23 Tentara AS di Suriah Menderita Cedera Otak Traumatis

Minggu, 16 April 2023 - 15:45 WIB
loading...
23 Tentara AS di Suriah Menderita Cedera Otak Traumatis
23 Tentara AS di Suriah Menderita Cedera Otak Traumatis. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Setidaknya 23 tentara Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Suriah menderita cedera otak traumatis selama dua serangan pada bulan Maret oleh militan yang didukung Iran. Hal itu diungkapkan Komando Pusat AS yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah.

"Kami telah mengidentifikasi 11 kasus tambahan Cedera Otak Traumatis ringan dari serangan 23 dan 24 Maret di Suriah timur," sebut pernyataan Komando Pusat AS, seperti dikutip dari Reuters.



“Dua puluh tiga orang terluka dan dinilai sebagai kasus mTBI. Tim medis kami terus menilai dan mengevaluasi pasukan kami untuk indikasi mTBI,” lanjut pernyataan itu.

Dilaporkan pula, 25 tentara AS terluka akibat serangan dan serangan balik di Suriah, yang juga menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai lainnya. Pentagon memperkirakan 8 gerilyawan tewas dalam serangan udara balasan AS terhadap dua fasilitas terkait Iran di Suriah.

Ini bukan pertama kalinya pasukan AS di wilayah tersebut didiagnosis mengalami cedera otak akibat serangan. Pada tahun 2020, lebih dari 100 tentara AS didiagnosis dengan cedera otak traumatis yang berasal dari serangan rudal oleh Iran terhadap sebuah pangkalan di Irak.

Secara terpisah, seorang warga negara AS yang mengatakan, dia disiksa dalam tahanan Suriah telah mengajukan gugatan terhadap pemerintah Presiden Bashar Assad di Washington, meminta pertanggungjawaban pada saat Damaskus berdamai di wilayah tersebut.



Obada Mzaik, yang lahir di Ohio dan juga memegang kewarganegaraan Suriah, mengatakan dia berharap untuk melihat keluarga ketika dia ditahan saat tiba di bandara Damaskus pada Januari 2012, hampir setahun setelah perang saudara yang brutal.

Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal di Washington, Mzaik mengatakan dia dibawa ke sel ruang bawah tanah yang menampung sekitar 10 orang lainnya, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang mengatakan dia telah disiksa selama lebih dari 80 hari.

Mzaik, yang pernah menjadi mahasiswa di Suriah ketika protes pecah terhadap Assad, “dipukuli secara brutal dan sistematis, dicambuk dan diancam dengan sengatan listrik,” kata gugatan itu.

“Dia ditahan dalam kondisi penahanan yang tidak manusiawi dan dipaksa menyaksikan tahanan lain disiksa, termasuk salah satu kerabatnya,” katanya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)