Bocoran Dokumen AS: Pasukan Khusus Rusia Dihancurkan oleh Perang Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Dokumen rahasia militer Amerika Serikat (AS) yang bocor menyebut pasukan khusus Rusia telah dihancurkan oleh perangnya di Ukraina . Para pejabat Amerika berspekulasi bahwa Moskow butuh dua hingga tahun untuk membentuknya kembali.
Menurut bocoran dokumen tersebut, perang telah memakan banyak korban pada pasukan khusus Moskow setelah pengerahan besar-besaran mereka ke garis depan—korban terbesar diderita pasukan komando yang terampil.
Para pejabat Amerika, lanjut dokumen itu, mengatakaan komandan Rusia terlalu bergantung pada unit operasi khusus Spetsnaz.
Cache dokumen sensitif yang bocor tersebut dikutip Washington Post dalam laporannya, Jumat (14/4/2023).
Penilaian tentang kondisi pasukan khusus Rusia itu didasarkan pada gambar satelit sebelum dan sesudah perang berlangsung."Yang mengungkapkan semua kecuali satu dari lima Brigade Spetsnaz Terpisah Rusia yang kembali dari operasi tempur di Ukraina pada akhir musim panas 2022 mengalami kerugian yang signifikan," tulis Washington Post mengutip dokumen tersebut.
Meskipun dokumen tersebut tidak menyebutkan jumlah pasukan Komando Spetsnaz yang tewas dalam perang, penyadapan intelijen disebut menunjukkan bahwa Moskow kehilangan hampir seluruh brigade dengan hanya 125 personel aktif dari 900 yang dikerahkan.
Gambar-gambar dari hari-hari awal perang Ukraina menunjukkan tentara Spetsnaz tiba di Kharkiv, Mariupol, dan Donbas setelah unit senapan bermotor konvensional menghadapi kesulitan.
Dokumen-dokumen itu mengatakan korban besar di antara pasukan khusus Rusia akan memiliki efek yang bertahan lama, termasuk kemampuan untuk melatih kelompok-kelompok paramiliter, yang telah digunakan Rusia untuk memajukan kepentingannya di luar negeri.
Selain itu, penyadapan AS terhadap intelijen Rusia yang termasuk dalam dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa China menyetujui penyediaan bantuan mematikan ke Moskow dan berencana untuk menyamarkan peralatan militer sebagai barang sipil.
Menurut bocoran dokumen tersebut, perang telah memakan banyak korban pada pasukan khusus Moskow setelah pengerahan besar-besaran mereka ke garis depan—korban terbesar diderita pasukan komando yang terampil.
Para pejabat Amerika, lanjut dokumen itu, mengatakaan komandan Rusia terlalu bergantung pada unit operasi khusus Spetsnaz.
Cache dokumen sensitif yang bocor tersebut dikutip Washington Post dalam laporannya, Jumat (14/4/2023).
Penilaian tentang kondisi pasukan khusus Rusia itu didasarkan pada gambar satelit sebelum dan sesudah perang berlangsung."Yang mengungkapkan semua kecuali satu dari lima Brigade Spetsnaz Terpisah Rusia yang kembali dari operasi tempur di Ukraina pada akhir musim panas 2022 mengalami kerugian yang signifikan," tulis Washington Post mengutip dokumen tersebut.
Meskipun dokumen tersebut tidak menyebutkan jumlah pasukan Komando Spetsnaz yang tewas dalam perang, penyadapan intelijen disebut menunjukkan bahwa Moskow kehilangan hampir seluruh brigade dengan hanya 125 personel aktif dari 900 yang dikerahkan.
Gambar-gambar dari hari-hari awal perang Ukraina menunjukkan tentara Spetsnaz tiba di Kharkiv, Mariupol, dan Donbas setelah unit senapan bermotor konvensional menghadapi kesulitan.
Dokumen-dokumen itu mengatakan korban besar di antara pasukan khusus Rusia akan memiliki efek yang bertahan lama, termasuk kemampuan untuk melatih kelompok-kelompok paramiliter, yang telah digunakan Rusia untuk memajukan kepentingannya di luar negeri.
Selain itu, penyadapan AS terhadap intelijen Rusia yang termasuk dalam dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa China menyetujui penyediaan bantuan mematikan ke Moskow dan berencana untuk menyamarkan peralatan militer sebagai barang sipil.