam krisis di Ukraina.
Fenomena kebocoran dokumen Pentagon itu mengingatkan publik dengan kasus serupa tahun 2015, ketika dokumen WikiLeaks bocor. WikiLeaks sendiri merupakan laman internet yang mempublikasikan rahasia AS.
Melansir DW, mulai tahun 2006 terdapat laman internet yang berfungsi mengumpulkan berbagai materi informasi rahasia.
Pengkategorian dokumen rahasia itu dilakukan langsung oleh pemerintah, perusahaan, dan pihak lain yang melakukan publikasi. Laman tersebutlah yang kemudian dikenal dengan WikiLeaks.
Pada Juni 2015 WikiLeaks merilis dokumen rahasia yang disinyalir berasal dari diplomat Arab Saudi. Di sana diketahui fakta bahwa Iran mengirim peralatan nuklir ke Sudan pada tahun 2012.
Kontainer asal Iran tiba di Sudan dan membawa peralatan teknis sensitif dalam bentuk sentrifugal guna memperkaya uranium. Sementara itu, pengiriman keduanya akan tiba di bulan Juni 2015.
Bocoran informasi tersebut terkuak setelah 60 ribu file rahasia, yang disebut berasal dari Kedubes (Kedutaan Besar) Arab Saudi di banyak negara, dirilis oleh Wikileaks pada pekan sebelumnya.
Dokumen lain yang juga dibocorkan WikiLeaks bergulir pada Oktober 2015. Kali ini, CIA atau intelijen AS yang menjadi sasarannya.
Dokumen rahasia itu diklaim berasal dari akun surel (surat elektronik/email) Direktur CIA John Brennan. Di dalamnya terdapat fakta mengenai kejelekan CIA dan kebijakan AS terhadap negara-negara lain.
WikiLeaks menyebut “aib” kerja CIA di Afghanistan dan beragam aksi penyiksaan agennya kepada para tahanan. Seorang pelajar SMA dikabarkan sebagai pihak yang berada di balik kebocoran itu. Ia berhasil membajak surel pribadi Brennan dan menguras informasinya.
Masih di tahun yang sama, masyarakat dunia dikagetkan dengan bocornya 170 ribu surel dan sekitar 20 ribu dokumen dari Sony Pictures, yang dipublikasikan WikiLeaks.
Perusahaan raksasa di bidang hiburan dan film itu diretas usai merilis film The Interview, yang terkesan memojokkan Korea Utara.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa beberapa pemerannya seperti Amy Adams dan Jennifer Lawrence menerima bayaran yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan aktor pria.
Kembali mundur pada tahun 2010, WikiLeaks merilis sebuah video yang menunjukkan adanya pembunuhan warga sipil di Baghdad, Irak.
Dalam yang berasal dari helikopter milik AS itu, terdengar suara di transmisi yang mendorong pilot untuk melakukan sebuah tindakan.
Orang-orang di sekitar jalan di Baghdad lantas ditembaki dari atas helikopter. Tak berselang lama, terlihat sebuah mobil van yang datang untuk menjemput para korban. Sayangnya, mobil itu juga turut dihujani peluru.
(sya)